termasuk kepala sekolah, Tu dan guru penjas. Jadi kita sesuaikan dengan kemampuan kita dan anak pastinya. Untuk perencanaan
kurikulum dalam mata pelajaran penjas kita menyusunnya persemester karena keterbatasan kita dalam tenaga pengajar. Jadi
setiap minggu kita sudah tahu apa yang harus di ajarkan kepada anak-anak dan ini semua guru terlibat.
Dari segi perencanaan kurikulum jelas bahwa menentukan apa yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan pendidikan. Dari hasil wawancara terkait dengan perencanaan
kurikulum pada sekolah-sekolah luar biasa Kota Pekanbaru sudah cukup baik karena perencanaan penyesuaian kurikulum dilakukan dalam Kelompok Kerja Guru KKG
sekolah luar biasa se-Kota Pekanbaru. Perencanaan kurikulum berpatokan dengan melihat kondisi siswa. Tetapi tidak demikian dengan perencanaan kurikulum untuk mata pelajaran
pendidikan jasmani. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa perencanaan kurikulum pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan jauh dari kata baik bahkan beberapa sekolah
tidak memiliki acuan kurikulum untuk pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Hal ini dikarenakan tidak ada guru khusus yang mengajar
pendidikan jasmani ini, selain itu kepala sekolah tidak mewajibkan kepada guru pendidikan jasmani dalam menyusun kurikulum untuk pelaksanaan pembelajaran. Guru hanya
beracuan kepada apa yang mereka pikirkan dan mencari reverensi dibuku atau diinternet. Hanya terdapat satu sekolah yang menyusun perencanaan kurikulum dan masih
menggunakan kurikulum KTSP sebagaimana yang berlaku pada yayasan.
2. Pengorganisasian Kurikulum Pendidikan Jasmani Adaptif
Untuk mengungkap pengorganisasian kurikulum peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah, guru pendidikan jasmani dan staf sekolah Pegawai Tata Usaha.
Untuk pertama peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah. Pelaksanaan wawancara tentang pengorganisasian kurukulum dimulai dari SLB Negeri Pembina pada
tanggal 08 Desember 2014 peneliti menjumpai bapak MH. Peneliti menanyakan apakah sekolah membentuk tim dalam perencanaan atau implementasi kurikulum, jika ada
bagaimana struktur organisasi tim penyusun kurikulum? apakah ada tujuan dari organisasi penyusun kurikulum dan bagaimana fungsinya?
commit to user
“Kalau struktur organisasinya tidak ada. Itu dikerjakan bersama. Jadi tujuan diadakan penyusunan kurikulum bersama ini agar
menyatukan semua SLB di Pekanbaru ini dan menyatukan visi dan misi kita di dalam penerapan implementasi kurikulum dan
sekarang yang sedang berlangsung itu untuk kurikulum 2013, bertujuan agar semua guru pendidikan khusus, khususnya di SLB
Pembina memahami dan melaksanakan apa yang di cermati oleh kurikulum 2013 untuk anak-anak berkebutuhan khusus karena
kita baru mulai untuk berkebutuhan kusus ini. Kalau anak di sekolah umum ada yang sudah berjalan dua semester untuk
kurikulum ini. Tapi kita akan meratakan di tahun 2015 ini. Kalau untuk yang di sekolah sama saja tidak ada struktur organiasi
khusus untuk penyesuaian kurikulum ini, tetapi semua warga
sekolah terlibat didalamnya” Di tempat terpisah kepala sekolah SLB Sri Mujinab ibu JM mengungkapkan:
“Sekolah membentuk tim penyusun dan penyesuaian kurikulum, jadi semua majelis guru tim dalam penyusunan kurikulum tetapi
tidak ada struktur organisasinya. Tujuan dari tim ini adalam menyatukan persepsi, tujuan, dan apa yang hendak kita capai.
Kalau ada tim penyusun kurikulum ini nanti bisa mendiskusikan kesulitan yang dihadapi terutama anak-anak kita inikan
berkelainan jadi lebih mudah kita untuk merancang pembelajaran seperti apa yang akan kita berikan pada anak. Kalau untuk tujuan
dari tim ini agar biasa melaksanakan pembelajaran dengan baik
yang dituntut oleh kurikulum.” Selanjutnya pada tanggal pada tanggal 09 Desember 2014 bapak MT dari kutipan
wawancara nyampaikan bahwa: “Untuk struktur penyusunan penyesuaian kurikulum itu adanya
hanya yang dari dinas, itu progresnya melalui KKG. Untuk sekolah sendiri tidak ada strukturnya, jadi kita semua adalah tim
di sekolah dan semua majelis guru, kepala sekolah bahkan orang tua pun termasuk tim dalam penyesuaian kurikulum ini baik untuk
perencanaan, pelaksanaan sampai dengan hasil akhir kenaikan kelas kitalah timnya. Ini bertujuan agar semua yang kita
rancanakan dapat terlaksana dengan baik dan ini berfungsi juga untuk menyatukan antara pihak sekolah dengn orang tua. Jadi
tujuan dari pendidikan PLB ini dapat tercapai.” perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Strruktur organisasi dalam implementasi kurikulum hanya dimiliki oleh dinas yang dilaksanakan dalam KKG yang meliputi perencanaan, pengembangan dan penyesuaian
kurikulum. Hal ini juga diungkapkan oleh bapak KA pada tanggal 10 Desember yang ditemui diruangannya:
“Struktur organisasi itu hanya ada pada dinas yang seperti sekolah umum jadi strukturnya dimulai dari Kemendikbud, Dinas
Provinsi, Dinas Daerah, guru inti dan kepala sekolah. Nah dari dinas pelaksanaan tugasnya dilaksanakan dalam KKG yakni guru-
guru SLB se-Kota Pekanbaru. Sementara kalau untuk di sekolah tidak ada, kita bekerja ya sesuai dengan jabatan kita disekolah.
Sedangkan untuk penyusunan, pengembangan dan penyeseuaian kurikulum itu kita lakukan bersama. Jadi semua warga yang
terlibat dalam implementasi kurikulum termasuk dalam tim kurikulum dan tambahan adalah orang tua atau wali murid.
Dibentuknya tim ini bertujuan untuk menyatukan pendapat untuk mewujudkan visi dan misi sekolah, agar nantinya proses
pembelajaran itu terlaksana dengan baik. Jadi tujuan dari
pendidikan itu dapat tercapai.” Hal senada disampaikan oleh ibu ZA pada tanggal 20 Desember 2014 bahwa:
“Untuk struktur itu kita ada yang dari dinas nah distruktur ini kita susun kurikulum bersama-sama dengan sekolah lain biasa disebut
KKG. Kalau disekolah tidak ada strukturnya yang ada hanya struktur sekolah saja tetapi yah jabatannya tetap yang itu saja.
Kalau disekolah semua majelis guru, kepala sekolah dan TU kebetulan TU kita juga merangkap guru, karena TU yang
sebelumnya itu sudah berhenti kalau yang dulu beliau tidak masuk kedalam tim. Selanjutnya untuk orang tua yang memang
anaknya memiliki kelainan yang berat. Tim ini bertujuan untuk menyatukan pendapat kita agar dapat melaksanakan tujuan dari
pendidikan khususnya di PLB ini dengan baik. Selain itu juga dapat menyatukan orang tua dan guru. maka dengan adanya tim
penyusun kurikulum diharapkan agar dapat pencapai tujuan dari
pendidikan itu sendiri.” Selanjutnya pada tanggal 13 Desember 2014 hal hampir serupa disampaikan oleh ibu NF
yakni: “Kalau untuk kurikulum memang harus ada organisasinya karena
agar tujuan pendidikan itu dapat percapai. Selain itu di sekolah ini memang tenaganya terbatas jadi tidak ada struktur organisasinya.
Semua kita putuskan bersama baik itu untuk kurikulum maupun perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
kegiatan lainnya termasuk pelaksanaan pembelajaran. Disini kan hanya lima orang jadi ya dimusyawarahkan saja secara bersama-
sama, gimana bagusnya, yang sesuai kita laksanakan disekolah. ”
Dari apa yang telah disampaikan oleh kepala sekolah luar biasa tampak bahwa pengorganisasian dalam kurikulum sama dengan yang dilakukan oleh sekolah umum, untuk
struktur kepemerintahan dimulai dari Kemendikbud, Dinas Provinsi, Dinas Daerah, guru inti dan kepala sekolah dalam hal ini dibentuk lah Kelompok Kerja Guru KKG yakni
guru Sekolah Luar Biasa Kota Pekanbaru untuk perencanaan, penyusunan, pengembangan dan penyusunan Kurikulum yang saat ini sedang berlangsung penyesuaian kurikulum 2013
ke kurikulum fleksibel. Sementara untuk sekolah tidak ada struktur organisasi yang tertulis melainkan dalam bentuk tim. Tim dalam penyusunan, pengembangan dan penyesuaian
kurikulum melibatkan kepala sekolah, majelis guru dan orang tua. Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh bapak RM guru olahraga SLB Negeri Pembina pada tanggal 06
Januari 2015: “Untuk penyusunan atau pengembangan kurikulum ini kita ada tim
yang dari dinas yakni semua kepala sekolah luar biasa di Pekanbaru dan semua guru SLB di Pekanbaru. Sementara untuk
di sekolah timnya adalah kepala sekolah, majelis guru, dan otang tua. Dengan adanya tim ini membantu sekali dalam
pengembangan kurikulum dan untuk mencapai tujuan kurikulum
itu sendiri.” Dengan adanya KKG dapat menyatukan persepsi dan memecahkan kendala yang ada di
sekolah. Tetapi ini hanya untuk mata pelajaran umum tidak halnya dengan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Pada KKG tidak ada membahas kurikulum untuk mata
pelajaran penjasorkes, untuk mata pelajaran penjasorkes sesuai dengan inisiatif dari guru yang mengajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Pernyataan ini disampaikan
oleh guru olahraga bapak WA pada tanggal 07 Januari 2015: “Dalam penyusunan kurikulum dilakukan didinas dengan bentik
KKG, jadi semua guru dan kepala sekolah SLB se-Pekanbaru berkumpul membicarakan soal kurikulum dan dihadiri juga oleh
dinas. Kalau disekolah ini juga ada timnya yaitu dari kepala sekolah, guru dan orang tua . Tetapi sangat disayangkan karena
hanya mata pelajaran penjas yang tidak dibahas dalam perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
penyusunan kurikulum ini. hal ini kerena memang guru olahraga yang latar belakangnya pendidikan olahraga saya sendiri, selain
itu dengan keterbatasan guru saya juga mengajar di kalas. Jadi kesepakatan memang kita menggunakan inisiatif sendiri untuk
merencanakan dan merancang kurikulum untuk pendidikan olahraga anak berkebutuhan kh
usus ini.” hal senada juga disampaikan oleh bapak TP dalam kutipan wawancara pada tanggal 08
Januari 2015: “Untuk penyusunan kurikulum ini kita lakukan dua kali yang
pertama kita lakukan dalam kelompok kerja guru dan kemudian kita sesuaikan lagi di sekolah. Untuk di sekolah kita memang
sudah ada timnya. Jadi semua warga sekolah termasuklah kedalam tim penyesuaian kurikulum. Tetapi kalau untuk
pendidikan jasmani itu diserahkan saya sepenuhnya dan tidak dibahas di KKG ataupun di sekolah. Seharusnyakan tidak begitu,
tetapi memang kita kekurangan guru dalam pendidikan jasmani. Kalau untuk pendidikan jasmani baru Sri Mujinab yang punya
guru penjas tetapi sekarang kedengarannya juga merangkap menjadi guru kelas. Nah disini kita menjadi sulit. Didalam rapat
bersama dinas juga sudah dibahas tentang ini tetapi masih belum
ada respon” Tidak adanya guru khusus yang membidangi pendidikan jasmani menyebabkan tidak
adanya pengorganisasian dalam penyusunan kurikulum pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Hal ini makin dipertegas oleh pernyataan bapak BF guru penjasokes SLB AL-
Faqih ditempat terpisah: “Kalau untuk pengorganisasian dalam kurikulum ini kita biasanya
dari dinas itu ada program KKG yang nantinya akan menyusun, merencanakan,
mengembangkan kurikulum
secara garis
besarnyanya setelah itu baru kita susun lagi disekolah dengan tim yang ada disekolah. Kalau untuk sekolah kita semuanya terlibat
didalam tim karena memang jumlah kita hanya sedikit. Untuk olahraga itu sendiri karena kita tidak memiliki guru khusus ya kita
hanya menyusun kegiatan pendidikan jasmani pada saat evaluasi semester, kita bicarakan untuk semester depan apa saja olahraga
yang akan kita laksanakan. Jadi seperti itu saja pelaksanaannya.” perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Dari segi pelaksanaan kurikulum hal yang penting untuk diperhatikan dalam pengorganisasian adalah bahwa setiap kegiatan harus jelas siapa yang mengerjakan, kapan
dikerjakan, dan apa targetnya. Sementara itu bapak AR dalam kutipan wawancaranya menyatakan:
“Strukur organisani di Cendana tidak dibuat secara tertulis atau bagan, yang paling penting adalah kita saling membantu dalam
penyusunan kurikulum ini. Karena yayasan menuntut kami dalam pelaksanaan kurikulum ini harus benar-benar efektif dan harus
jelas apa saja yang harus dikerjakan, kapan kita mengerjakannya, dan apa saja target yang harus kita capai misalnya untuk satu
semester. Ini berlaku juga untuk pendidikan jasmani didalam rapat tim kurikulum kita juga membicarakannya walaupun
sebenarnya saya bukan dari pendidikan olahraga tetapi saya dan teman-teman majelis juga membantu saya untuk itu. Kalau di
KKG kita memang tidak membicarakan tentang penyusunan kurikulum untuk mata pelajaran pendidikan jasmani, karena sudah
diserahkan
keguru masing-masing
, jadi
kami hanya
membicarakan pelajaran masing-masing kelas yang kami pegang karena memang semua guru olahraga di SLB merangkap tugas
sebagai guru kelas. Inilah yang terkadang saya pribadi merasa ingin memberikan yang terbaik di olahraga anak-anak
berkebutuhan khusus karena mereka bisa kita arahkan melalui pendidikan jasmani, tetapi kita belum dikasih kesempatan untuk
memiliki guru yang benar-benar khusus untuk mengajar olahraga saja. Sementara saya memang lebih tertarik mengajar olahraga
walaupun saya dari PLB.” Dari apa yang disampaikan oleh guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
pengorganisasian dalam kurikulum pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan tidak sesuai dengan semestinya. Hal ini terungkap dalam kutipan wawancara dengan guru pendidikan
jasmani enam Sekolah Luar Biasa Kota Pekanbaru bahwa di dalam pengorganisasian baik itu dalam kelompok kerja guru sekolah luar biasa Kota Pekanbaru atau pengembangan
kurikulum di sekolah tidak menindaklanjuti kurikulum apa yang akan digunakan dalam pendidikan jasmani, melainkan menyerahkan semua yang berkaitan dengan pendidikan
jasmani kepada guru yang bertugas. Sementara itu untuk Sekolah Luar Biasa Cendana Rumbai memiliki koorganisasi yang terkoordinir untuk semua kegiatan sekolah baik dalam
punyesuaian kurikulum ataupun dalam pelaksanaannya memiliki sistem yang dikontrol perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
langsung dari pihak yayasan, termasuk dalam pengorganisasian kurikulum pendidikan jasmani.
3. Pengstafan Kurikulum Pendidikan Jasmani Adaptif