Sistem Kebijakan Pertahanan Keamanan di Dalam Negara

78 menanamkan kekuasaan mutlak pada rakyat. Cara ini juga dipakai oleh organisasi teroris untuk maksud yang sama dikalangan para anggotanya. 6. Untuk menghukum yang bersalah, atau dipandang sebagai simbol sesuatu yang jahat, seperti orang-orang yang tidak setuju dengan perjuangan mereka, kerjasama dengan penguasa, bergaya hidup yang bertentangan dengan paham mereka, dan sebagainya. Tujuan-tujuan politik merupakan unsur yang sangat esensial dari terorisme, yang membedakannya dari tindakan-tindakan kekerasan kriminal lainnya atau yang dilakukan oleh orang-orang yang terganggu jiwanya. Tujuan politik yang selalu ada itu umumnya ditransformasikan ketingkat moralitas yang lebih tinggi, dengan maksud memperoleh pembenaran. Terorisme bukan merupakan suatu ideologi atau nilai-nilai tertentu dalam ajaran agama. Ia sekedar strategi, sarana atau alat untuk mencapai tujuan. Dengan kata lain tidak ada terorisme untuk terorisme kecuali mungkin karena motif-motif kegilaan. Itu sebabnya, dalam setiap aksi terorisme selalu mengandung motif-motif tertentu, seperti motif perang suci, motif politik, ekonomi, balas dendam dan motif-motif berdasarkan aliran kepercayaan tertentu. 81

3.4 Sistem Kebijakan Pertahanan Keamanan di Dalam Negara

Sudah menjadi kewajiban setiap bangsa untuk memberikan perhatian besar kepada masalah pertahanan keamanan Negara kalau hendak mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatannya dan bersedia melakukan segala upaya untuk mewujudkannya. Pertahanan Negara merupakan bagian dari segala masalah 81 Ibid Universitas Sumatera Utara 79 keamanan yang harus dihadapi dan diatasi oleh setiap bangsa khususnya Indonesia. Adalah kenyataan bahwa umat manusia makin berkembang dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kemampuan yang makin banyak itu, umat manusia makin bertambah cakap dalam menjalani kehidupan yang misterius dan makin mampu pula menciptakan kehidupan yang lebih sejahter lahir batin. Akan tetapi, menjadi kenyataan pula bahwa masalah umat manusia tetap tidak berkurang. Tetap saja bertambah seperti terjadinya masalah kriminalitas, dari mulai ukuran yang lebih besar dan canggih hingga yang paling sederhana. Bahkan kriminalitas makin membahayakan kehidupan umat manusia dengan adanya perdagangan narkoba, perdagangan manusia, dan berbagai kejahatan transnasional terorganisasi organized Crime . Terbukti bahwa segala kehebatan kemajuan sains dan teknologi tidak dapat mencegah kriminalitas yang amat mengganggu kehidupan umat manusia, apalagi mengatasi masalah keamanan yang lebih rumit dan canggih, seperti konflik antara golongan etnik, dan suku dalam tubuh bangsa. Berkembangnya ilmu pengetahuan ternyata justru mendorong menonjolnya masalah etnik dan kesukuan yang mengakibatkan konflik yang amat merugikan kehidupan masyarakat. Hal itu dirasakan bangsa Indonesia sejak tahun 1980-an. Pakar ilmu fisika Albert Einstein pernah menyurati pakar ilmu psikologi Sigmund Freud bahwa semua usaha meniadakan perang telah gagal karena manusia menyimpan didalam dirinya kesenangan membenci dan menghancurkan. Freud saetuju dengan pendapat itu dan mengatakan bahwa manusia itu seperti binatang yang memecahkan persoalan dengan penggunaan kekerasan. Freud Universitas Sumatera Utara 80 berkata bahwa manusia hanya diliputi dua insting, yaitu insting untuk tetap hidup dan mempersatukan serta insting menghancurkan dan membunuh. Karena itu, katanya lagi, tidak ada gunanya untuk mengakhiri semua kecenderungan agresif manusia. 82 Bagaimanapun kemajuan umat manusia dalam ilmu pengetahuan dan sains dan teknologi serta peradaban materiilnya, selama belum mampu mengendalikan insting menghancurkan dan membunuh, segala cita-cita luhur dan indah perdamaian dunia tetap tinggal keinginan belaka. Apalagi nafsu kebendaanmaterialisme makin besar dalam kehidupan manusia sekarang, yang juga dipicu oleh perkembangan teknologi yang juga mengakibatkan kematian dan kerugian dalam masalah keamanan seperti konflik antar etnik, antar suku dan antar umat beragama, pemberontakan di satu bangsa, kejahatan kriminal besar, dan terorisme. Dorongan untuk memperbaiki hidup membawa manusia kepada pertentangan dan konflik dengan pihak lain. Gambaran umat manusia seperti itu dihadapi setiap bangsa, termasuk bangsa Indonesia. Oleh sebab itu, bangsa Indonesia harus mengembangkan sistem pertahanan dan keamanan nasionalnya yaitu sistem yang mewujudkan situasi dan kondisi kemampuan bangsa dalam melindungi semua sistem kehidupan nasionalnya, yang didasarkan pada sistem nilai internalnya sendiri, terhadap setiap ancaman dan tantangan, baik dari dalam maupun dari luar negeri. Dengan sistem pertahanan dan keamanan nasional, bangsa Indonesia mengusahakan kehidupan yang tenteram, damai, dan teratur, agar dapat mengembangkan kesejahteraan melalaui sistem kesejahteraan nasional. 82 Sayidiman Suryohadiprojo, Si Vis Pacem Para Bellum, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2005., Hal. 4 Universitas Sumatera Utara 81 Bangsa Indonesia memiliki kewajiban untuk membangun pertahanan dan keamanan Negara dengan sebaik-baiknya. Memang, bangsa Indonesia senantiasa cinta dan mengutamakan perdamaian dalam hubungannya dengan bangsa lain. Akan tetapi bangsa Indonesia juga sangat mencintai kemerdekaan yan diperolehnya lewat perjuangan beraty serta banyak sekali menuntut pengorbanan jiwa raga, telah terbukti dalam sejarah bangsa Indonesia mengalami banyak kerawanan dan kesukaran saat pertahanan negaranya lemah. Dalam sistem politik demokrasi, kepemimpinan politik ada ditangan warga sipil. Seseorang boleh saja memiliki status bukan sipil sebelum memegang kepemimpinan politik di Indonesia, tetapi pada saat ia memegang kepemimpinan politik, ia adalah warga berstatus sipil. Sebab itu, kepemimpinan politik atas penyelenggaraan pertahanan Negara juga ada ditangan warga berstatus sipil. Agar para warga sipil yang memegang kepemimpinan politik atas pertahanan Negara dapat menjalankan fungsinya dengan baik, mereka harus betul-betul memahami seluk beluk pertahanan Negara. Tidak berbeda dengan mereka yang memegang kepemimpinan politik atas jalannya ekonomi, yang harus memahami seluk beluk ekonomi. Berbagai segi masalah keamanan nasional itu harus ditangani unsur-unsur siskamnas yang efektif guna menjamin kontinuitas kehidupan bangsa dan perjuangannya mecapai kesejahteraan dan kebahagiaan lebih tinggi. Unsur-unsur itu meliputi: 83  Sistem hukum yang sesuai dengan kehidupan bangsa Indonesia berdasrakan pancasila, yang berfungsi efektif untuk menjamin kehidupan 83 Ibid., Hal.6-8. Universitas Sumatera Utara 82 bangsa yang tata tentrem sehingga menjadi landasan efektif untuk mewujudkan kesejahteraan bangsa yang makin tinggi. Untuk itu diperlukan berfungsinya lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif.  Penegakan keamanan dan ketertiban masyarakat yang memungkinkan warga masyarkat hidup dengan tenang dan produktif serta mencegah atau menindak semua orang yang bermaksud jahat. Ini memerlukan berfungsinya pemerintahan dalam negeri secara efektif dan adanya aparat kepolisian Negara yang terorganisasi baik, terlatih dan terdidik sebagai organisasi kepolisian profesional, dan warga Negara yang hidup dengan disiplin sosial yang tinggi.  Lembaga intelijen yang terdiri atas lembaga intelijen domestik yang mengawasi dan mendeteksi secara dini setiap kemungkinan pelanggaran dan kejahatan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat serta lembaga intelijen internasional yang mengikuti dan mempelajari perkembangan internasional secara seksama.  Organisasi militer, yaitu: TNI, terdiri atas AD, AL, AU, yang secara bersama-sama merupakan kekuatan yang kompak dan harmonis. Setiap angkatan adalah gabungan kekuatan inti dengan tingkat profesionalisme yang tinggi dan kekuatan wajib militer yang merupakan representasi kehendak dan kemampuan rakyat dalam membela Negara dari serangan fisik militer dan setiap usaha yang mengancam kedaulatan negara dan bangsa.  Lembaga pengamanan kebudayaan yang secara seksama dan kontinu mengikuti perkembangan internasional dan mendeteksi serta melawan Universitas Sumatera Utara 83 setiap serangan, tantangan dan gangguan yang bersifat non fisik yang dapat membahayakan kelangsungan kehidupan berdasarkan pancasila.  Lembaga melawan bahaya narkoba yang secara intensif dan kontinu mengawasi perdagangan dan penggunaan narkoba serta mengambil tindakan tepat untuk melawannya.  Lembaga melawan terorisme nasional dan internasional yang secara intensif dan kontinu megawasi dan mendeteksi kemungkinan dan kenyataan adanya gerakan terorisme yang membahayakan keselamatan masyarakat serta menindaknya secara efektif dengan mengerahkan kekuatan yang tepat.  Dewan keamanan nasional sebagai lembaga yang membantu presiden dalam memimpin penyelenggaraan sistem keamanan nasional. Universitas Sumatera Utara 84 BAB IV UPAYA INDONESIA MENGATASI AKSI TERORISME

4.1 Konvensi Internasional Tentang Terorisme yang Telah Diratifikasi Oleh