KMK Nomor 21KMK.012012Tentang Pedoman Pengamanan

47 Media Informasi Kerugian Negara pengurus barang. e. Penerimaan pekerjaan pemeliharaan perawatan barang: 1 Pekerjaan pemeliharaan barang yang akan diterima harus dilakukan pemeriksaan oleh Kuasa Pengguna Barang atau pejabat yang ditunjuk; 2 Hasil pemeriksaan dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Pekerjaan yang ditandatangani oleh Kuasa Pengguna Barang atau pejabat yang ditunjuk; 3 Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan barang dilaporkan kepada Pengguna Barang; f. Biaya pemeliharaan dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. g. Kuasa Pengguna Barang wajib membuat Daftar Hasil Pemeliharaan Barang untuk selanjutnya dilaporkan kepada Pengguna Barang secara berkala. h. Laporan tersebut dijadikan sebagai bahan evaluasi oleh Pengguna Barang. Pengawasan 1. Pengguna Barang danatau Kuasa Pengguna Barang wajib melakukan pengawasan dan pengendalian secara rutin dan sewaktu-waktu terhadap pengamanan dan pemeliharaan Barang Milik Negara yang berada dalam penguasaannya sesuai batasan kewenangan dan tanggung jawabnya masing-masing sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan ini dan peraturan perundang- undangan di bidang pengelolaan Barang Milik Negara. 2. Monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan Keputusan Menteri Keuangan ini dilaksanakan oleh Sekretaris Jenderal cq. Kepala Biro Perlengkapan yang dalam pelaksanaannya dapat melibatkan Unit Organisasi Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan. Ketentuan Peralihan 1. Pengamanan dan pemeliharaan Barang Milik Negara yang telah dilakukan sebelum berlakunya Keputusan Menteri Keuangan ini dapat tetap dilaksanakan sepanjang tidak di bawah standar yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan ini. 2. Pengamanan dan pemeliharaan Barang Milik Negara yang telah dilakukan sebelum berlakunya Keputusan Menteri Keuangan ini namun masih di bawah standar yang ditetapkan, maka wajib dilakukan penyesuaian paling lambat 2 dua tahun terhitung sejak tanggal ditetapkannya Keputusan Menteri Keuangan ini. P enatausahaan piutang TPTGR pada prinsipnya harus terselesaikan lunas sebelum pegawai memasuki usia purnabakti. Namun apabila pegawai tidak bisa menyelesaikan kewajiban pelunasan kerugian negara maka pembayaran dapat dilakukan dengan 2 cara yakni: 1. Langsung disetor ke kas negara; 2. Bekerjasama dengan PT Taspen Persero untuk melakukan pemotongan pensiun guna pembayaran kerugian negara. Hal yang perlu diperhatikan apabila piutang TPTGR belum terselesaikan pada saat penerbitan Surat Keterangan Penghentian Pembayaran SKPP. Dalam dokumen tersebut harus mencantumkan besaran piutang kerugian negara. SKPP inilah yang menjadi dasar PT Taspen Persero melakukan pemotongan hak pensiun pegawai. Secara umum mekanisme pembayaran kerugian negara terhadap pegawai pensiun sebagai berikut :

A. Kerugian negara yang masih ditangani satuan kerja berdasarkan peraturan dirjen

perbendaharaan nomor 85PB.12011 tentang Penatausahaan Piutang PNBP Pasal 14, hal yang perlu dilakukan : 1. Apabila pegawai negeri yang masih memiliki tunggakankewajiban membayar utang kepada negara telah memasuki batas usia pensiun, pelunasan piutang dilakukan paling lambat sebelum pembayaran gaji terakhir bersangkutan. 2. Apabila pegawai negeri sebagaimana dimaksud pada ayat 1 tidak dapat melunasi kewajiban pembayaran utang kepada negara, pelunasan piutang dilakukan: a. melalui pemotongan pembayaran pensiun pegawai bersangkutan; atau b. disetor sendiri ke Kas Negara. 3. Dalam hal penyelesaian piutang PNBP dilakukan melalui pemotongan pembayaran

9.2. Pembayaran Kerugian Negara Terhadap Pengawai yang Telah Pensiun

48 Media Informasi Kerugian Negara pensiun, Satuan Kerja menyampaikan surat pemberitahuan kepada cabang PT. Taspen Persero PT. Asabri Persero yang menjadi tempat pembayaran uang pensiun pegawai yang bersangkutan paling lambat 15 lima belas hari setelah penerbitan SKPP Pensiun. 4. Surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dilampiri dengan: a. copy SKPP Pensiun pegawai yang bersangkutan; dan b. copy SPn pegawai yang bersangkutan. 5. Surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dan lampiran pendukungnya sebagaimana dimaksud pada ayat 4 sebagai dasar PT. Taspen Persero PT. Asabri Persero dalam melakukan pemotongan uang pensiun. 6. Cabang PT. Taspen Persero PT. Asabri Persero paling lambat 2 dua hari kerja setelah pemotongan, menyetorkan hasil pemotongan uang pensiun atas piutang PNBP ke Kas Negara. 7. Penyetoran sebagaimana dimaksud pada ayat 6 dapat digabung untuk setiap Satuan Kerja. 8. Paling lambat 7 tujuh hari kerja setelah penyetoran, cabang PT. Taspen Persero PT. Asabri Persero melaporkan kepada Satuan Kerja penerbit SKPP Pensiun dilampiri dengan copy SSBP dan rincian per orang dalam hal penyetoran piutang digabungkan sebagaimana dimaksud pada ayat 7.

B. Kerugian negara piutang negara yang telah dilimpahkan penagihanya kepada Panitia

Urusan Piutang Negara mekanismenya berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 218PMK.12011 tentang Tata Cara Perhitungan, Penyediaan, Pencairan, dan Pertanggungjawaban Dana Belanja Pensiun Yang Dilaksanakan Oleh PT Taspen Persero. 1. Pasal 12 : - Dalam hal terdapat tuntutan ganti kerugian negara, PT Taspen Persero berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. - Dalam rangka penyelesaian piutang negara yang berasal dari tuntutan ganti kerugian negara, PT Taspen Persero menyetorkan bagian dana pensiun kepada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. - Bagian dana sebagaimana dimaksud pada ayat 2 paling sedikit 30 tiga puluh per seratus dari yang diterima oleh penerima pensiun untuk pelunasan tuntutan ganti kerugian negara.

2. Pasal 13 :

Dalam hal PT Taspen Persero tidak dapat melakukan penagihan atas sisa piutang negara kepada penerima manfaat pensiun, PT Taspen Persero menyampaikan sisa piutang negara tersebut kepada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.

3. Pasal 14 :

PT Taspen Persero harus menyetorkan potongan belanja pensiun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dan tuntutan ganti kerugian negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat 2 dan ayat 3 ke Kas NegaraKas Daerah paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya. D einisi penghapusan Barang Milik Negara BMN adalah tindakan menghapus Barang Milik Negara dari daftar barang dengan menerbitkan keputusan dari pejabat yang berwenang untuk membebaskan Pengguna Barang dariatau Kuasa Pengguna Barang di lingkungan Kementerian Keuangan dari tanggung jawab administrasi dan isik barang yang berada dalam penguasaannya. Penghapusan BMN di lingkungan Kementerian Keuangan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 96PMK.062007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Penggunaan, Pemanfaatan, Penghapusan, dan Pemindahtanganan Barang Milik Negara. Secara lebih detil, telah dikeluarkan Surat Edaran Menteri Keuangan Nomor SE- 2 MK.12012 Tentang Pedoman Penghapusan Barang Milik negara Di Lingkungan Kementerian Keuangan. Banyak sebab suatu BMN perlu dihapuskan dan salah satu yang melatarbelakangi penghapusan BMN adalah kehilangan BMN akibat pencurian, kebakaran ataupun bencana alam force majeure. Hilangnya BMN bisa pula mengakibatkan peristiwa yang merugikan negara yang pelakunya bisa dikenakan tuntutan ganti rugi. Berbeda dengan

9.3. Penghapusan Barang Milik Negara BMN Akibat Hilangnya BMN