48
Media Informasi Kerugian Negara pensiun, Satuan Kerja menyampaikan
surat pemberitahuan kepada cabang PT. Taspen Persero PT. Asabri Persero
yang menjadi tempat pembayaran uang pensiun pegawai yang bersangkutan
paling lambat 15 lima belas hari setelah penerbitan SKPP Pensiun.
4. Surat pemberitahuan sebagaimana
dimaksud pada ayat 3 dilampiri dengan: a. copy SKPP Pensiun pegawai yang
bersangkutan; dan b. copy SPn pegawai yang bersangkutan.
5. Surat pemberitahuan sebagaimana
dimaksud pada ayat 3 dan lampiran pendukungnya sebagaimana dimaksud
pada ayat 4 sebagai dasar PT. Taspen Persero PT. Asabri Persero dalam
melakukan pemotongan uang pensiun.
6. Cabang PT. Taspen Persero PT. Asabri Persero paling lambat 2 dua hari kerja
setelah pemotongan, menyetorkan hasil pemotongan uang pensiun atas piutang
PNBP ke Kas Negara.
7. Penyetoran sebagaimana dimaksud pada ayat 6 dapat digabung untuk setiap
Satuan Kerja. 8. Paling lambat 7 tujuh hari kerja setelah
penyetoran, cabang PT. Taspen Persero PT. Asabri Persero melaporkan kepada
Satuan Kerja penerbit SKPP Pensiun dilampiri dengan copy SSBP dan rincian
per orang dalam hal penyetoran piutang digabungkan sebagaimana dimaksud pada
ayat 7.
B. Kerugian negara piutang negara yang telah dilimpahkan penagihanya kepada Panitia
Urusan Piutang Negara mekanismenya berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 218PMK.12011 tentang Tata Cara Perhitungan, Penyediaan, Pencairan, dan
Pertanggungjawaban Dana Belanja Pensiun Yang Dilaksanakan Oleh PT Taspen
Persero. 1. Pasal 12 :
- Dalam hal terdapat tuntutan ganti kerugian negara, PT Taspen Persero
berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
- Dalam rangka penyelesaian piutang negara yang berasal dari tuntutan ganti
kerugian negara, PT Taspen Persero menyetorkan bagian dana pensiun
kepada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan.
- Bagian dana sebagaimana dimaksud pada ayat 2 paling sedikit 30 tiga
puluh per seratus dari yang diterima oleh penerima pensiun untuk pelunasan
tuntutan ganti kerugian negara.
2. Pasal 13 :
Dalam hal PT Taspen Persero tidak dapat melakukan penagihan atas sisa piutang
negara kepada penerima manfaat pensiun, PT Taspen Persero menyampaikan sisa
piutang negara tersebut kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
3. Pasal 14 :
PT Taspen Persero harus menyetorkan potongan belanja pensiun sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 dan tuntutan ganti kerugian negara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat 2 dan ayat 3 ke Kas NegaraKas Daerah paling
lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
D
einisi penghapusan Barang Milik Negara BMN adalah tindakan menghapus
Barang Milik Negara dari daftar barang dengan menerbitkan keputusan dari pejabat
yang berwenang untuk membebaskan Pengguna Barang dariatau Kuasa Pengguna Barang di
lingkungan Kementerian Keuangan dari tanggung
jawab administrasi dan isik barang yang berada dalam penguasaannya.
Penghapusan BMN di lingkungan Kementerian Keuangan berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan No. 96PMK.062007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan,
Penghapusan, dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara. Secara lebih detil, telah dikeluarkan
Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE- 2 MK.12012 Tentang Pedoman Penghapusan
Barang Milik negara Di Lingkungan Kementerian Keuangan.
Banyak sebab suatu BMN perlu dihapuskan dan salah satu yang melatarbelakangi penghapusan
BMN adalah kehilangan BMN akibat pencurian, kebakaran ataupun bencana alam force majeure.
Hilangnya BMN bisa pula mengakibatkan peristiwa yang merugikan negara yang pelakunya bisa
dikenakan tuntutan ganti rugi. Berbeda dengan
9.3. Penghapusan Barang Milik Negara BMN Akibat Hilangnya BMN
49
Media Informasi Kerugian Negara peraturan sebelumnya yakni Surat Edaran
Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan Nomor SE-231SJ2008 tentang Tata Cara
Penghapusan Barang Milik Negara di Lingkungan Departemen Keuangan, yang menyatakan bahwa
penghapusan BMN yang mengakibatkan kerugian negara salah satu syarat yang harus dilengkapi
adalah melampirkan Surat Keterangan Tanggung Jawab Mutlak SKTM untuk menjamin pemulihan
kerugian negara, hal ini tentu saja menghambat upaya penghapusan dikarenakan banyak Satuan
Kerja belum berani melakukan penghapusan kalau kerugian negara belum dibayarkan lunas oleh
pelaku kerugian negara. Aturan yang baru dalam SE- 2MK.12012 tidak memerlukan dokumen
SKTM sehingga dapat dilihat proses administrasi pemulihan kerugian negara merupakan sesuatu
yang berjalan terpisah dengan administrasi penghapusan BMN. Dengan adanya aturan
tersebut penghapusan BMN akibat kehilangan BMN dapat langsung dilakukan tanpa harus
menunggu pelunasan kerugian negara.
Prosedur Pelaksanaan Penghapusan Barang Milik Negara adalah sebagai berikut :
1. Pejabat yang mengurus dan menyimpan Barang Milik Negara menyampaikan usul
penghapusan barang yang berada dalam pengurusannya kepada Kuasa Pengguna
Barang dengan dilengkapi data: a. Surat keterangan dari kepolisianinstansi
berwenang atau hasil audit, sesuai dengan penyebab diajukannya usulan
penghapusan; b. Identitas dan kondisi barang;
c. TempatIokasi barang; dan d. Harga perolehan atau perkiraan nilai barang
bersangkutan apabila tidak terdapat harga perolehan.
2. Kuasa Pengguna Barang melakukan penelitian atas usulan penghapusan yang disampaikan
oleh Pejabat yang mengurusmenyimpan Barang Milik Negara antara lain:
a. Penelitian data administratif;
b. Penelitian atas kondisi isik; c. Penelitian dari aspek yuridis; dan
d. Pemenuhan persyaratan Barang Milik Negara Iayak untuk dihapuskan.
3. Dalam hal usulan tersebut layak diproses lebih lanjut, Kuasa Pengguna Barang mengusulkan
penghapusan Barang Milik Negara kepada Pengguna Barang diserta sebabpenjelasan
penghapusan berikut dokumen pendukungnya yang meliputi:
a. Daftar Barang Milik Negara yang Diusulkan Untuk Dihapus;
b. Surat keterangan dari KepolisianInstansi Berwenang atau Hasil Audit, sesuai
dengan penyebab diajukannya usulan penghapusan;
c. Hasil penelitian dari Kuasa Pengguna Barang;
d. Fotokopi bukti kepemilikan Barang Milik Negara;
e. Fotokopi salinan Keputusan Penetapan Status Penggunaan;
f. Laporan Intrakomptabel dan
Ekstrakomptabel; g. Laporan Kondisi Barang;
h. Kartu Identitas Barang bila memiliki KIB; dan
i. Foto berwarna Barang Milik Negara yang akan dihapuskan.
5. Pengguna Barang melakukan penelitian atas usulan yang disampaikan oleh Kuasa
Pengguna Barang. 6. Dalam hal usulan tersebut dapat disetujui,
maka Pengguna Barang menyampaikan usul penghapusan Barang Milik Negara dimaksud
kepada Pengelola Barang. 7. Berdasarkan persetujuan penghapusan Barang
Milik Negara dari Pengelola Barang, Pengguna Barang menerbitkan keputusan penghapusan
Barang Milik Negara paling lama 1 satu bulan sejak tanggal persetujuan penghapusan dari
Pengelola Barang.
8. Berdasarkan keputusan penghapusan
dimaksud, Kuasa Pengguna Barang menghapus Barang Milik Negara dari Daftar
Barang Kuasa Pengguna dan melakukan pemusnahan Barang Milik Negara yang
dituangkan dalam Berita Acara sesuai alasan penghapusan Barang Milik Negara.
9. Kuasa Pengguna Barang menyampaikan laporan pelaksanaan penghapusan Barang
Milik Negara tersebut dengan melampirkan fotokopi salinan keputusan penghapusan
dan Berita Acara Penghapusan Barang Milik Negara kepada Pengguna Barang paling
lambat 2 dua minggu setelah penghapusan.
10. Pengguna Barang menyampaikan laporan
penghapusan Barang Milik Negara kepada Pengelola Barang paling lambat 1 satu bulan
setelah pemusnahan.