Proil Tim Pertimbangan Penyelesaian Kerugian Negara

04 Media Informasi Kerugian Negara KERUGIAN NEGARA Melanggar Hukum Baik Sengaja maupun Lalai Force Majeur PejabatPegawai Negeri Bukan Bendahara Bendahara Tahapan: Pelaporan : Kepala KantorSatuan Kerja melaporkan kepada Menteri Keuangan up. Sekretaris Jenderal tembusan BPK 7 hari Upaya Damai :  Dibayar langsung lunas  Dibayar dengan diangsur 24 bulan Proses Tuntutan Ganti Rugi TGR:  Pemberitahuan Ganti Rugi Menkeu  Pembebanan Ganti Rugi oleh Menkeu 3 bulan  Putusan Tingkat Banding Presiden Proses Penagihan Paksa:  Diserahkan ke DJKN PUPN KMK Nomor 508KMK.011999 Tahapan: Pelaporan :  Sesuai Peraturan BPK Nomor 32007 Penyelesaian melalui SKTJM:  SKTJM 40 hari  bila dinyatakan salah jaminan disimpan Kepala Kantor untuk dan atas nama TPKN Proses Tuntutan Perbendaharaan:  Pembebanan sementara Menkeu  sita jaminan 7 hari Dalam hal pengajuan sita jaminan Menkeu melimpahkan kewenangannya kepada Kepala KantorSatuan kerja  Penetapan batas waktu untuk mengupayakan pembelaan BPK  Pembebanan oleh BPK  pelaksanaan sita eksekusi 7 hari jangka waktu pelunasan, pemotongan 50 penghasilan s.d lunas Proses Penagihan Paksa :  Diserahkan ke DJKN PUPN Penyelesaian Administrasi Kekurangan Uang Dari Perhitungan Bendahara  Penghapusan Kekurangan Uang Dari Perhitungan Bendahara. Bendahara ditetapkan tidak bersalah oleh BPK  Peniadaan Selisih Bendahara ditetapkan bersalah oleh BPK PMK Nomor193PMK.012009 Tahapan: Pelaporan :  Atasan Langsung Bendahara Kepala Satuan Kerja melaporkan kepada Pimpinan Instansi dhi. Menteri Keuangan dan memberitahukan ke BPK 7 hari  Menteri Keuangan membentuk TPKN Membantu Pimpinan Instansi dalam memproses penyelesaian kerugian negara terhadap bendahara yg pembebanannya akan ditetapkan oleh BPK  Menteri Keuangan menyampaikan laporan hasil verifikasi kerugian negara kepada ketua BPK paling lambat 7 tujuh hari sejak diterima dari TPKN. BPK mengeluarkan :  SKTJM 40 hari  bila dinyatakan salah Proses Tuntutan Perbendaharaan:  Pembebanan sementara Menkeu  Penetapan batas waktu untuk mengupayakan pembebanan BPK  Pembebanan oleh BPK 7 hari jk pelunasan, pemotongan 50 penghasilan s.d lunas Proses Penagihan Paksa :  Diserahkan ke DJKN PUPN Peraturan BPK Nomor 3 Tahun 2007 pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor 508 KMK.011999 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelesaian Kerugian Negara Bukan Kekurangan Perbendaharaan di Lingkungan Departemen Keuangan. Secara umum tahapan penyelesaian kerugian negara dapat dilihat pada bagan pada bagian berikut ini. 05 Media Informasi Kerugian Negara i                           Secara umum kerugian negara yang terjadi di lingkungan Kementerian Keuangan disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Kerugian negara yang disebabkan oleh perbuatan manusia

yakni kerugian negara yang disebabkan oleh kesengajaan, kelalaian, kealpaan, kesalahan, dan di luar kemampuan si pelaku seperti kerugian negara berupa akibat kehilangan motor, mobil maupun barang inventaris kantor. Kerugian negara seperti ini dapat dimintakan pertanggungjawaban ganti kerugian negara.

2. Kerugian negara yang disebabkan oleh kejadian alam

atau suatu keadaan di luar dugaan atau di luar kemampuan manusia force majeure. Kerugian daerah yang disebabkan oleh kejadian alam atau suatu keadaan di luar dugaan atau di luar kemampuan manusia force majeure tidak dapat dimintai pertanggungjawaban atau tidak dapat dituntut untuk mengganti kerugian negara, seperti yang disebabkan oleh bencana alam seperti gempa bumi, tanah longsor, banjir dan kebakaran, serta proses alamiah seperti membusuk, mencair, menyusut, menguap, mengurai dan dimakan rayap. Untuk menunjang kelancaran penyelesaian kerugian negara setiap satuan kerjapimpinan organisasi wajib melaksanakan penatausahaan berkas kasus kerugian negara yang terjadi secara tertib, teratur dan kronologis. Secara ketentuan juga telah diterbitkan Perdirjen Perbendaharaan Nomor Per-85 PB2011 tentang Penatausahaan Piutang Negara Bukan Pajak Pada Satuan Kerja Kementerian Lembaga. Penerimaan ganti rugi atas kerugian negara Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi merupakan salah satu jenis PNBP. Adapun penatausahaan piutang secara garis besar adalah sebagai berikut: 1. Membuat daftar kerugian negara. 2. Menyimpan dan mengamankan seluruh berkasdokumen yang terkait dengan kerugian negara. 3. Pembayaran kerugian negara menggunakan akun 423921 Estimasi pendapatan pelunasan piutang non bendahara dan 423922 Estimasi pendapatan pelunasan ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh negara masuk TPTGR Bendahara. 4. Membuat Surat Penagihan SPn kepada penanggung jawab kerugian negara. 5. Membuat surat pemindahan penagihan apabila penanggung jawab kerugian negara pindah mutasi ke satuan kerja lain dan tanggung jawab penagiahan menjadi kewajiban satuan kerja yang baru. 6. Bekerja sama dengan PT Taspen untuk memotong uang pensiun apabila terdapat penanggung jawab kerugian negara yang telah pensiun namun kerugian negara belum terselesaikan sepenuhnya. 7. Melaporkan tindak lanjut perkembangan penyelesaian kerugian negara secara berjenjang kepada MenteriPimpinan. Salah satu kerugian negara yang menjadi concern adalah kerugian negara yang diakibatkan oleh pelanggaran ikatan dinas atau wajib kerja. Kasus pelanggaran ikatan dinaswajib kerja makin marak terjadi dilingkungan Kementerian Keuangan. Padahal ganti kerugian negara yang dikenakan kepada pelaku tergolong cukup besar. Untuk pelanggaran ikatan dinas program Diploma STAN mengacu kepada KMK No. 289KMK.0142004 tentang Ketentuan Ikatan Dinas Bagi Mahasiswa Program Diploma Bidang Keuangan Di Lingkungan Departemen Keuangan. Ketentuan ini mengatur masa wajib kerja yang lamanya 3x masa pendidikan plus satu tahun serta besaran ganti rugi yang dibebankan yakni untuk Diploma I sebesar Rp10.000.000,00, Diploma III sebesar Rp 30.000.000 dan Diploma IV sebesar Rp 50.000.0000,00. Besarnya ganti rugi yang harus dibayar dihitung berdasarkan perbandingan antara sisa masa wajib kerja dilaksanakan dari masa wajib kerja yang harus dilaksanakan dikali dengan besarnya ganti rugi. Mengacu pada Perpres Nomor 12 Tahun 1961 tentang Pemberian Tugas Beladjar dan Keputusan Menteri Pertama Nomor 224MP1961 tentang peraturan pelaksanaan tentang pemberian tugas beladjar di dalam dan di luar negeri, dinyatakan bahwa besaran sanksi ganti rugi yang dikenakan kepada pegawai yang tidak melaksanakan wajib kerja lebih besar lagi. Ketentuan ganti ruginya adalah mengembalikan biaya pendidikan yang telah dikeluarkan ditambah denda 100, atau dengan kata lain apabila ada pegawai yang tidak melaksanakan wajib kerja setelah mendapatkan beasiswa tugas belajar ganti rugi yang dikenakan adalah dua kali biaya pendidikan. Melihat semakin meningkatnya kasus-kasus kerugian negara akibat pelanggaran ikatan dinaswajib kerja kiranya perlu dilakukan upaya preventif pencegahan kasus kerugian negara dan tertib administrasi pegawai yang masih melaksanakan ikatan dinaswajib kerja, agar apabila terjadi kasus dapat dengan mudah ditangani oleh satuan kerja.