47
Media Informasi Kerugian Negara pengurus barang.
e. Penerimaan pekerjaan pemeliharaan perawatan barang:
1 Pekerjaan pemeliharaan barang yang akan diterima harus dilakukan
pemeriksaan oleh Kuasa Pengguna Barang atau pejabat yang ditunjuk;
2 Hasil pemeriksaan dituangkan
dalam Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan yang ditandatangani
oleh Kuasa Pengguna Barang atau pejabat yang ditunjuk;
3 Pelaksanaan pekerjaan
pemeliharaan barang dilaporkan kepada Pengguna Barang;
f. Biaya pemeliharaan dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara. g.
Kuasa Pengguna Barang wajib membuat Daftar Hasil Pemeliharaan
Barang untuk selanjutnya dilaporkan kepada Pengguna Barang secara
berkala.
h. Laporan tersebut dijadikan sebagai bahan evaluasi oleh Pengguna Barang.
Pengawasan
1. Pengguna Barang danatau Kuasa
Pengguna Barang wajib melakukan pengawasan dan pengendalian secara rutin
dan sewaktu-waktu terhadap pengamanan dan pemeliharaan Barang Milik Negara
yang berada dalam penguasaannya sesuai batasan kewenangan dan tanggung
jawabnya masing-masing sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri
Keuangan ini dan peraturan perundang- undangan di bidang pengelolaan Barang
Milik Negara.
2. Monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan Keputusan Menteri Keuangan ini
dilaksanakan oleh Sekretaris Jenderal cq. Kepala Biro Perlengkapan yang
dalam pelaksanaannya dapat melibatkan Unit Organisasi Eselon I di lingkungan
Kementerian Keuangan.
Ketentuan Peralihan
1. Pengamanan dan pemeliharaan Barang Milik Negara yang telah dilakukan sebelum
berlakunya Keputusan Menteri Keuangan ini dapat tetap dilaksanakan sepanjang
tidak di bawah standar yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan ini.
2. Pengamanan dan pemeliharaan Barang Milik Negara yang telah dilakukan sebelum
berlakunya Keputusan Menteri Keuangan ini namun masih di bawah standar
yang ditetapkan, maka wajib dilakukan penyesuaian paling lambat 2 dua tahun
terhitung sejak tanggal ditetapkannya Keputusan Menteri Keuangan ini.
P
enatausahaan piutang TPTGR pada prinsipnya harus terselesaikan lunas
sebelum pegawai memasuki usia purnabakti. Namun apabila pegawai tidak bisa menyelesaikan
kewajiban pelunasan kerugian negara maka pembayaran dapat dilakukan dengan 2 cara yakni:
1. Langsung disetor ke kas negara; 2. Bekerjasama dengan PT Taspen Persero
untuk melakukan pemotongan pensiun guna pembayaran kerugian negara.
Hal yang perlu diperhatikan apabila piutang TPTGR belum terselesaikan pada saat penerbitan Surat
Keterangan Penghentian Pembayaran SKPP. Dalam dokumen tersebut harus mencantumkan
besaran piutang kerugian negara. SKPP inilah yang menjadi dasar PT Taspen Persero melakukan
pemotongan hak pensiun pegawai. Secara umum mekanisme pembayaran kerugian negara terhadap
pegawai pensiun sebagai berikut :
A. Kerugian negara yang masih ditangani satuan kerja berdasarkan peraturan dirjen
perbendaharaan nomor
85PB.12011 tentang Penatausahaan Piutang PNBP
Pasal 14, hal yang perlu dilakukan :
1. Apabila pegawai negeri yang masih memiliki tunggakankewajiban membayar
utang kepada negara telah memasuki batas usia pensiun, pelunasan piutang dilakukan
paling lambat sebelum pembayaran gaji terakhir bersangkutan.
2. Apabila pegawai negeri sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak dapat
melunasi kewajiban pembayaran utang kepada negara, pelunasan piutang
dilakukan: a.
melalui pemotongan pembayaran pensiun pegawai bersangkutan; atau
b. disetor sendiri ke Kas Negara. 3. Dalam hal penyelesaian piutang PNBP
dilakukan melalui pemotongan pembayaran
9.2. Pembayaran Kerugian Negara Terhadap Pengawai yang Telah Pensiun
48
Media Informasi Kerugian Negara pensiun, Satuan Kerja menyampaikan
surat pemberitahuan kepada cabang PT. Taspen Persero PT. Asabri Persero
yang menjadi tempat pembayaran uang pensiun pegawai yang bersangkutan
paling lambat 15 lima belas hari setelah penerbitan SKPP Pensiun.
4. Surat pemberitahuan sebagaimana
dimaksud pada ayat 3 dilampiri dengan: a. copy SKPP Pensiun pegawai yang
bersangkutan; dan b. copy SPn pegawai yang bersangkutan.
5. Surat pemberitahuan sebagaimana
dimaksud pada ayat 3 dan lampiran pendukungnya sebagaimana dimaksud
pada ayat 4 sebagai dasar PT. Taspen Persero PT. Asabri Persero dalam
melakukan pemotongan uang pensiun.
6. Cabang PT. Taspen Persero PT. Asabri Persero paling lambat 2 dua hari kerja
setelah pemotongan, menyetorkan hasil pemotongan uang pensiun atas piutang
PNBP ke Kas Negara.
7. Penyetoran sebagaimana dimaksud pada ayat 6 dapat digabung untuk setiap
Satuan Kerja. 8. Paling lambat 7 tujuh hari kerja setelah
penyetoran, cabang PT. Taspen Persero PT. Asabri Persero melaporkan kepada
Satuan Kerja penerbit SKPP Pensiun dilampiri dengan copy SSBP dan rincian
per orang dalam hal penyetoran piutang digabungkan sebagaimana dimaksud pada
ayat 7.
B. Kerugian negara piutang negara yang telah dilimpahkan penagihanya kepada Panitia
Urusan Piutang Negara mekanismenya berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 218PMK.12011 tentang Tata Cara Perhitungan, Penyediaan, Pencairan, dan
Pertanggungjawaban Dana Belanja Pensiun Yang Dilaksanakan Oleh PT Taspen
Persero. 1. Pasal 12 :
- Dalam hal terdapat tuntutan ganti kerugian negara, PT Taspen Persero
berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
- Dalam rangka penyelesaian piutang negara yang berasal dari tuntutan ganti
kerugian negara, PT Taspen Persero menyetorkan bagian dana pensiun
kepada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan.
- Bagian dana sebagaimana dimaksud pada ayat 2 paling sedikit 30 tiga
puluh per seratus dari yang diterima oleh penerima pensiun untuk pelunasan
tuntutan ganti kerugian negara.
2. Pasal 13 :
Dalam hal PT Taspen Persero tidak dapat melakukan penagihan atas sisa piutang
negara kepada penerima manfaat pensiun, PT Taspen Persero menyampaikan sisa
piutang negara tersebut kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
3. Pasal 14 :
PT Taspen Persero harus menyetorkan potongan belanja pensiun sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 dan tuntutan ganti kerugian negara sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12 ayat 2 dan ayat 3 ke Kas NegaraKas Daerah paling
lambat tanggal 10 bulan berikutnya.
D
einisi penghapusan Barang Milik Negara BMN adalah tindakan menghapus
Barang Milik Negara dari daftar barang dengan menerbitkan keputusan dari pejabat
yang berwenang untuk membebaskan Pengguna Barang dariatau Kuasa Pengguna Barang di
lingkungan Kementerian Keuangan dari tanggung
jawab administrasi dan isik barang yang berada dalam penguasaannya.
Penghapusan BMN di lingkungan Kementerian Keuangan berdasarkan Peraturan Menteri
Keuangan No. 96PMK.062007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan,
Penghapusan, dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara. Secara lebih detil, telah dikeluarkan
Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE- 2 MK.12012 Tentang Pedoman Penghapusan
Barang Milik negara Di Lingkungan Kementerian Keuangan.
Banyak sebab suatu BMN perlu dihapuskan dan salah satu yang melatarbelakangi penghapusan
BMN adalah kehilangan BMN akibat pencurian, kebakaran ataupun bencana alam force majeure.
Hilangnya BMN bisa pula mengakibatkan peristiwa yang merugikan negara yang pelakunya bisa
dikenakan tuntutan ganti rugi. Berbeda dengan
9.3. Penghapusan Barang Milik Negara BMN Akibat Hilangnya BMN