Bom. Pembajakan. Pembunuhan. Penculikan. Penyanderaan.

69 Kepihatinan yang besar atas realitas kemiskinan yang semakin meluas dan kesenjangan yang tinggi dalam sebuah Negara, maupun antara sedikit Negara maju dan banyak Negara berkembang dan terbelakang di Asia, Amerika latin, Timur tengah, Afrika dan bahkan Eropa serta sebagian benua Amerika lainnya, adalah kondisi yang menyuburkan pertumbuhan gerakan terorisme dan aksi-aksi mereka diberbagai belahan dunia. Sehingga walaupun munculnya gerakan dan aksi-aksi terorisme yang dilancarkan tidak selalu tepat dalam waktu yang bersamaan atau serentak, namun tingkat keprihatinan yang sama atas realitas kemiskinan dan kesenjangan sosial disekitarnya, maupun atas sistem dunia yang terus berlangsung telah menyebabkan mudah berkembangnya gerakan dan aksi- aksi terorisme di suatu Negara, kawasan dan dunia secara lebih luas. Dengan kata lain, ketidakadilan sosial dan ekonomis secara akumulatif akan menjadi lahan yang subur bagi terciptanya radikalisme dan terorisme.

3.1.5 Cara Kerja Terorisme Secara Umum

Cara kerja aksi terorisme secara umum dapat dilihat sebagai berikut:

1. Bom.

Taktik yang sering digunakan oleh kelompok teroris adalah pengeboman. Dalam dekade terakhir ini tercatat 67 dari aksi teror yang dilaksanakan berhubungan dengan bom.

2. Pembajakan.

Pembajakan sa-ngat populer dilancarkan oleh kelompok teroris selama periode 1960-1970. Pembajakan terhadap kendaraan yang membawa bahan makanan adalah taktik yang digunakan oleh kelompok Tupamaros di Uruguay untuk mendapatkan kesan Robinhood dan menghancurkan propaganda dari Universitas Sumatera Utara 70 pemerintah. Tetapi jenis pembajakan yang lebih populer saat ini adalah pembajakan pesawat terbang komersil.

3. Pembunuhan.

Pembunuhan adalah bentuk aksi teroris yang tertua dan masih digunakan hingga saat ini. Sasaran dari pembunuhan ini seringkali telah diramalkan, teroris akan mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan yang dilaksanakan. Sasaran dari pembunuhan ini biasanya adalah pejabat pemerintah, pengusaha, politisi dan aparat keamanan. Dalam 10 tahun terakhir tercatat 246 kasus pembunuhan oleh teroris di seluruh dunia. 4. Penghadangan. Penghadangan yang telah dipersiapkan jarang sekali gagal. Hal ini juga berlaku bagi operasi yang dilaksanakan oleh kelompok teroris. Aksi ini biasanya direncanakan secara seksama, dilaksanakan latihan pendahuluan dan gladi serta dilaksanakan secara tepat. Dalam bentuk operasi ini waktu dan medan berpihak kepada kelompok teroris.

5. Penculikan.

Tidak semua peng-hadangan ditujukan untuk membunuh. Dalam kasus kelompok gerilya Abu Sayaf di Filipina, penghadangan lebih ditujukan untuk menculik personil. Penculikan biasanya akan diikuti oleh tuntutan tebusan berupa uang, atau tuntutan politik lainnya.

6. Penyanderaan.

Perbedaan anta-ra penculikan dan penyanderaan dalam dunia terorismes sangat tipis. Kedua bentuk operasi ini seringkali memiliki pengertian yang sama. Penculik biasanya menahan korbannya di tempat yang tersembunyi dan Universitas Sumatera Utara 71 tuntut-annya adalah berupa materi dan uang, sedangkan penyanderaan berhadapan langsung dengan aparat dengan menahan sandera di tempat umum. Tuntutan pe-nyanderaan biasanya lebih dari sekedar materi. Biasanya tuntutan politik lebih sering dilemparkan teroris pada kasus penyanderaan ini.

7. Perampokan.