Perlunya Asuransi Kendaraan Dinas

45 Media Informasi Kerugian Negara empat atau spakbor kendaraan roda dua, yang berlaku selama 1 satu tahun; g. Untuk gedung danatau bangunan yang memiliki fungsi strategis atau yang berlokasi di ibukota provinsi dengan tugas dan fungsi melakukan pelayanan langsung kepada masyarakat: 1 memasang Closed-circuit television CCTV, baik di dalam maupun di luar gedung danatau bangunan, untuk memonitor akses, mobilitas, danatau kegiatan yang terjadi di tempat tertentu; 2 memasang metal detector di pintu masuk gedung danatau bangunan. h. Menyediakan Satuan Pengamanan Satpam dengan jumlah sesuai fungsi dan peruntukkan gedung danatau bangunan BMN;

i. Untuk gedung danatau bangunan

kantor Menteri, Wakil Menteri, kantor pusat Unit Organisasi Eselon I, dan kantor instansi vertikal Unit Organisasi Eselon I yang berlokasi di ibukota provinsi, harus disediakan tenaga penerima tamu resepsionis; j. Pengamanan isik terhadap BMN berupa gedung danatau bangunan dilakukan dengan memperhatikan skala prioritas dan ketersediaan anggaran, yaitu sebagai berikut: 1 fungsi penggunaan bangunan, diantaranya sebagai gedung kantor, gudang, tempat ibadah, atau tempat pelayanan umum; 2 lokasi bangunan, yaitu berada di lokasi perkantoran, pemukiman, perniagaan, daerah padat penduduk, tingkat kerawanan kejahatan yang tinggi, ataupun daerah dan lokasi tertentu lainnya; dan 3 unsur nilai strategis bangunan, yaitu bangunan yang telah digunakan secara optimal atau bangunan yang masih dalam taraf perencanaan penggunaan, renovasirehabilitasi rekonstruksi, dan lain-lain.

2. BMN Berupa Kendaraan Dinas

BMN berupa kendaraan dinas bermotor terdiri dari: a. Kendaraan Dinas Operasional Jabatan, yaitu kendaraan bermotor perorangan milik negara yang digunakan untuk pelaksanaan tugas pejabat negara dan pejabat struktural. Kendaraan tersebut meliputi: 1 Kendaraan dinas bermotor roda empat yang digunakan oleh Menteri, Wakil Menteri, Pejabat Eselon I, Pejabat Eselon II, Pejabat Eselon III sebagai Kepala Kantor, dan Pejabat Eselon IV sebagai Kepala Kantor dengan wilayah kerja minimal 1 satu kabupaten kota. 2 Kendaraan dinas bermotor roda dua yang digunakan oleh pejabat Eselon IV sebagai Kepala Kantor dengan wilayah kerja kurang dari 1 satu kabupatenkota. b. Kendaraan Dinas Operasional, yaitu kendaraan bermotor selain Kendaraan Dinas Operasional Jabatan. Pengamanan Fisik a. Kendaraan Dinas Operasional Jabatan 1 Membuat Berita Acara Serah Terima kendaraan antara Kepala Satuan Kerja Kuasa Pengguna Barang dan penanggung jawab kendaraan, yang berisi klausa antara lain: √ pernyataan tanggung jawab atas kendaraan dengan keterangan nomor polisi, merek, dan tahun perakitan kendaraan tersebut dengan seluruh resiko yang melekat diatasnya; dan √ pernyataan untuk mengembalikan kendaraan segera setelah berakhirnya jangka waktu peminjaman atau masa jabatan telah berakhir kepada unit pengelola kendaraan yang meminjamkan kendaraan dimaksud. 2 Kehilangan Kendaraan Dinas Operasional Jabatan di luar kantor menjadi tanggung jawab penanggung jawab kendaraan. b. Kendaraan Dinas Operasional 1 Membuat surat pernyataan tanggung jawab atas kendaraan dinas operasional dimaksud, yang ditandatangani oleh Kepala Satuan Kerja Kuasa Pengguna Barang dan penanggung jawab kendaraan dinas operasional dan berisi klausa antara lain: √ keterangan nomor polisi, merek dan tahun perakitan kendaraan; √ pernyataan tanggung jawab atas kendaraan dinas dengan seluruh risiko yang melekat atas kendaraan dinas tersebut; dan √ pernyataan untuk mengembalikan kendaraan dinas segera setelah jangka waktu peminjaman berakhir. 2 Menyimpan kendaraan dinas pada 46 Media Informasi Kerugian Negara tempat yang sudah ditentukan di lingkungan kantor dan diberi pengaman berupa kunci ganda atau sistem pengamanan lainnya. 3 Kendaraan dinas dilarang untuk dibawa pulang. 4 Karciskartu pas masuk dipegang oleh penanggung jawab kendaraan dinas operasional. c. Kendaraan dinas bermotor hanya digunakan dalam kepentingan dinas yang menunjang tugas dan fungsi Kementerian. d. Penggunaan kendaraan dinas bermotor dibatasi hanya pada hari kerja kantor. e. Kendaraan dinas bermotor hanya digunakan di dalam kota. f. Pengecualian atas ketentuan pada huruf d dan huruf e dimungkinkan sepanjang terdapat izin pejabat yang ditunjuk oleh Kuasa Pengguna Barang sebagai penanggung jawab kendaraan dinas bermotor atau penugasan dari Kepala Satuan Kerja Kuasa Pengguna Barang, Kepala Kantor atau atasan struktural paling rendah setingkat pejabat Eselon III. g. Jika kendaraan dinas bermotor mengalami kerusakan yang terjadi karena kecelakaan atau tindak kejahatan lain yang dialami sebagai akibat dari kesalahan atau kelalaian penanggung jawab kendaraan dinas bermotor atau penyimpangan dari ketentuan dalam Keputusan Menteri Keuangan ini, maka pejabat negara, pejabat struktural, danatau pejabat yang ditunjuk sebagai penanggung jawab kendaraan dinas bermotor bertanggungjawab untuk melakukan perbaikan atas kerusakan dimaksud. h. Jika kendaraan dinas bermotor hilang sebagai akibat dari kesalahan atau kelalaian penanggung jawab kendaraan dinas bermotor atau penyimpangan dari ketentuan dalam Keputusan Menteri Keuangan ini, maka pejabat negara, pejabat struktural, danatau pejabat yang ditunjuk oleh Kuasa Pengguna Barang sebagai penanggung jawab kendaraan dinas bermotor dikenakan Tuntutan Ganti Rugi yang pemrosesannya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. i. Kesalahan sebagaimana dimaksud pada huruf g dan huruf h diartikan sebagai suatu tindakan dalam kendaraan dinas bermotor yang secara sengaja melawan hukum, aturan, norma, atau kebiasaan yang berlaku. j. Kelalaian sebagaimana dimaksud pada huruf g dan huruf h diartikan sebagai suatu tindakan yang tidak direncanakan sebelumnya yang menimbulkan dampak negatif, baik langsung maupun tidak langsung kepada kendaraan dinas bermotor. Pemeliharaan Pemeliharaan merupakan kegiatan atau tindakan agar semua barang selalu dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna. Pemeliharaan dilakukan terhadap BMN tanpa mengubah, menambah atau mengurangi bentuk ataupun kontruksi asal, sehingga dapat dicapai pendayagunaan barang yang memenuhi persyaratan, baik dari segi unit pemakaian maupun dari segi keindahan.

1. Bentuk Pemeliharaan:

a. Pemeliharaan ringan adalah pemeliharaan yang dilakukan sehari- hari oleh unit pemakaipengurus barangpenanggung jawab barang tanpa membebani anggaran; b. Pemeliharaan sedang adalah pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara berkala oleh tenaga terdidikterlatih yang mengakibatkan pembebanan anggaran; c. Pemeliharaan berat adalah pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara sewaktu-waktu oleh tenaga ahli yang pelaksanaannya tidak dapat diduga sebelumnya, tetapi dapat diperkirakan kebutuhannya yang mengakibatkan pembebanan anggaran.

2. Objek Pemeliharaan

Barang yang dipelihara dan dirawat adalah BMN yang tercatat dalam Daftar Barang PenggunaKuasa Pengguna.

3. Pelaksanaan Pemeliharaan

a. Pemeliharaan dilaksanakan oleh Pengguna Barang danatau Kuasa Pengguna Barang terhadap BMN yang berada dalam penguasaannya masing-masing sesuai dengan daftar kebutuhan pemeliharaan BMN yang ada. b. Pelaksanaan pemeliharaan BMN ditetapkan dengan Surat Perintah KerjaPerjanjianKontrak yang ditandatangani oleh Pengguna Barang, Kuasa Pengguna Barang, danatau pejabat yang berwenang. c. Dalam rangka tertib pemeliharaan setiap jenis BMN, harus dibuat kartu pemeliharaanperawatan. d. Pencatatan dalam kartu pemeliharaan perawatan barang dilakukan oleh 47 Media Informasi Kerugian Negara pengurus barang. e. Penerimaan pekerjaan pemeliharaan perawatan barang: 1 Pekerjaan pemeliharaan barang yang akan diterima harus dilakukan pemeriksaan oleh Kuasa Pengguna Barang atau pejabat yang ditunjuk; 2 Hasil pemeriksaan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan yang ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Barang atau pejabat yang ditunjuk; 3 Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan barang dilaporkan kepada Pengguna Barang; f. Biaya pemeliharaan dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. g. Kuasa Pengguna Barang wajib membuat Daftar Hasil Pemeliharaan Barang untuk selanjutnya dilaporkan kepada Pengguna Barang secara berkala. h. Laporan tersebut dijadikan sebagai bahan evaluasi oleh Pengguna Barang. Pengawasan 1. Pengguna Barang danatau Kuasa Pengguna Barang wajib melakukan pengawasan dan pengendalian secara rutin dan sewaktu-waktu terhadap pengamanan dan pemeliharaan Barang Milik Negara yang berada dalam penguasaannya sesuai batasan kewenangan dan tanggung jawabnya masing-masing sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan ini dan peraturan perundang- undangan di bidang pengelolaan Barang Milik Negara. 2. Monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan Keputusan Menteri Keuangan ini dilaksanakan oleh Sekretaris Jenderal cq. Kepala Biro Perlengkapan yang dalam pelaksanaannya dapat melibatkan Unit Organisasi Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan. Ketentuan Peralihan 1. Pengamanan dan pemeliharaan Barang Milik Negara yang telah dilakukan sebelum berlakunya Keputusan Menteri Keuangan ini dapat tetap dilaksanakan sepanjang tidak di bawah standar yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan ini. 2. Pengamanan dan pemeliharaan Barang Milik Negara yang telah dilakukan sebelum berlakunya Keputusan Menteri Keuangan ini namun masih di bawah standar yang ditetapkan, maka wajib dilakukan penyesuaian paling lambat 2 dua tahun terhitung sejak tanggal ditetapkannya Keputusan Menteri Keuangan ini. P enatausahaan piutang TPTGR pada prinsipnya harus terselesaikan lunas sebelum pegawai memasuki usia purnabakti. Namun apabila pegawai tidak bisa menyelesaikan kewajiban pelunasan kerugian negara maka pembayaran dapat dilakukan dengan 2 cara yakni: 1. Langsung disetor ke kas negara; 2. Bekerjasama dengan PT Taspen Persero untuk melakukan pemotongan pensiun guna pembayaran kerugian negara. Hal yang perlu diperhatikan apabila piutang TPTGR belum terselesaikan pada saat penerbitan Surat Keterangan Penghentian Pembayaran SKPP. Dalam dokumen tersebut harus mencantumkan besaran piutang kerugian negara. SKPP inilah yang menjadi dasar PT Taspen Persero melakukan pemotongan hak pensiun pegawai. Secara umum mekanisme pembayaran kerugian negara terhadap pegawai pensiun sebagai berikut :

A. Kerugian negara yang masih ditangani satuan kerja berdasarkan peraturan dirjen

perbendaharaan nomor 85PB.12011 tentang Penatausahaan Piutang PNBP Pasal 14, hal yang perlu dilakukan : 1. Apabila pegawai negeri yang masih memiliki tunggakankewajiban membayar utang kepada negara telah memasuki batas usia pensiun, pelunasan piutang dilakukan paling lambat sebelum pembayaran gaji terakhir bersangkutan. 2. Apabila pegawai negeri sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak dapat melunasi kewajiban pembayaran utang kepada negara, pelunasan piutang dilakukan: a. melalui pemotongan pembayaran pensiun pegawai bersangkutan; atau b. disetor sendiri ke Kas Negara. 3. Dalam hal penyelesaian piutang PNBP dilakukan melalui pemotongan pembayaran

9.2. Pembayaran Kerugian Negara Terhadap Pengawai yang Telah Pensiun