Koordinasi dengan Unit Terkait Penanganan Pelanggaran Wajib KerjaIkatan Dinas

33 Media Informasi Kerugian Negara eselon I lingkup Kementerian Keuangan. Terkait hal tersebut, Biro Perencanaan dan Keuangan dan unit eselon I perlu mempunyai pemahaman yang sama dalam pengklasiikasian dan penyajian kualitas piutang Tuntutan Ganti Rugi dan Tuntutan Perbendaharaan pada Laporan Keuangan Semester I Tahun 2013. Hal ini dilakukan sesuai pedoman teknis Perdirjen Perbendaharaan Nomor 82PB2011 tentang Pedoman Akuntansi Penyisihan Piutang Tak Tertagih Pada KementerianLembaga dan Perdirjen Perbendaharaan Nomor 85 PB2011 tentang Penatausahaan Piutang Penerimaan Negara Bukan Pajak Pada Satuan Kerja KementerianLembaga. Dari kegiatan rekonsiliasi data kerugian negara akan diperoleh hasil sebagai berikut : a. Mempercepat penyampaian informasi perkembangan penyelesaian kasus kerugian negara. b. Mengetahui kendala dan permasalahan kasus-kasus pada unit eselon I lingkup Kementerian Keuangan. c. Mengupayakan penyelesaian kasus secara optimal dengan menyampaikan saran tindak lanjut penanganan kasus. d. Rekapitulasi data kerugian negara dan menyajikannya pada Laporan Keuangan Semester I Tahun 2013 terutama terkait saldo piutang dan kualitas piutang TPTGR.

4. Peningkatan Koordinasi Biro Perencanaan dan Keuangan dengan Inspektorat Jenderal

Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan selaku pengawas internal di Kementerian Keuangan merupakan salah satu sumber informasi untuk mengetahui terjadinya kasus kerugian negara di Kementerian Keuangan. Selama ini beberapa kasus kerugian negara diketahui dan diproses dari adanya laporan temuan dari Inspektorat Jenderal. Temuan- temuan itjen atas kasus kerugian negara sangat diperlukan mengingat masih kurangnya tingkat kepatuhan Satuan Kerjakantor. Untuk menindaklanjuti hal tersebut hal tersebut, Biro Perencanaan dan Keuangan akan melaksanakan koordinasi dengan Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan terutama terkait temuan-temuan Itjen menyangkut kerugian negara baik TPTGR agar informasi tersebut dapat segera diproses oleh Biro Perencanaan dan Keuangan sesuai ketentuan yang berlaku. Selain itu, Biro Perencanaan dan Keuangan juga akan berkoordinasi dengan Itjen terkait pelaksanaan Sistem Pengendalian Intern di Kementerian Keuangan. Hal ini diperlukan mengingat salah satu faktor penyebab terjadinya kasus kerugian negara terkait dengan pelaksanaan Sistim Pengendalian Internal yang belum optimal.

5. Peningkatan Kepatuhan Pelaporan Kasus Kerugian Negara

Secara umum, informasi kasus kerugian negara di Kementerian Keuangan, dapat diketahui dari hasil : a. Temuan Inspektorat Jenderal dimana kasus tersebut belum dilaporkan; b. Kegiatan monitoring dan evaluasi data kasus kerugian negara oleh Biro Perencanaan dan Keuangan; c. Kegiatan pendataan aset oleh Biro Perlengkapan; dan d. SK Pemberhentian Dengan Tidak Hormat oleh Biro SDM yang didalamnya terdapat unsur kerugian negara akibat pelanggaran kontrak kerjaikatan dinas. Dari informasi tersebut di atas, dapat diindikasikan bahwa tingkat kepatuhan pelaporan kasus kerugian negara di Kementerian Keuangan yang seharusnya dilakukan oleh satuan kerja selama ini masih rendah. Latar belakang masih rendahnya tingkat kepatuhan pelaporan kasus kerugian negara oleh Satuan Kerjakantor di Kementerian Keuangan disebabkan antara lain: 1. Kurangnya pemahaman tentang penangananpenyelesaian kerugian negara termasuk pemahaman atas kelengkapan dokumen yang diperlukan; 2. Adanya persepsi yang keliru atas terjadinya kasus kerugian negara, dimana terdapat anggapan bahwa terjadinya kerugian negara mengakibatkan penilaian yang kurang baik terhadap kinerja Satuan Kerjakantor tersebut termasuk pegawai yang bertanggung jawab sehingga hal ini merupakan hal yang perlu “disembunyikan” agar tidak diketahui oleh pihak lainnya; dan 3. Belum optimalnya fungsi kepatuhan internal untuk mendorong proses dilaporkannya kasus kerugian negara. Dampak dari kurangnya kepatuhan oleh Satuan Kerjakantor unit eselon tersebut adalah adanyanya temuan dari Badan Pemeriksa Keuangan yang mengakibatkan penilaian atas tingkat kepatuhan pelaporan dan penyelesaian kasus keuangan negara di Kementerian Keuangan di Kementerian Keuangan kurang optimal sehingga adanya catatan rekomendasi atas hal ini.