Manfaat Penelitian Teknik Pengumpulan Data Hipotesa Sistematika Penulisan

21 1. Untuk menambah wawasan mahasiswa dalam bidang politik, khususnya mengenai Hubungan Internasional serta bidang Politik dan Keamanan.

1.5 Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ada tiga jenis manfaat penelitian yaitu : 1. Manfaat bagi Penulis Manfaat penelitian ini bagi penulis dapat menambah wawasan dan pengalaman berharga dalam kapasitas kemampuan, dan kontribusi penulis untuk melihat bagaimana sebenarnya permasalahan di Luar Negeri dapat mempengaruhi kebijakan dalam Negeri. Penelitian ini juga bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan dalam menulis karya ilmiah khususnya di Bidang Politik dan Keamanan serta Hubungan Internasional. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini adalah agar hasil penelitian ini menjadi sebuah sumbangan yang berguna bagi Pemerintah Indonesia, Lembagainstitusi seperti : Departemen Pertahanan dan Keamanan, POLRI, TNI, serta Masyarakat sebagai Warga Negara. 3. Manfaat akademis Manfaat akademis dari penelitian ini adalah untuk memperkaya penelitian di bidang Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dalam Hubungan Internasional khususnya di bidang penyelesaian masalah yang menjadi isu internasional serta Politik dan Keamanan. Universitas Sumatera Utara 22

1.6 Kerangka Dasar Pemikiran

Sebelum membahas tentang konsep yang dipergunakan, maka penulis mendefinisikan hal-hal yang terkait pada penelitian ini. Suatu konsep adalah abstraksi, dimana konsep adalah: sepatah kata yang menyatakan kesamaan- kesamaan diantara peristiwa-peristiwa dan situasi yang diamati dan membedakan fenomena dari peristiwa dan situasi lain. 19 Selain itu konsep dapat juga diartikan sebagai penggambaran hal-hal atau gagasan atau gejala sosial yang dinyatakan dalam bentuk istilah atau kata.

1.6.1 Dampak

Dampak merupakan pengaruh dari sesuatu yang menimbulkan akibat KBBI: 179

1.6.2 Tragedi

Tragedi merupakan peristiwa yang menyedihkan, sandiwara sedih KBBI: 669. Tragedi 11 september 2001 merupakan peristiwa pembajakan empat pesawat milik penerbangan Amerika serikat yang mengakibatkan runtuhnya World Trade Center dan gedung The Pentagon. Peristiwa yang menyedihkan ini telah membuka mata masyarakat dunia bahwa kejadian ini merupakan tragedi terburuk sepanjang masa pasca PD II. 20

1.6.3 Kebijakan Pertahanan Keamanan

Kebijakan merupakan kebijaksanaan, kepandaian, kemahiran, rangkaian konsep pokok dan azas yang menjadi garis besar dalam pelaksaan suatu pekerjaan 19 Komaruddin Sastradipoera, Mencari Makna Dibalik Penulisan Skripsi,Thesis, dan Disertasi, Bandung: Kappa Sigma, 2005., Hal. 248. 20 Marta Steele, 911 The Will Toward Survival, dapat diakses di: http:www.legitgov.org essay steele conspiracy20 theory 911.htm ftn6,2003, diakses tanggal: 30 September 2007 Universitas Sumatera Utara 23 atau konsep dasar yang menjadi pedoman dalam melaksanakan suatu kepemimpinan dan cara bertindak tentang berorganisasi,pemerintah,dan sebagainya KBBI : 124 atau dengan kata lain dapat juga diartikan sebagai Kumpulan keputusan yang diambil seseorang atau kelompok politik dalam rangka memilih tujuan dan cara untuk mencapai tujuan tersebut.Menurut teori Kebijakan Publik, Pemerintah membuat keputusan yang ditujukan kepada masyarakat luas sebagai bentuk dari penerimaan usulan aspirasi mereka untuk dilaksanakan demi kepentingan orang banyak. Maka penggunaan kebijakan tersebut memiliki berbagai macam keragaman hubungan dan fungsi yaitu :

1. Kebijakan pertahanan

Didalam UU No.2 tahun 2002, tentang Pertahanan Negara, Pertahanan merupakan tindakan yang diambil oleh suatu Negara atau koalisi Negara untuk menentang melawan serangan politis, militer, ekonomi, sosial, psikologis dan atau teknologi. Dimana kemampuan pertahanan memperkuat penangkalan dan sebaliknya. Perwujudan dari hal ini dapat dilihat dalam berbagai macam pengertiannya yaitu: 21  Pertahanan Aktif Aktive Defence : Penggunaan angkatan bersenjata untuk melindungi kekayaan bermanfaat, termasuk kemungkinan penggunaan serangan balasan.  Pertahanan Internal Internal Defence : Seluruh usaha yang dilakukan oleh suatu pemerintah dan sekutu-sekutunya untuk melindungi masyarakatnya terhadap kegiatan-kegiatan yang bersifat revolusioner. 21 Sukrama, Bela Negara, Jakarta: Purna Bhakti Negara, 1996., Hal. 396-397. Universitas Sumatera Utara 24  Pertahanan Pasif Passive Defence : Segala tindakan yang diambil, kecuali penggunaan alat-alat Negara, untuk mengurangi sejauh mungkin akibat-akibat tindakan bermusuhan. Dalam hal ini termasuk penggunaan penyamaran, penyembunyian, penyebaran, konstruksi perlindungan, mobilitas dan tipu muslihat.  Pertahan sipil Civil Defence : Tindakan-tindakan pasif yang direncanakanuntuk memperkecil akibat-akibat kegiatan musuh pada semua aspek kehidupan sipil, khususnya perlindungan penduduk dan langkah- langkah darurat untuk memperbaiki atau memiliki keadaan sarana dan kemudahan-kemudahan yang vital.  Pertahanan Strategik Strategic Defence : Strategi dan kekuatan- kekuatan yang direncanakan terutama untuk melindungi suatu bangsa, kubu-kubu terdepannya dan atau sekutu-sekutunya dari bahaya perang umum. Pertahanan Strategis mengutamakan pertahanan terhadap peluru kendali yang ditembakkan baik dari darat maupun dari laut, dan pembom- pembom jarak jauh.  Pertahanan Wilayah Area Defence : Perlindungan suatu wilayah sebagai kebalikan dari pertahanan tempat-tempat tertentu dalam wilayah itu. Pertahanan wilayah sering digabungkan dengan pertahanan titik. Melalui hal ini, maka dapat dirumuskan bahwa Kebijakan Pertahanan adalah: suatu konsep dasar yang menjadi pedoman untuk tetap berada dalam kedudukan melalui pengetahuan tentang musuh, kemampuan perang musuh, mengetahui keterbatasan dan intensi musuh sangat penting untuk kebijakan ini. 22 22 Edy Prasetyo, Reformasi Intelijen Negara, Jakarta: Pacivis, 2005., Hal. 84. Universitas Sumatera Utara 25

2. Kebijakan keamanan

Didalam UU No.2 tahun 2002, pengertian dari keamanan merupakan Keadaan bebas dari ancaman dan gangguan sehingga tercipta rasa tenteram dan sejahtera. Dari pengertian ini dapat dijabarkan menjadi:  Keamanan Dalam Negeri Internal Security : Keadaan Negara yang dapat menjadi terlaksananya ketertiban dan kepastian hukum.  Keamanan Nasional National Security : Kemampuan suatu bangsa untuk melindungi nilai-nilai nasionalnya dari ancaman luar, atau dengan kata lain merupakan situasi nasional yang diharapkan bebas dari segala bentuk agresi asing, spionase, pengintaian musuh, sabotase, subversi,gangguan dan pengaruh musuh lainnya yang tercipta karena adanya tindakan pengamanan.  Keamanan Bersama: Persetujuan resmi diantara Negara-negara di dunia untuk memelihara perdamaian internasional dan menggunakan kekuatan untuk melawan agressor KBBI :36. Jadi, Kebijakan Keamanan adalah : Suatu konsep dasar yang menjadi pedoman untuk menciptakan kondisi aman,dan melindungi nilai-nilai nasional baik dari ancaman luar maupun dalam.

1.6.4 Kebijakan Pertahanan Keamanan di Indonesia

Dalam Pertahanan Keamanan di Indonesia, dapat juga disebut sebagai Pertahanan Keamanan Negara yang artinya: Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia sebagai salah satu fungsi pemerintahan Negara, yang mencakup upaya dalam bidang pertahanan yang ditunjukkan terhadap segala Universitas Sumatera Utara 26 ancaman dari Luar negeri dan upaya dalam bidang keamanan yang ditujukan terhadap ancaman dari dalam Negeri. 23 Jadi, Kebijakan pertahanan keamanan adalah : Suatu konsep dasar yang menjadi pedoman dalam usaha untuk mempertahankan kedaulatan Negara , keutuhan wilayah suatu Negara dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan Negara. 24

1.6.5 Upaya

Upaya merupakan Usaha, cara, siasat untuk mencapai maksud atau hasil tertentu KBBI: 2006.

1.6.6 Mengatasi

Proses,cara, perbuatan untuk menyelesaikan atau memusnahkan KBBI: 115

1.6.7 Terorisme

Terorisme berkembang karena fenomena globalisasi, kemajuan transportasi dan arus informasi. Selain itu terorisme dicirikan oleh dan hampir seluruhnya dengan penggunaan kekerasan. Kekerasan-kekerasan tersebut mencakup: Sandra penyandraan, pembajakan Hijack , pemboman dan penyerangan- penyerangan yang tidak mengenal sensor undiscriminated dan biasanya yang menjadi targetnya adalah masyarakat sipil.  Teror : Mengganggu dan menciptakan ketakutan kengerian, kecemasan,dsb yang dilakukan oleh orang atau golongan tertentu. 23 Undang-undang Nomor 20 Tahun 1982, Tentang Pertahanan Keamanan Di Indonesia 24 POKJA PUSLITBANG SDM Balitbang Departemen Pertahanan, Pemikiran Tentang Kebijakan Pertahanan Keamanan Indonesia 2020, dapat diakses di: http:www.google.co.id , diakses tanggal: 16 Agustus 2007. Universitas Sumatera Utara 27  Teroris : Orang atau golongan yang berbuat kejam dan menimbulkan ketakutan KBBI : 659  Terorisme merupakan : Penggunaan kekerasan untuk menciptakan ketakutan dalam usaha mencapai tujuan KBBI : 659 Beberapa defenisi Terorisme menurut para ahli: Menurut Ezzat A Fattah : “ Terrorism comes from, which inturn comes from latin world “ terrere” meaning to Frighten.” Menurut Walter Laqueur : “Terrorism has been defined as the substate application of violence or threatened violence intended to show panic in society, to weaken or even overthrow the incumbents, and to bring about political change. It shades on occasion into guerilla warfare although unlike guerrillas, terrorist are unable or unwilling to take or hold territory and even a substitute for war between states. Laqueur : 1996 Menurut United state code, section 2656f d di Amerika : “Premeditated, politically motivated violence perpetuated against noncombatant targets, usually intended to influence an audience” Menurut The Central Inteligence Agency CIA : “ the threat or use of violence for political purposes by individuals or groups, wheter acting for, or in opinion to esthablished governmental authority, when such actions are intended to shock or intimidate at target group wider than the immediate victims” Kerstetter: 1983 Dari rumusan diatas dapat diuraikan ciri-ciri daripada terorisme :

1. Penggunaan kekerasan dan ancaman kekerasan dengan tujuan tertentu

secara sistematis, atau tindakan perorangan maupun kampanye kekerasan yang dirancang untuk menciptakan ketakutan. Universitas Sumatera Utara 28

2. Menggunakan ancaman kekerasan atau melakukan kekerasan tanpa

pandang bulu, baik terhadap musuh atau sekutu, untuk mencapai tujuan- tujuan politik.

3. Sengaja menciptakan dampak psikologis atau fisik terhadap kelompok

masyarakat atau korban tertentu, dalam rangka mengubah sikap dan perilaku politik sesuai dengan maksud dan tujuan pelaku terror.

4. Meliputi kaum revolusioner, ekstrimis politik, penjahat yang bertujuan

politik dan para lunatic sejati.

5. Pelakunya dapat beroperasi sendiri ataupun sebagai anggota kelompok

yang terorganisasi, bahkan pemerintah tertentu.

6. Motifnya dapat bersifat pribadi, atau destruksi atas pemerintahan atau

kekuasaan kelompok. Sedang ambisinya dapat terbatas local seperti pengulingan rezim tertentu, dan global seperti revolusi simultan di seluruh dunia.

7. Modusnya dapat berupa penculikan untuk mendapat tebusan, pembajakan

atau pembunuhan kejam yang mungkin tidak dikehendaki oleh para pelakunya. Teroris dapat atau tidak mengharapkan terbunuhnya korban, seringkali menemukan saat untuk membunuh guna memperkuat kredibilitas ancaman, walaupun tidak di inginkan untuk membunuh korban.

8. Aksi-aksinya dirancang untuk menarik perhatian dunia atas eksistensinya,

sehingga korban dan targetnya dapat saja tidak berkaitan sama sekali dengan perjuangan para pelakunya. Universitas Sumatera Utara 29

9. Aksi-aksi terror dilakukan karena termotivasi secara politik, atau karena

keyakinan kebenaran yang melatarbelakanginya, sehingga cara-cara kekerasan ditempuh untuk mencapai tujuannya. Dengan demikian , aksi- aksi terror pada dasarnya terkategori sebagai tindakan kriminal,illegal,meresahkan masyarakat dan tidak manusiawi.

10. Kegiatan terorisme ditujukan pada suatu pemerintahan,

kelompok,kelas,atau partai politik tertentu, dengan tujuan untuk membuat kekacauan dibidang politik, ekonomi atau sosial. 25 Dalam Buku The Globalization of World Politics, 2005 oleh Jhon Baylis dan Steve Smith menyatakan bahwa defenisi kerja dari Terorisme adalah: Penggunaan kekerasan oleh kelompok-kelompok masyarakat yang ada dalam satu Negara untuk menyebarkan ketakutan dengan menyerang rakyat sipil tak berdosa innocent people dan atau target-target simbolik, yang semuanya ini bertujuan menarik perhatian yang luas, provokasi kepada pihak-pihak sasaran mereka atau membuat musuh-musuh mereka anjlok secara moral dan pada akhirnya mengharapkan Political change.

1.6.8 Teori Hubungan Internasional

Teori adalah konsep-konsep yang saling berhubungan menurut aturan logika menjadi suatu bentuk pernyataan tertentu sehingga menjelaskan fenomena secara ilmiah, 26 Teori sebagai perangkat preposisi yang terintegrasi secara sintaksis, yaitu untuk mengikuti aturan-aturan tertentu yang dapat dihubungkan 25 Luqman Hakim, Op. Cit., Hal. 11-12. 26 Mokhtar Mas’oed, Teori dan Metodologi Hubungan Internasional, Yogyakarta: Pusat Antar Universitas Studi Sosial UGM, 1998., Hal. 61. Universitas Sumatera Utara 30 secara logis satu dengan yang lainnya dengan data dasar sehingga dapat diamati dan berfungsi sebagai wahana untuk menjelaskan fenomena yang diamati. 27 Pada penulisan ini, penulis akan menggunakan teori Hubungan internasional untuk menjelaskan fenomena secara ilmiah. Ada berbagai pendekatan dalam Hubungan Internasional. Oleh karena itu adanya pendekatan hendaknya dinilai secara positif untuk memberikan sumbangan terhadap ilmu HI. Pendekatan merupakan cara untuk menghampiri dari segi tertentu terhadap suatu masalah sehingga memungkinkan setiap orang berusaha untuk menyelidiki, menyelami dan memecahkan permasalahannya. Dalam studi Hubungan Internasional, terorisme sudah menjadi bagian dari isu global saat ini. Dimana terorisme dicirikan oleh dan hampir seluruhnya dengan penggunaan kekerasan use of violence . Dalam pandangan penulis, teori HI yang dianggap baik untuk menjelaskan hal ini adalah Teori Sistem Neorealis yang intinya memfokuskan pada struktur sistem, pada unit-unitnya yang berinteraksi dan pada kesinambungan dan perubahan sistem. Dalam Pendekatan neorealisme, Struktur sistem, khususnya distribusi kekuatan relatif merupakan fokus analitis utama. Hal ini dikuatkan dalam pernyataan Waltz tentang pentingnya struktur : Kepentingan para penguasa, dan kemudian negara, membuat suatu rangkaian tindakan; kebutuhan kebijakan muncul dari persaingan negara yang diatur; kalkulasi yang berdasarkan pada kebutuhan ini dapat menemukan kebijakan-kebijakan yang akan menjalankan dengan baik kepentingan negara; keberhasilan adalah ujian terakhir dari kebijakan itu, dan keberhasilan didefinisikan sebagai memelihara dan memperkuat negara…. Hambatan-hambatan struktural menjelaskan mengapa metode-metode tersebut digunakan berulang kali disamping perbedaan-perbedaan dalam diri manusia dan negara-negara yang menggunakannya. Waltz 1979: 117 27 Gleen E Smellbecker dan Lexy J Meleong, Metode Penelitian Kwalitatif, Bandung: PT Remaja Rosda Karya., Hal. 61. Universitas Sumatera Utara 31 Berangkat dari pendekatan ini diharapkan dapat membantu penulis dalam membahas apa yang akan ditelitinya.

1.6.9 Kepentingan Nasional

Salah satu konsep penting dalam Hubungan Internasional adalah kepentingan nasional. Konsep kepentingan nasional menurut Kenneth Waltz dalam bukunya Theory of International Politics 1979 menyatakan bahwa: masing-masing Negara menetapkan cara yang dipikirkannya terbaik menjalankan kepentingannya. Dengan demikian, kepentingan nasional terlihat bergerak seperti sinyal otomatis yang memerintahkan para pemimpin Negara kemana dan kapan harus bergerak. 28 Dalam hal ini teori neorealis Waltz menghipotesiskan bahwa pemimpin Negara pada dasarnya akan melaksanakan kebijakan luar negerinya dengan mengacu pada petunjuk yang digariskan oleh kepentingan nasional secara otomatis. Waltz berpendapat bahwa Negara-negara yang berkekuatan besar adalah mereka yang mengatur sistem internasional. Dalam hal ini Negara-negara berkekuatan besar dipahami memiliki kepentingan besar dalam sistem mereka dan bagi manajemen dalam sistem tersebut bukan hanya sesuatu yang menjanjikan tetapi juga sesuatu yang bermanfaat. Hal ini dianggap sebagai sesuatu yang sudah semestinya akan terjadi, sehingga sangat jelas terlihat bahwa Waltz menilai konsep kepentingan internasional sebagai ketertiban nasional, melalui hal ini dapat dilihat bahwa hakikat Kepentingan Nasional sebagai keseluruhan nilai yang hendak ditegakkan oleh suatu bangsa Dr.Boediono : 135 . Kepentingan nasional 28 Robert Jackson dan Georg Soroensen, Pengantar Studi Hubungan Internasional, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005., Hal. 115. Universitas Sumatera Utara 32 dapat melukiskan aspirasi Negara dan kepentingan nasional dapat dipakai secara operasional pada kebijaksanaan maupun rencana yang dituju. 29

1.7 Teknik Pengumpulan Data

Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif explanative dengan pengumpulan data dengan melalui studi pustaka Library research dengan teknik pengumpulan bahan kepustakaan buku-buku, artikel, media massa dan media elektronik serta data-data yang berkaitan dengan masalah penelitian.

1.8 Hipotesa

Mengacu pada uraian pokok permasalahan dan kerangka teori yang digunakan, maka penulis membuat hipotesa : Adanya dampak tragedi 11 September 2001 di Amerika terhadap Kebijakan Pertahanan Keamanan dalam Upaya Mengatasi Terorisme di Indonesia.

1.9 Sistematika Penulisan

Bab I : Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian,manfaat penelitian,kerangka dasar pemikiran, teknik pengumpulan data, hipotesa dan sistematika penulisan. BAB II : Bab ini menguraikan tentang gambaran umum tentang deskripsi objek penelitian tentang tragedi 11 September 2001 di Amerika Serikat. Bab ini berisikan : Penanganan Terorisme di Amerika sebelum Tragedi 11 september 2001, Peristiwa Tragedi 11 29 R Soeprapto, Hubungan Internasional, Sistem, Informasi dan Perilaku, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997., Hal. 143-144. Universitas Sumatera Utara 33 September 2001 di Amerika, Penanganan Terorisme Paska Tragedi 11 September 2001 di Amerika, Dasar Kebijakan Amerika Serikat Dalam Memerangi Terorisme BAB III : Bab ini akan menguraikan Kebijakan pertahanan keamanan dalam upaya Indonesia dalam mengatasi aksi terorisme. Bab ini akan berisi : Tinjauan umum tentang teroris sejarah dan perkembangan mengenai terorisme, difinisi terorisme, bentuk dan pengelompokan terorisme, Faktor penyebab terorisme, dan cara kerja terorisme secara umum , Kaitan terorisme dengan kejahatan transnasional, terror sebagai salah satu sarana politik, dan kebijakan pertahan keamanan Indonesia dalam mengatasi terorisme. BAB IV : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA Bab ini akan membahas tentang: Upaya Indonesia dalam mengatasi aksi terorisme. Bab ini akan berisi: Konvensi Internasional Tentang Terorisme yang Telah Diratifikasi Oleh Indonesia, Kerjasama Internasional Dalam Mengatasi Aksi Terorisme,Berbagai Aksi Terorisme Di Indonesia, Faktor yang Menyebabkan Terorisme Berkembang di Indonesia, Implementasi UU Nomor 15 Tahun 2003 Dalam Upaya Mengatasi Aksi Terorisme Di Indonesia. BAB V : PENUTUP Pada Bab ini berisi Kesimpulan dan Rekomendasi, kesimpulan dari pemaparan yang tercantum pada bab-bab sebelumnya dan diakhiri dengan rekomendasi. Universitas Sumatera Utara 34 BAB II TRAGEDI SEBELAS SEPTEMBER 2001 DI AMERIKA

2.1 Penanganan Terorisme di Amerika Sebelum tragedi 11 September 2001