Pengstafan Kurikulum Pendidikan Jasmani Adaptif

langsung dari pihak yayasan, termasuk dalam pengorganisasian kurikulum pendidikan jasmani.

3. Pengstafan Kurikulum Pendidikan Jasmani Adaptif

Pengstafan dalam kurikulum merupakan fungsi yang menyediakan orang-orang untuk melaksanakan suatu sistem yang dilaksanakan dan diorganisasikan. Di dalam kurikulum sangatlah penting memilih sumber daya manusia dalam pelaksanaannya untuk dapat mencapai tujuan dari pendidikan. Untuk mengungkap itu semua maka dilakukan wawancara dengan bapak MH wakil kepala sekolah luar biasa Negeri Pembina pada tanggal 11 Desember 2014 diruangannya dan peneliti menyanyakan guru dan admin atau pegawai lulusan apa saja yang ada di sekolah ini? ”Yang pertama tentu kita terima PLB Pendidikan Luar Biasa namun karena tenaga dari lulusan PLB itu kurang kita menerima guru-guru dari umum, misalnya kita menerima guru agama, untuk yang akan datang saya mengharapkan guru olahraga nah itu sangat penting agar olahraga di sekolah ini terarah. Sementara untuk pegawai kita sekarang itu dari ilmu s osial.” Dari kutipan ini menunjukan bahwa kurangnya tenaga pendidik yang ada pada sekolah, termasuk didalamnya guru pendidikan jasmani dan olahraga. Hai ini terbukti bahwa dari 6 SLB di Kota Pekanbaru hanya satu guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dan sekarang merangkap juga menjadi guru kelas untuk SMALB B di Sekolah Laur Biasa Sri Mujinab. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh ibu JM kepala sekolah luar biasa Sri Mujinab: “Saat ini kita masih kurang sekali tenaga pengajar, untuk PLB dan guru umum seperti agama, bahasa inggris dan olahraga. Sebenarnya kita sudah ada guru yang tepat untuk olahraga karena memang basik nya sebagai guru olahraga, tetapi karena dengan jumlah siswa yang banyak dan tenaga pengajar yang tidak memadai jadi kita memperdayakan guru olahraga merangkap menjadi guru kelas untuk SMALB kelas B. sementara dengan kekurangan itu kita juga masih terima untuk tamatan SMA sebagai TU tetapi sekarang sudah dua tahun ini kita tidak terima tamatan SMA, minimal itu S1.” perpustakaan.uns.ac.id commit to user Melihat dari kurangnya tenaga pendidik dari lulusan Pendidikan Luar Biasa PLB dan guru mata pelajaran membuat sekolah menerima guru dari lulusan di luar dari lulusan pendidikan bahkan menerima lulusan SMA untuk tenaga kepegawaian seperti yang di ungkapkan oleh ibu ZA kepala sekolah luar biasa Melati Rumbai pada tanggal 18 Desember 2014: “Dengan kurangnya guru kita yang dari PLB dan pendidikan seperti guru mata pelajaran jadi kita menerima guru juga dari psikologi, hukum, sosial dan ekonomi dan alumni sebagai pegawai kebersihan. Selanjutnya kita berharap bahwa permintaan kita untuk ditempatkan guru yang sesuai di sekolah kita ini, apalagi kita tidak ada guru yang bersatatus PNS semua guru PLB yang PNS ditempatkan di SLB Negeri, jadi semua di sini adalah honor yayasan, jadi untuk menambah guru kita juga harus menghitung-hitung dana sekolah, BOS dan yayasan. Di sini yang membuat kami sulit menerima guru karena keterbatasan dana tadi.” Hal senada juga disampaikan oleh kepala sekolah luar biasa AL-Faqih ibu NF: ”Untuk saat ini kita ada lulusan S1, ada juga yang SMA. Untuk PLB ada 2 orang, sementara ibu sendiri S.Ag, bapak Beni itu S.Pd dari PGSD. Banyak sekali kendala dalam pengstafan di sekolah kami, sekarang saja hanya ada 4 guru yang harapan kita tidak muluk- muluk 6 aja guru di sekolah ini sudah sangat membantu. Kendala juga terletak pada dana, jadi dana dari yayasan tidak membekap untuk menambah guru honor yayasan. Dari dinas juga belum ada respon, ya kami berlima harus lebih keras lagi dalam membagi tuga-tugas ini. ” Tidak adanya penempatan guru berstatus pegawai negeri sipil pada sekolah luar biasa swasta di Kota Pekanbaru membuat sekolah luar biasa kekurangan tenaga pendidik dan pegawai. Kejadian ini membuat guru yang mengajar di sekolah merangkap dan bekerja keras dalam pembagian tugas di sekolah. Dari segi pengrekrutan tenaga pengajar dan kepegawaian jalur kepemerintahan tidak dilakukan bersamaan dengan penerimaan guru dan pegawai secara umum, untuk penerimaannya memiliki jadwal sendiri dan ini menbuat informasi terhambat kepada calon guru yang ingin membuat permohonan atau pendaftaran sebagai Calon Pegawai Negeri perpustakaan.uns.ac.id commit to user Sipil CPNS, hai ini sesuai dengan pernyataan kepala sekolah luar biasa Pelita Hati bapak KA pada tanggal 17 Desember 2014: “Untuk sekarang kita memang sangat kekurangan guru dan pegawai, untuk sekarang saja pegawai TU merangkap guru, guru penjasnya juga merangkap, dan ada kelas digabungkan dengan 1 guru yang mengajar. Memang kalau kita disini semua honor yayasan dan komite, sementara yang honor pemprov itu baru saya, bapak teguh dan ibu In. Selanjutnya kita memang belum kebagian guru yang statusnya PNS, sementara yang PNS itu ditempatkan di SLN Negeri Pembina dan Sri Mujinab. Untuk penerimaan guru dan pegawai yang PNS ini tidak dilakukan serentak dengan guru dan pegawai pada umumnya, tidak tahu dengan alasan apa kita dibedakan. Untuk itu banyaknya calon guru dan pegawai ini tidak tahun informasi.” Kebijakan yang dibuat Pemerintah Pekanbaru dalam penerimaan guru dan pegawai untuk sekolah luar biasa membuat tidak meratanya penempatan guru dan pegawai di Sekolah Luar Biasa di Kota Pekanbaru. Berbeda dengan Sekolah Luar Biasa Cendana Rumbai dalam pengrekrutan tenaga pengajar dilakukan oleh yayasan Cendana melalui berbagai macam test seperti yang disampaikan oleh bapak MT selaku kepala sekolah pada tanggal 18 Desember 2014: “Sekarang di sekolah ini delapan yakni satu menejer, 5 guru, 1 kepala sekolah, 1 TU , 1 junitor yakni adalah alumni dan yang satu lagi sudah kami ajukan tapi belum diangkat oleh Cendana. Selanjutnya untuk penerimaan guru dan pegawai bukan kapasitas saya tapi langsung dari SDM di bagian Personalia Cendana dan melalui berbagai test seperti test kemampuan akademik, test bahasa inggris, dan test kekhususan kalau untuk PLB, setelah melalui test tersebut yang lolos test kita training 3 bulan dan setelah itu baru kita jadikan guru. Untuk dua tahun terakhir ini kita memang tidak ada kontrak jadi kalau seandainya guru ini mau test PNS ya kita izinkan, kalau lulus boleh memilih tetapi kalau tidak kita masih biasa kembali lagi. Untuk sekarang kita merasa tidak kekurangan guru karena memang anak kita juga tidak banyak. Tetapi kalau yayasan bilang ada penambahan guru lagi kita bersyukur kalau biasa guru olahraga dan untuk tunanetra.” perpustakaan.uns.ac.id commit to user Kebijakan pembatasan atau tidak bolehnya penempatan atau pengangkatan guru PNS disatuan pendidikan khusus yang diselenggarakan oleh yayasan menjadi permasalahan yang perlu segara diselesaikan atau dicari solusinya. Dari hasil wawancara terkait dengan pengstafan di Sekolah Luar Biasa Kota Pekanbaru masih kurangnya tenaga pengajar dan pegawai di Sekolah Luar Biasa Pekanbaru. Hal ini dapat dilihat banyaknya guru yang merangkap tugas sebagai pegawai TU dan guru bidang studi seperti pendidikan jasmani dan guru agama. Tidak adanya penempatan guru dan pegawai yang status PNS di sekolah luar biasa swasta membuat sekolah kesulitan dalam memenuhi kebutuhan guru dan pegawai, sementara guru dan pegawai PNS hanya mendapat penempatan di Sekolah Luar Biasa Negeri Pembina dan sebagian di Sekolah Luar Biasa Sri Mujinab. Dengan keterbatasan dana yang dimiliki yayasan, komite dan BOS membuat sekolah tidak berana mengambil resiko untuk menambah tenaga pengajar. Sementara penerimaan tenaga pengajar dan pegawai untuk jalur kepemerintahan yakni Pegawai Negeri Sipil untuk Pendidikan Luar Biasa tidak dibuka serentak dengan penerimaan tenaga pengajar dan pegawai umum, hal ini membuat informasi tidak merata bahkan tidak sampai kepada calon guru dan pegawai yang akan mengabri di sekolah luar biasa.

4. Pengawasan Kurikulum Pendidikan Jasmani Adaptif