ini  memiliki  lapangan  yang  berada  di  dalam  sekolah  dengan  tanah  yang  rata  dan  rumput tertata dengan rapi, bak lopat dan lapangan bocee permanen yang sangat menunjang proses
pembelajaran  pendidikan  jasmani  olahraga  dan  kesehatan.  Hal  ini  seperti  yang diungkapkan  oleh  bapak  MT  kepala  sekolah  luar  biasa  Cendana  Rumabi  pada  tanggal  16
Desember 2014: “Kalau untuk sumber daya penunjang kita ada, guru yang pastinya
pak  Adi,  lapangan  bola,  lapangan  bocee,  dan  lompat  jauh  yang sudah  kita  buat  permanen,  lapangan  basket  juga  yang  disamping
ruang  pertukangan,  badminton  juga  sudah  ada  indoornya,  itu sekaligus untuk tenis meja, kalau perlengkapan lain bola-bola saya
rasa  juga  sudah  lengkap,  matras  dan  yang  lainnya.  Kalau  untuk saat ini semua sudah ada karena bapak Adi belum menyampaikan
kepada saya tentang kekurangan peralatan untuk  penjas. Biasanya kalau ada yang kurang kita langsung bikin laporan ke yayasan dan
beberapa  hari  kita  sudah  menerima  apa  yang  kita  sampaikan
termasuk untuk fasilitas olahraga di sekolah.” Hal  senada  juga  di  utarakan  oleh  bapak  AR  guru  pendidikan  jasmani  olahraga  dan
kesehatan SLB Cendana Rumbai pada tanggal 15 Januari 2015: “Sarana dan prasarana olahraga di sekolah ini sudah sangat memadai
ya,  karena  kita  mendapat  bantuan  dari  yayasan  apapun  yang  kita laporkan  terkait  fasilitas  pembelajaran  sangat  cepat  diresponnya,
kalau untuk lapangan sendiri kita sudah ada biasanya kita main bola dan  atletik  menggunakan  lapangan  yang  dibawah  itu,  selanjutnya
lapangan bocee, basket dan lompat jauh sudah permanen dan sangat nyaman  untuk  anak-anak,  jadi  kalau  untuk  sumber  daya  penunjang
Alhamdulillah kita sudah cukup.” Dengan  adanya  dukungan  fasilitas  olahraga  yang  dimiliki  Sekolah  Luar  Biasa
Cendana  Rumbai  akan  dapat  membantu  kebutuhan  pendidikan  jasmani  olahraga  dan kesehatan  untuk  anak  berkebutuhan  khusus.  Hal  ini  tidak  tersedia  di  sekolah  luar  biasa
lainnya  yang  memang  memiliki  keterbatasan  dalam  penyediaan  sarana  dan  prasarana pendidikan jasmani adaptif sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik.
6. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani Adaptif
commit to user
Pelaksanaan  proses  belajar  mengajar  adalah  wujud  dari  manajemen  kurikulum. pelaksanaan  actuating  tidak  lain  merupakan  upaya  untuk  menjadikan  perencanaan
menjadi  kenyataan,  dengan  melalui  berbagai  pengarahan  dan  pemotivasian  agar  setiap guru  dapat  melaksanakan  kegiatan  secara  optimal  sesuai  dengan  peran,  tugas  dan
tanggung jawabnya. Dalam hal ini peneliti menanyakan kepada kepala sekolah luar biasa Negeri Pembina yang diwakili oleh bapak MH pada tanggal 15 Desember 2015 dengan
pertanyaan  apakah  setiap  guru  bidang  studi  dan  guru  kelas  mempunyai  perencanaan untuk  melaksanakan  proses  belajar  mengajar?  Bagaimana  dengan  guru  mata  pelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan?
“Nah kalau untuk guru mata pelajaran lain sudah lengkap semuanya, tetapi  untuk  olahraga  ini  belum  karena  kita  tidak  punya  guru
olahraga  yang  benar-benar  tamatan  dari  olahraga  jadi  disini  kita timbul  masalah.  Jadi  untuk  olahraga  kita  memang  tidak  ada  RPP
atau pun perencanaan seperti mata pelajaran yang lain.” Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan pada tanggal 12 Januari 2015 oleh bapak RM
sebagai guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan: “Karena  kita  memang  bukan  dari  pendidikan  olahraga  dan  semua
merangkap.  Jadi  kami  yang  mengajar  penjas  ini  tidak  membuat rencana  pengajaran  sebelumnya  seperti  yang  dibuat  oleh  mata
pelajaran yang yang memang administrasi kelasnya harus lengkap.” Hal  senada  disampaikan  oleh  kepala  sekolah  Sri  Mujinab  ibu  JM  pada  tanggal  16
Desember 2014 bahwa: ”Kalau guru kelas dan bidang studi ya pastinya ada, kebetulan selain
guru penjas, pak adi juga mengajar guru kelas karena memang kita kurang dalam tenaga guru jadi kalau untuk kelas yang dipegang pak
Adi  memang  ada  RPP  dan  perlengkapan  administrasi  kelas  yang lain,  tapi  kalu  untuk  penjasnya  tidak  karena  selain  bapak  adi
mengajar  penjas  untuk  semua  kelas  jadi  saya  tidak  mewajibkan, kalau ada ya saya terima kalau tidak juga tidak apa-apa. Sebenarnya
seperti  yang  kita  ketahui  bersama  sebenarnya  ini  tidak  baik,  tetapi karena kita kekurangan guru jadi kita harus menjalankan seperti ini
dulu,  tetapi  kita  sudah  membicarakan  hal  ini  jauh-jauh  hari  untuk penambahan guru terta
ma guru penjas tetapi belum ada respon” perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Dengan keterbatasan tenaga kerja dan tidak adanya guru khusus yang mengajar pendidikan jasmani  membuat  guru  sekolah  luar  biasa  bebas  tugas  dalam  membuat  perencanaan
pembelajaran.  Hal  ini  juga  disampaikan  oleh  guru  pendidikan  jasmani  olahraga  dan kesehatan sekolah luar biasa Sri Mujinab bapak  WA  yang ditemui pad asaat  jam istirahat
sekolah: ”Dulu  awal  saya  mengajar  disini  saya  membuat  semua  perangkat
pembelajaran  seperti  RPP  dan  program-pragram  lain  termasuk program  latihan  untuk  prestasi.  Makin  kesini  apa  lagi  semenjak
saya juga merangkap guru kelas jadi itu mulai sudah tidak kerjakan karena  saya  fokus  ke  kelas  yang  saya  pegang.  Dan  atasan  saya
memberi  toleransi  terkait  hal  itu  melihat  banyaknya  program  yang harus saya kerjakan. Jadi untuk tiga tahun tarakhir ini perencanaan
seperti RPP dan yang lainnya untuk penjas kalau ada saya serahkan ke  kepala  sekolah  dan  kalau  tidak  juga  bukan  jadi  masalah.  Yang
penting  ialah  saya  tetap  mengajar  penjas  di  sekolah  ini  kerena memang  tidak  ada  guru  lagi.  Sebenarnya  ini  bertolak  belakang
dengan apa yang seharusnya dan kita semua tahu itu.” Berbeda dengan sekolah luar biasa Cendana Rumbai, semua guru bidang studi, guru kelas
dan  guru  pendidikan  jasmani  diwajibkan  membuat  perangkat  pembelajaran  sesuai  dengan pernyataan bapak MT selaku kepala sekolah luar biasa Cendana Rumbai:
”Di  Sekolah  Luar  Biasa  Cendana  Rumbai  ini  semua  guru  wajib membuat  perencanaan  atau  program  pengajaran  dan  tidak  ada
pengecualian,  termasuklah  guru  pendidikan  jasmani  olahraga  dan kesehatan.  Karena  kita  mesih  menggunakan  KTSP  jadi  sesuai
dengan  yang  diperintahkan  kurikulum  kita  membuat  program
tahunan, program semester, dan rincian minggu efektif.” Senada dengan yang disampaikan oleh bapak AR selaku guru pendidikan jasmani olahraga
dan kesehatan Sekolah Laur Baisa Cendana Rumbai: ”Kami  guru  di  sini  harus  membuat  program  atau  perencanaan
pengajaran  seperti  program  tahunan,  program  semester,  rincian minggu efektif, silabus, RPP karena semua program yang kami buat
ini  pada  awal  tahun  sudah  ditagih  oleh  kepala  sekolah  sebagai administrasi guru disini.”
commit to user
Dari  apa  yang  ungkapkan  oleh  guru  pendidikan  jasmani  olahraga  dan  kesehatan tersebut,  bapak  AR  memberikan  program  tahunan,  program  semester,  rincian  minggu
efektif, silabus, RPP. Dari pengamatan peneliti guru yang mengajar di Sekolah Luar Biasa Cendana Rumbai Pekanbaru membuat program pengajaran dengan baik yang akan menjadi
tuntunan  untuk  pelaksanaan  pembelajaran  di  sekolah  sesuai  dengan  mata  pelajaran  yang diajarkan.  Sementara  itu  hal  berbeda  diungkapkan  oleh  kepala  sekolah  luar  biasa  Pelita
Hati bapak KA pada tanggal 20 Desember 2014: ”Mata  pelajaran  lain  itu  tetap  membuat  administrasi  kelas  sesuai
dengan  peraturan  yang  berlaku  di  kurikulum,  sementara  untuk penjas  sendiri  saya  tidak  mewajibkan  karena  seperti  yang  saya
katakan  sebelumnya  kita  disini  tidak  memiliki  guru  penjas.  Selain itu  guru  yang  mendapat  tugas  mengajar  olahraga  disini  mengajar
untuk  semua  kelas,  jadi  beliau  hanya  membuat  perencanaan  untuk kelas saja se
mentara untuk olahraga tidak” Hal  ini  juga  disampaikan  oleh  bapak  TP  selaku  guru  pendidikan  jasmani  olahraga  dan
kesehatan di sekolah luar biasa Pelita Hati pada tanggal 14 Januari 2015: ”Untuk  mata  pelajaran  penjas  saya  tidak  membuat  perencanaan
pembelajaran  seperti  RPP  dan  program  lainnya,  tetapi  kalau  untuk di kelas yang saya pegang saya membuat semuanya.”
Pelaksanaan  pendidikan  jasmani  adaptif  dilakukan  tanpa  memiliki  perencanaan  yang matang  sesuai  dengan  tujuan  dari  pendidikan  itu  sendiri.  Dengan  tidak  adanya  program
pembelajaran dan administrasi  kelas lainnya mata pelajaran ini tetap dilaksanakan dengan apa  adanya.  Hal  ini  sesuai  dengan  kutipan  wawancara  dengan  ibu  NF  selaku  kepala
Sekolah Luar Biasa AL-Faqih : ”Dengan  keterbatasan  tenaga  pendidik  di  sekolah  kita  jadi  semua
guru  merangkap  tugas,  seperti  pak  Benni  guru  kelas  menjadi  guru penjas juga untuk semua kelas. Dengan kesibukan ini jadi kita tidak
mewajibkan untuk membuat RPP dan program lainnya untuk meta pelajaran  pendidikan  jasmani.  Jadi  kita  melakukan  pendidikan
jasmani  ini  dengan  apa  adanya  yang  penting  mata  pelajaran  ini
tetap terlaksana.” perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Hal  yang  senada  juga  disampakan  bapak  BF  selaku  guru  pendidikan  jasmani  olahrag  dan kesehatan di SLB AL-Faqih pada tanggal 17 Januari 2015:
”Untuk  penjas  kadang-kadang  saya  buat,  tetapi  lebih  banya  tidak karena saya juga merengkap guru kelas. Jadi yang saya lebih fokus
ke  kelas  yang  saya  pegang.  Sementara  kita  tidak  memiliki  guru khusus olahraga pembelajaran olahraga akan tetap begini.”
Dari apa yang disampaikan oleh guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dan kepala sekolah menunjukan dari 6 sekolah luar biasa di Kota Pekanbaru hanya sekolah luar
biasa Cendana Rumbai yang membuat program dan perencanaan pembelajaran. Sementara itu 5 di antaranya tidak membuat perencanaan pembelajaran di mana merupakan komponen
terpenting  dalam  pelaksanaan  pembelajaran.  Hal  ini  tidak  sesuai  dengan  apa  yang dijelaskan oleh Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
2008  Tentang  Standar  Proses  Pendidikan  Khusus  Tunanetra,  Tunarungu,  Tunagrahita, Tunadaksa  dan  Tunalaras  Pasal  1  nenyatakan  bahwa:  Standar  proses  pendidikan  khusus
tunanetra,  tunarungu,tunagrahita,  tunadaksa  dan  tunalaras  mencakup  perencanaan  proses pembelajaran,  pelaksanaan  proses  pembelajaran,  penilaian  hasil  pembelajaran  dan
pengawasan proses pembelajaran. Perencanaan  proses  pembelajaran  meliputi  silabus  dan  Rencana  Pelaksanaan
Pembelajaran RPP yang memuat tuntunan pelaksanaan pembelajaran. Selain itu dari apa yang  peneliti  amati  pelaksanaan  pembelajaran  pada  penndidikan  jasmani  olahraga  dan
kesehatan  yang  diajarkan  hanya  peraktek  saja  dan  tidak  diberikan  secara  teori  ataupun kesehatan  di  dalam  kelas.  Tersedianya  pendidikan  yang  berkualitas  merupakan  kebijakan
pemerintah sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Namun tidak bisa dipungkiri hal ini masih belum terlaksana di Pendidikan Luar Biasa PLB.
Dari  pengamatan  peneliti,  guru  yang  mengajar  pendidikan  jasmani  di  sekolah  luar biasa  tidak  seperti  di  sekolah  umum  namun  guru  menghadapi  siswanya  satu-persatu  dan
mempraktikkan  terlebih  dahulu  setelah  itu  siswa  mengikuti.  Hal  ini  dilakukan  secara sistematis  seperti  halnya  memiliki  acuan  seperti  RPP  yang  guru  adopsi  pada  internet
maupun  buku-buku  dari  sekolah  umum  sesuai  dengan  pernyataan  bapak  RM  selaku  guru pendidikan  jasmani  olahraga  dan  kesehatan  SLB  Negeri  Pembina  yang  peneliti  jumpai
commit to user
pada jam istirahat setelah kegiatan pendidikan jasmani di sekolah pada tanggal 12 Januari 2015:
”Walaupun  kita  tidak  membuat  RPP  dan  perangkat  pembelajaran lainnya,  tetapi  dalam  pelaksanaannya  kita  sistematis  seperti  apa
yang  tertera  pada  RPP  pada  umumnya.  Untuk  saya  pribadi  saya mengabil acuan dari internet atau buku-buku penjas untuk sekolah
umum karena memang kita tidak memiliki buku pegangan khusus untuk  pendidikan  jasmani  adaptif  ini,  apalagi  untuk  kurikulum
2013  yang  memang  kita  mengarahnya  menggunakan  buku  yang digunakan  oleh  sekolah  umum  jadi  untuk  saat  ini  ya  seperti  ini
dulu keadaan pendidikan jasmani kita” Dari  segi  pelaksanaan  pendidikan  penjasorkes  di  lapangan  sudah  mengacu  pada  apa  yang
semestinya, walaupun sekolah tidak membuat perencanaan mulai dari perencana kurikulum sampai  dengan  pelaksanaan  pembelajaran  untuk  mata  pelajaran  pendidikan  jasmani.  Dari
apa yang peneliti amati di SLB Sri Mujinab 14 Januari 2015 bapak WA mengajar di dalam aula  menyusun  kun  dan  mempraktikan  lari  zig  zag  dengan  melewati  kun  kemudian  pak
WA memberi kesempatan kepada anak untuk melakukannya dengan memanggil nama anak melalui absensi siswa. Siswa ada yang menjawab dan langsung melakukannya dan ada juga
yang  diam  saja.  Kepada  siswa  yang  hanya  berdiri  diam  bapak  WA  langsung  mendekati siswanya  dan  merengkulnya  sambil  berbisik  agar  siswa  mau  melakukan  gerakan  yang
sudah dipraktekan oleh bapak WA. Proses belajar mengajar pendidikan jasmani di sekolah ini berjalan sesuai dengan semestinya sesuai dengan apa yang peneliti amati dan kebetulan
bapak  WA  merupakan  guru  pendidikan  jasmani  olahraga  dan  kesehatan  yang  memiliki latar belakang pendidikan olahraga. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara:
”Kalau  untuk  pelaksanaan  dulu  sebelum  saya  ditugaskan  menjadi guru  kelas,  saya  selalu  membuat  perangkat  pembelajaran  yang
sesuai dengan kurikulum saat itu dan sekarang karena saya megang kelas jadi untuk  perangkatnya saya fokus ke kelas saja. Sementara
penjas saya masih menggunakan gambaran sewatu saya kuliah dulu dan  yang  sebelum  saya  memegang  guru  kelas.  Untuk
pelaksanaannya  sama  seperti  apa  yang  tertera  di  RPP  tetapi  tidak
tertulis.” perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Terkait proses pembelajaran penjas adaptif, dengan tidak adanya perencanaan pembelajaran membuat  guru  pendidikan  jasmani  di  sekolah  luar  biasa  hanya  bermodalkan  pada
pengalaman  saja.  Hal  ini  sesuai  dengan  pernyataan  bapak  TP  guru  pendidikan  jasmani olahraga dan kesehatan sekolah luar biasa Pelita Hati pada tanggal 13 Januari 2015:
”Jadi  karena  kita  tidak  ada  guru  penjasnya  tidak  ada  membuat rencana  pembelajaran  maka  kita  laksanakan  saja  sesuai  dengan
pengalaman  kita  dan  pastinya  melihat  buku-buku  penjas  yang  dari umum  setelah  itu  kta  sesuaikan  dengan  kondisi  anak  kita.
Kebetulan  untuk  sekarang  ini  saya  beracuan  pada  kurikulum  2013 maka saya menggunakan bukuk umum yang dikeluarkan kurikulum
2013.  Tetapi  memang  untuk  perencanaan  pembelajarannya  saya
tidak membuatnya.” Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh bapak DC selaku guru olahraga:
”Kalau saya membuat perencanaan pembelajaran tetapi tidak secara tertulis biasanya ia, tapi program ini kan tidak wajib. Karena perlu
diketahui penjas disini hanya seperti formalitas saja karena memang belum  ada  guru  khusus  untuk  mata  pelajaran  ini.  jadi  kita  buat
sesuai  dengan  pengalaman  kita  diolahraga  terkadang  saya  juga melihat  reverensi  diinternet  atau  buku-baku  olahraga  anak
berkebutuhan  khusus  dan  video-vidio.  Melalui  media  itu  saya belajar agar kebutuhan pendidikan jasmani anak-anak ini terpenuhi.
Bukan hanya tidak membuat perencanaan pembelajaran tetapi pada sekolah luar biasa AL- Faqih untuk mata pelajaran penjas adaptif sudah direncanakan pada awal semester. Hal ini
dipertegas  oleh  bapak  BF  selaku  guru  pendidikan  jasmani  olahraga  dan  kesehatan  pada tanggal 17 Januari 2015:
”Kalau  program  pembelajaran  saya  buat  tapi  untuk  kelas,  kalau untuk  orahraganya  itu  sudah  kita  sepakati  bersama  di  awal  tahun
ajaran. Jadi
kita tinggal
melaksanakannya saja.
Untuk pelaksanaannya  kita  beracuan  pada  buku-buku  olahraga  umum
yang  sudah  disediakan  dari  sekolah  dan  pelaksanaannya  ini  saya belajar  dari  pengalaman  ketika  dulu  masih  sekolah  dan  kuliah  di
PGSD  kan  ada  mata  kuliah  penjas.  Jadi  saya  belajar  dari pengalaman  saya,  kebetulan  saja  juga  hobi  berolahraga  dan  kalau
olahraga  itukan  pada  hakikatnya  untuk  pelaksanaannya  itu  sama saja yang normal sama yang berkelainan tetapi bedanya hanya kita
perlu menyesuaikan untuk anak-
anak berkebutuhan khusus ini.” perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Dari  yang  disampaikan  oleh  guru  pendidikan  jasmani  olahraga  dan  kesehatan pelaksanaan  mata  pelajaran  pendidikan  adaptif  tidak  memiliki  program  perencanaan
pembelajaran  hal  ini  tidak  sesuai  dengan  apa  yang  menjadi  kewajiban  guru  dalam melengkapi administrasi kelas. Dalam pelaksanaannya guru beracuan pada pengalaman dan
membaca  reverensi  dari  internet  atau  buku  pendidikan  jasmani  untuk  di  sekolah  umum setelah  itu  disesuaikan  dengan  kondisi  peserta  didik.  Sistematis  pelaksanaan  pendidikan
jasmani  olahraga  dan  kesehatan  sudah  mengacu  pada  apa  yang  semestinya  yakni  dengan membariskan siswa, berdoa bersama, persepsi, motivasi, menjelaskan tujuan pembelajaran
dan melakukan pemanasan. Dari apa yang peneliti amati di lapangan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
di  sekolah  luar  biasa  dilakukan  dengan  menggabungkan  beberapa  kelas  menjadi  satu dengan  alasan  jumlah  siswa  pada  satu  kelas  sedikit.  Dalam  pembelajaran  tetap
menggunakan materi yang berbeda untuk setiap kelasnya.
7. Kendala  atau  Kesulitan  Serta  Usaha  Guru  Pendidikan  Jasmani  Adaptif  dalam