internet. Dari apa yang perneliti amati guru penjasorkes ini bersungguh-sungguh dalam memberikan pendidikan jasmani kepada siswa dan membimbing siswa dengan penuh
kasih sayang dan kesabaran dengan pengetahuan pendidikan jasmani yang seadanya. Dalam pelaksanaanya pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan dilakukan
dengan menggabungkan beberapa kelas dengan kelainan yang berbeda, ini dilakukan karena jumlah siswa pada setiap kelasnya hanya sedikit dan guru pendidikan jasmani
yang merangkap dengan mata pelajaran lain membuat pembelajaran pendidikan jasmani harus mengabungkan beberapa kelas menjadi satu. Selain itu walapun siswa
melaksanakan pembelajaran pendidikan jasmani dalam satu waktu guru tetap memberikan materi sesuai dengan kelasnya dan metode sesuai dengan kerebatasan
siswa.
7. Kendala atau Kesulitan dan Usaha dalam Mengajar dan Berinteraksi dengan
Siswa
Dengan kekurangan yang dimiliki siswa maka kendala yang dialami oleh guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan sesuai dengan kondisi siswa. Misalnya
anak tunarungu yang lambat dalam menerima penjelasan. Dari pengamatan guru menginstruksikan atau menjelaskan menggunakan bahasa isyarat. Sementara
tunagrahita lambat dalam menerima penjelasan guru atau mengerti dalam waktu yang lama setelah dijelaskan berkali-kali. Selanjutnya begitu banyak alasan pada anak
tunarungu yang suka membuat alasan untuk tidak ikut pembelajaran pendidikan jasmani. Contohnya dari apa yang peneliti pernah amati salah satu siswa dengan
kelainan tunarungu melumuri kakinya dengan krem otot dan mengeluh bahwa kakinya sakit. Tetapi dengan keterbatasan siswa guru menganggap tingkah pola mereka
merupakan keunikan dan tidak membuat ini menjadi kendala atau masalah. Pendekatan yang dilakukan pada siswa di sekolah luar biasa dengan cara
pendekatan individu walaupun pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan yang dilakukan bersifat kelompok. Kelainan yang dimiliki siswa membuat tidak bisa
diperlakukan sama antara anak satu dan lainnya. Selain itu guru di sekolah luar biasa tidak hanya menjadi pendidik tetapi juga menjadi orang tua, teman, pengasuh yang
dapat membimbing siswa dengan kasih sayang, sabar, tulus dan ikhlas. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
190
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data-data yang dapat dijadikan pijakan untuk analisis masalah yang berkaitan dengan Implementasi Kurikulum Pendidikan Jasmani Adaptif Pada SMP dan
SMA Luar Biasa Kota Pekanbaru maka dapat disimpulkan: 1.
Perencanaan implementasi kurikulum pendidikan jasmani adaptif tidak sesuai dengan apa yang seharusnya. Berdasarkan hasil analisis data dari wawancara yang
telah dilakukan dengan kepala sekolah dan guru pendidikan jasmani dienam sekolah luar biasa Kota Pekanbaru dapat disimpulkan bahwa dari enam Sekolah Luar Biasa
di Kota Pekanbaru hanya Sekolah Luar Biasa Pelita Hati yang menggunakan sistematis kurikulum 2013, Sekolah Luar Biasa Cendana Rumbai masih
mengguanan KTSP untuk acuan mata pelajaran pendidikan jasmani dan 4 diantaranya mengaku bahwa tidak ada perencanaan penyesuaian kurikulum untuk
pendidikan jasmani adaptif dengan alasan tidak adanya guru yang khusus untuk mengajar pendidikan jasmani adaptif di sekolah tersebut dan tidak adanya kewajiban
dalam memenuhi administrasi kelas. Dalam hal ini pihak sekolah sudah membicarakan kepada dinas terkait untuk
memfasilitasi adanya guru penjas yang memang berlatar belakang dari pendidikan olahraga, tetapi hal ini masih belum ditanggapi oleh dinas terkait.
2. Pengorganisasi dalam kurikulum pendidikan luar biasa tidak berbeda dengan
sekolah umum, di dalam pengorganisasian dari dinas struktur dalam pengembang kurikulum dimulai dari Kemendikbud, Dinas Provinsi, Dinas Daerah, guru inti dan
kepala sekolah. Sementara itu untuk penyusunan kurikulum di sekolah tidak memiliki struktur organisasi karena lebih berbentuk tim yang beranggotakan semua
majelis guru, kepala sekolah dan orang tua khususnya orang tua yang memiliki anak dengan kelainan berat. Di dalam tim dari penyususnan kurikulum ini tidak memiliki
SK surat keputusan walaupun ini merupakan kegiatan rutin sekolah. 3.
Pengembangan staf dan sumber daya manusia dalam implementasi kurikulum ditemukan bahwa Pengstafan di sekolah luar biasa Kota Pekanbaru masih kurangnya
tenaga pengajar dan pegawai . Tidak adanya penempatan guru dan pegawai yang perpustakaan.uns.ac.id
commit to user