Rumusan Masalah Sistematika Penulisan

commit to user 7 penelitian tentang Batik Solo di wilayah keilmuan Kajian Budaya dipandang relevan untuk mengungkap makna kontemporer dalam konteks kekinian.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dapat diidentifikasi tiga permasalahan yang disajikan dalam bentuk pernyataan sebagai berikut. Pertama, Batik Solo mengandung simbol-simbol yang bermakna pesan dan harapan bagi manusia Jawa dalam menjalani kehidupannya. Oleh karena itu, makna simbolik Batik Solo harus tetap dicari sesuai dengan ruang dan waktu si pemakna. Dengan kata lain, interpretasi terhadap simbol yang dikandung dalam perwujudan Batik Solo tidak akan pernah berhenti atau akan terus-menerus mengalami dekonstruksi. Kedua, dekonstruksi makna simbolik Batik Solo pada masa kekinian akan membawa pengaruh pada struktur kognitif para pengusaha batik dan masyarakat Solo yang selanjutnya melahirkan makna baru dalam perkembangan Batik Solo. Ketiga, pemahaman makna yang lahir akibat terjadinya dekonstruksi makna simbolik Batik Solo akan mengantarkan pemahaman terhadap nilai-nilai kekinian Batik Solo yang berakar pada budaya Jawa. Dari identifikasi permasalahan tersebut selanjutnya, sebagai fokus kajian dapat dirumuskan masalah penelitian dalam bentuk pertanyaan seperti berikut. 1 Mengapakah terjadi dekonstruksi makna simbolik Batik Solo ? 2 Bagaimanakah dekonstruksi makna simbolik Batik Solo terjadi? commit to user 8 3 Bagaimanakah implikasi dekonstruksi makna simbolik tersebut terhadap perkembangan Batik Solo?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Secara umum, penelitian ini hendak mengungkap Batik Solo berkaitan dengan makna simbolik yang terkandung di dalamnya. Untuk itu, ditempuh dengan upaya mendeskripsikan dekonstruksi makna simbolik Batik Solo yang berakar pada budaya Jawa dengan kearifan-kearifan lokalnya yang tercermin dalam busana tradisional Jawa. Pada gilirannya, penelitian ini berusaha menemukan dan menjelaskan rekonstruksi budaya tersebut dalam rangka memperkaya budaya Indonesia sebagai bagian kerja keilmuan Kajian Budaya dalam upaya mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1 Untuk mengetahui, memahami, dan mendeskripsikan kejelasan tentang sebab terjadinya dekonstruksi makna simbolik Batik Solo. 2 Untuk mengetahui, memahami, dan mendeskripsikan kejelasan tentang proses dekonstruksi makna simbolik Batik Solo. 3 Untuk mengetahui, memahami, dan mendeskripsikan kejelasan tentang implikasi dekonstruksi makna simbolik Batik Solo terhadap perkembangan Batik Solo. commit to user 9

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat memberikan sumbangan terhadap pengembangan ilmu pengetahuan tentang batik dalam khazanah keilmuan Kajian Budaya. Di samping itu, penelitian ini diharapkan dapat menambah dan melengkapi kajian-kajian terdahulu tentang batik Jawa dan Nusantara. Selanjutnya, bagi kalangan akademis dapat dimanfaatkan untuk acuan melihat ruang-ruang kosong yang mungkin ditinggalkan dalam penelitian ini.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memperluas cara pandang masyarakat terhadap kearifan lokal yang dimiliki budaya lokalnya di tengah pengaruh dunia global. Selain itu, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh para pengambil kebijakan publik berkaitan dengan kehidupan sosial budaya terutama para pengrajin batik dan masyarakat pecinta batik.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab. Masing- masing bab dijelaskan secara singkat seperti berikut. Bab I adalah “Pendahuluan”. Bab ini menguraikan latar belakang masalah penelitian ini dengan mengidentifikasikan masalah, membatasi masalah, dan memberi masalah yang dirumskan. Dalam bab ini terdapat empat bagian, yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat commit to user 10 penelitian. Dengan menguraikan masalah penelitian ini, menggambarkan dasar argumentasi dalam penelitian ini kaitannya makna simbolik Batik Solo. Batik Solo diposisikan objek penelitian di wilayah keilmuan Kajian Budaya sebagai teks yang harus dibaca ulang sesuai dengan runang dan waktu untuk mengembangkan pengetahuan mengenai Batik Solo. Bab II adalah “Kajian Pustaka, Konsep, dan Landasan Teori: Batik Solo, Makna Simbolik, dan Dekonstruksi”. Bab ini menguraikan penelitian-penelitian yang telah dilakukan untuk merupakan danatau membangun konsep. Berdasar pada konsep yang dibangun dalam penelitian ini, dapat memperoleh teori yang digunakan dalam penelitian ini dengan tepat. Teori yang digunakan dalam penelitian merupakan pisau analisis atas masalah yang dimiliki peneliti. Dalam penelitian yang dilakukan di wilayah keilmuan Kajian Budaya, teori yang digunakan berada di sekitar gagasan-gagasan posmodern. Oleh karena itu, menjelaskan landasan teori penelitian ini, yakni teori Dekonstruksi dari Derrida grand-theory dan teori Semiotika Visual Komunikasi middle-theory yang diperoleh Umberto Eco. Bab III adalah “Metode Penelitian”. Bab ini menguraikan proses kerja penelitian ini yang merupakan penelitian bidang ilmu Kajian Budaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis data kualitatif dan teknik analisis data secara deskriptif dan interpretatif yang menggunakan pendekatan hermeneutik. Proses kerja penelitian ini terdiri atas delapan bagian, yaitu rancangan penelitian, lokasi penelitian, jenis dan sumber data, teknik pemilihan informan, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik commit to user 11 analisis data, dan teknik penyajian hasil analisis data. Bab ini menjelaskan proses kerja yang dilakukan dalam penelitian ini. Bab IV adalah “Pembahasan: Gambaran Umum, Sebab, Proses, Implikasi Dekonstruksi Makna Simbolik Batik Solo”. Bab ini merupakan bagian inti penelitian ini yang terdiri atas empat sub bab. Pertama menjelaskan tentang Kota Solo dan Batik Solo secara umum. Kota Solo merupakan lokasi penelitian dan Batik Solo merupakan objek material kajian ini yang memiliki keunikan. Untuk menguraikan keunikan kedua hal tersebut bub 4.1 dibagi tiga, yaitu 1 Kota Solo sebagai pusat batik; 2 Batik Solo sebagai warisan adiluhung budaya Jawa; dan 3 simbolisasi Batik Solo. Dengan menjelaskan ketiga hal penting mengambarkan keunikan-keunikan Kota Solo dan Batik Solo, berikutnya akan menjadi dasar informasi atas lokasi dan objek material dalam penelitian ini. Kedua dalam ketiga sub bab 4.2, 4.3, dan 4.4, menganalisis data yang diperoleh dalam proses kajin ini untuk membahas tiga hal penting yang sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu 1 sebab terjadinya dekonstruksi makna simbolik Batik Solo; 2 kejelasan tentang proses dekonstruksi makna simbolik Batik Solo; dan 3 kejelasan tentang implikasi dekonstruksi makna simbolik Batik Solo terhadap perkembangan Batik Solo. Bab V adalah “Simpulan dan Saran”. Bab ini menjelasakan simpulan yang diperoleh penelitian ini melalui analisis. Simpulan yang diperoleh peneliti diuraikan dalam bab ini terdapat tiga hal yang sesuai dengan rumusan masalah penelitian ini. Dijelaskan sebagai jawaban dari tiga rumusan masalah, yaitu 1 mengapakah terjadi dekonstruksi makna simbolik Batik Solo?; 2 bagaimanakah commit to user 12 dekonstruksi makna simbolik Batik Solo terjadi?; dan 3 bagaimanakah implikasi dekonstruksi makna simbolik tersebut terhadap perkembangan Batik Solo? Kemudian saran yang diajukan dalam penelitian ini diuraikan di sini terdapat dua hal yang sesuai dengan manfaat penelitian, yaitu manfaat teoretis dan manfaat praktis. Simpulan dan saran penelitian ini disajikan sebagai hasil penelitian ilmu Kajian Budaya. commit to user 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI:

BATIK SOLO, MAKNA SIMBOLIK, DAN DEKONSTRUKSI

2.1 Kajian Pustaka: Hasil Penelitian Terdahulu Tentang Batik

Kajian tentang Batik Solo yang dilakukan dalam disiplin ilmu Kajian Budaya merupakan kajian yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Kajian ini tidak ditujukan untuk memahami Batik Solo sebagai sebuah perwujudan fisik dari ilmu seni batik. Dalam kajian ini, Batik Solo merupakan objek material dari kajian tentang dekonstruksi makna simbolik Batik Solo. Kendala penelitian yang memfokuskan kajian pada Batik Solo untuk membongkar atau membuat pemaknaan kembali Batik Solo adalah terlalu kompleksnya permasalahan yang menyertai dan mempengaruhinya. Kondisi ini dapat dimengerti karena banyaknya simbolisasi dan falsafah hidup manusia Jawa yang tersimpan dalam perwujudan Batik Solo. Kenyataan ini menunjukkan bahwa kajian ini tidak bisa hanya mengandalkan pengetahuan seni batik secara umum danatau perwujudan batik semata-mata, tetapi harus dikembangkan lebih lanjut pada pemahaman konsep- konsep yang menyertai dan teori-teori yang digunakan. Dengan demikian, kajian pustaka ini diarahkan bukan hanya pada pustaka-pustaka hasil penelitian batik saja, tetapi juga pada pustaka-pustaka yang dapat digunakan untuk membangun konsep dan aplikasi teori. Hasil penelitian Yayasan Harapan KitaBP-3 TMII 1997 tentang latar belakang kehidupan bangsa Indonesia, adat-istiadat, dan seni budaya yang