dari total nilai kerugian negara.

09 Media Informasi Kerugian Negara Tabel 4 Kasus Kerugian Negara Yang Terselesaikan Per Unit Eselon I

s.d 31 Desember 2013

NO. Unit Jumlah kasus Telah diselesaikan LunasTidak Bersalah Dihapuskan Bersyarat Total Realisasi Angsuran s.d. 31 Desember 2013 Jml Rp Jml Rp Rp 1 SETJEN 11 1,968,625,183.40 1 26,050,000.00 75.182.818,00 2 DJA 2 1,863,667,623.31 - - - 3 DJP 39 1,208,017,420.00 13 176,000,000.00 359.425.883,54 4 DJBC 14 5,034,916,108.63 4 164,804,989.00 666.875.257,00 5 DJPB 26 3,304,434,388.75 6 143,790,013.00 722.225.754,00 6 DJKN 14 1,425,750,940.37 1 23,250,000.00 241.140.511,73 7 DJPK - - - - - 8 DJPU - - - - - 9 ITJEN 2 56,022,100.00 1 18,000,000.00 18.000.000,00 10 BKF - - - - - 11 BPPK 9 1,205,769,292.58 - - 28.898.453,54 TOTAL 117 16,402,187,894.19 26 551,895,002.00 2.111.748.677,81 Keterangan : Nilai kurs tengah Bank Indonesia per 31 Desember 2013 U 1 = Rp12.189,- Nilai total realisasi s.d. 31 Desember 2013 telah termasuk nilai kasus yang terselesaikan lunastidak bersalahPSBDT Perkembangan penyelesaian kerugian negara pada TA 2013 juga dapat dilihat dari pergerakan tahapan pengurusan kasus dibandingkan dengan TA 2012. Beberapa kasus yang bergerak tahapan pengurusannya, adalah sebagai berikut:

1. Satu Kasus kerugian negara akibat pelanggaran ikatan dinas pada DJA dengan

nilai kerugian negara sebesar 16,9062.78. Pada TA 2012 tahapan pengurusan masih pada tahap SPGR dan di TA 2013 telah sampai pada tahap banding ke Presiden yang saat ini masih menunggu jawaban dari Presiden.

2. Dua kasus pada DJP.

a. Satu kasus kerugian negara akibat penggelapan PPh 21 dengan nilai kerugian negara sebesar Rp 35.000.000,00. Kasus ini merupakan kasus lama yang telah tercatat pada Laporan Perkembangan Kerugian Negara sejak tahun 1998 dan tidak terdapat perkembangan penyelesaiannya karena penanggung jawab kerugian negara tidak dapat ditemukan. Pada TA 2013, berdasarkan tindak lanjut Biro Perencanaan dan Keuangan serta DJP, maka penanggung jawab kerugian negara dapat ditemukan dan tahapan pengurusan kerugian negara meningkat menjadi tahap SKTM. b. Satu kasus kerugian negara akibat kehilangan kendaraan dinas roda empat dengan nilai kerugian negara sebesar Rp96.000.000,00. Kasus ini adalah kasus 10 Media Informasi Kerugian Negara yang terjadi pada tahun 2003 dan diketahui berdasarkan temuan BPK terhadap LK DJP tahun 2010. Penanggung jawab kerugian negara telah pensiun. Kasus ini belum dilaporkan kepada Menteri Keuangan. Pada TA 2013 kasus, berdasarkan tindak lanjut Biro Perencanaan dan Keuangan serta DJP, kasus dapat dilaporkan kepada Menteri Keuangan dan telah mendapatkan persetujuan PT TASPEN untuk melakukan pemotongan pensiun guna pelunasan ganti kerugian negara yang terjadi.

3. Satu kasus pada DJPB.

Perkembangan satu kasus pada DJPB di TA 2013 adalah kasus tuntutan perbendaharaan yang telah mendapatkan putusan hasil veriikasi dari BPK dimana bendahara diputuskan tidak bersalah dengan nilai kerugian negara sebesar Rp30.640.013,00.

4. Dua kasus pada DJKN.

Dua kasus pada DJKN yang berkembang pada TA 2013 adalah: a. Satu kasus kekurangan perbendaharaan dengan nilai Rp 707.660.446,00 yang telah diketahui sejak tahun 2008; dan b. Satu kasus kekurangan perbendaharaan dengan nilai Rp 321.372.554,00 yang telah diketahui sejak tahun 2011. Namun kedua kasus tersebut belum dapat diproses karena kesulitan untuk mendapatkan kelengkapan berkas sebagai bahan veriikasi BPK. Pada TA 2013 berdasarkan tindak lanjut Biro Perencanaan dan Keuangan serta DJKN, kedua kasus tersebut dapat diserahkan kepada BPK untuk selanjutnya diproses di Majelis Tuntutan Perbendaharaan.

5. Satu kasus pada BPPK.

Satu kasus di BPPK dengan nilai Rp367.788,36 dan 85.998.58 berkembang pengurusannya dari tahap SKPGR menjadi tahap penagihan paksa oleh DJKN pada TA 2013. Kasus kerugian negara juga diklasiikasikan berdasarkan jenis kasus yang terjadi. Pada TA 2013 jenis kasus yang terjadi jenis pelanggaran kelalaianhal yang menyebabkan kerugian negara tidak ada pertambahan jenis. Perkembangan terjadi hanya pada jumlah kasus pada tiap-tiap jenis kasus yang ada.