commit to user
37
Kedua, sumber data tertulis, yaitu berupa buku-buku, berita media cetak, jurnal-jurnal, dokumen-dokumen, dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang terkait
dengan Batik Solo dan makna sebagai busana tradisional dan fashion yang dalam hal ini digunakan sebagai sumber data sekunder. Sumber data tertulis ini diperoleh
dari studi dokumen dan studi kepustakaan.
3.4 Teknik Pemilihan Informan
Informan-informan yang diwawancarai dalam kerja penelitian ini dikelompokkan menjadi tiga. Pertama, informan dari dalam pihak pengrajin dan
pengusaha Batik Solo, yaitu orang-orang berkaitan dengan proses pembuatan dan perdagangan Batik Solo; kedua informan ahli, yaitu pemerhati atau orang yang
memiliki pengetahuan mengenai busana tradisional Batik Solo, termasuk di dalamnya informan dari pihak kalangan
Keraton Surakarta dan Mangkunegaran, dan Pemerintah Kota Surakarta; dan ketiga informan publik, yaitu informan yang
berasal dari masyarakat umum lihat Lampiran 1: Daftar Informan.
3.5 Instrumen Penelitian
Dalam mengumpulkan data penelitian ini, peneliti menggunakan tiga alat utama, yaitu: 1 pedoman wawancara yang digunakan sebagai panduan dalam
wawancara lihat Lampiran 2: Pedoman Wawancara; 2 alat perekam gambar kamera dan scanner yang digunakan untuk memperoleh dada visual dari objek
amatan, dan alat perekam suara yang digunakan dalam upaya wawancara terhadap informan; dan 3 alat tulis yang digunakan untuk mencatat data-data yang
commit to user
38
diperoleh dalam proses wawancara, observasi, dan kepustakaan.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini lebih mengutamakan penggunaan teknik observasi dan wawancara mendalam, di
samping studi kepustakaan. Dengan menggunakan teknik tersebut kajian terhadap makna simbolik busana tradisional Batik Solo membuka peluang baca ulang
untuk menemukan sesuatu yang disembunyikan di dalamnya. Di samping itu, berkembangnya kereativitas dalam menafsirkan “teks” dilakukan dengan diamati
hingga diperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang makna simbolik Batik Solo.
Atas tujuan tersebut, teknik yang dilakukan dijelaskan seperti berikut. Pertama, observasi, yaitu pengamatan lapangan langsung terhadap fenomena-
fenomena yang terjadi atas Batik Solo khususnya di Kota Solo baik dalam sehari- hari maupun acara khusus. Observasi dilakukan untuk mengempulkan data yang
berada dalam pelilaku pelaku budaya di balik fenomena-fenomena sosial karena secara filosofis masyarakat dipahami sebagai pengalaman langsung Simmel
dalam Ratna, 2010:221 Kedua, wawancara, yaitu suatu percakapan untuk memburu makna yang
tersembunyi di balik kata-kata dari informan sehingga sesuatu dari fenomena sosial menjadi dapat dipahami Faisal dalam Bungin, 2010: 67. Wawancara
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pendapat, persepsi, perasaan, pengetahuan, pengalaman, dan penginderaan seseorang Pitana, 2010: 53.
commit to user
39
Ketiga, studi dokumen, yaitu pengumpulan data yang bersumber dari dokumen yang dibedakan menjadi dua macam, yaitu; 1 dokumen formal,
dokumen yang dikeluarkan lembaga tertentu, dan 2 dokumen informal, dokumen yang merupakan catatan pribadi. Dengan kata lain, pengumpulan data dari non-
insani, yaitu 1 tulisan, seperti berita media cetak, surat-surat, laporan resmi, catatan harian, katalog, danatau notulen; dan 2 gambar dan lambang, foto-foto,
dan audio visual. Artinya, teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data teks dalam naskah-naskah yang berupa dokumen. Data teks
yang diperoleh dari studi dokumen ini diposisikan sebagai data sekunder penelitian Pitana, 2010:54, Ratna, 2010:233-238.
Keempat, studi perpustakaan, yaitu suatu kajian terhadap buku-buku, jurnal-jurnal, dan hasil-hasil penelitian terdahulu dalam kaitannya Batik Solo.
Studi perpustakaan digunakan tidak hanya mencari data danatau pengertian tentang Batik Solo yang selama ini dikembangkan dalam konsep-konsep oleh
penelitian terdahulu, tetapi juga untuk memperoleh data yang berfungsi sebagai pelengkapan data yang diperoleh lapangan dan wawancara.
3.7 Teknik Analisis Data