Definisi Terorisme Dasar Kebijakan Amerika dalam Memerangi Terorisme

57 beberapa negara Dunia Ketiga ke dalamnya menyebabkan timbulnya konflik Utara - Selatan. Perjuangan melawan penjajah, pergolakan rasial, konflik regional yang menarik campur tangan pihak ketiga, pergolakan dalam negeri di sekian banyak negara Dunia Ketiga, membuat dunia labil dan bergejolak. Ketidakstabilan dunia dan rasa frustasi dari banyak Negara Berkembang dalam perjuangan menuntut hak-hak yang dianggap fundamental dan sah, membuka peluang muncul dan meluasnya terorisme. Fenomena terorisme itu sendiri merupakan gejala yang relatif baru, yaitu sesudah Perang Dunia II dan meningkat sejak permulaan dasawarsa 70-an. Terorisme dan teror telah berkembang dalam sengketa idiologi, fanatisme agama, perjuangan kemerdekaan, pemberontakan, gerilya, bahkan juga oleh pemerintah sebagai cara dan sarana menegakkan kekuasaannya.

3.1.2 Definisi Terorisme

Definisi terorisme yang ada belum bisa mencakup semua pengertian yang ada dalam masyarakat dunia. Banyak lembaga, sarjana dan lain-lainnya membentuk suatu Definisi terorisme, yaitu antara lain: 1. Menurut Ezzat A Fattah : “ Terrorism comes from, which inturn comes from latin world “ terrere” meaning to Frighten.” 55 2. Menurut Walter Laqueur : “Terrorism has been defined as the substate application of violence or threatened violence intended to show panic in society, to weaken or even overthrow the incumbents, and to bring about political change. It shades on occasion into guerilla warfare although unlike guerrillas, terrorist are unable or unwilling to take or hold territory and even a substitute for war between states. Laqueur : 1996 56 3. Menurut United state code, section 2656f d di Amerika : 55 Luqman Hakim, Terorisme di Indonesia, Surakarta: FSIS, 2004., Hal. 9 56 Ibid., Hal. 10 Universitas Sumatera Utara 58 “Premeditated, politically motivated violence perpetuated against noncombatant targets, usually intended to influence an audience” 57 4. Menurut The Central Inteligence Agency CIA : “ the threat or use of violence for political purposes by individuals or groups, wheter acting for, or in opinion to esthablished governmental authority, when such actions are intended to shock or intimidate at target group wider than the immediate victims” Kerstetter: 1983 58 5. Menurut Allan Bullock: Suatu penggunaan tindakan intimidasi, kekerasan secara paksa dan sistematik untuk kepentingan politik tertentu. 59 6. Menurut Konvensi PBB 1937: Segala bentuk tindak kejahatan yang ditujukan langsung kepada Negara dengan maksud menciptakan bentuk terror terhadap orang-orang tertentu atau kelompok atau masyarakat luar. 60 7. Menurut W J S Purwadarminta: Praktek-praktek tindakan terror, penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam usaha untuk mencapai sesuatu khususnya tujuan politik. 61 8. Menurut TNI AD berdasarkan BUJUKNIK tentang antiteror 2000: Cara berpikir dan bertindak yang menggunakan teror sebagai teknik untuk mencapai tujuan. 62 9. Menurut Task Force: Terrorism as a tactic or technique by means of which act or the treat there of is use for the prime purposes of creating overwhelming fear for coersive purpose. Terorisme adalah sebagai suatu taktik atau teknik dimana suatu tindakan kejahatan atau penganiayaan digunakan terutama untuk menciptakan ketakutan yang sangat untuk tujuan yang bersifat paksaan. 63 57 Ibid., Hal. 13 58 Ibid., Hal. 14 59 Ibid 60 Ibid 61 Ibid., Hal. 16 62 Ibid., Hal. 17 63 Bintatar Sinaga, Kejahatan Terorisme, dapat dilihat dalam Jurnal Keadilan Vol.I, No.4, Edisi Oktober 2001., Hal. 16 Universitas Sumatera Utara 59

3.1.3 Bentuk-bentuk dan Pengelompokan Terorisme