Sumber Daya Penunjang Pendidikan Jasmani Adaptif

mengawasi semua kegiatan sekolah baik untuk di dalam sekolah ataupun yang berada diluar sekolah.” Dari kutipan wawancara menunjukan bahwa pengawasan dilakukan dalam setiap kegiatan yang ada di sekolah. Selain itu untuk beberapa kegiatan kepala sekolah termasuk di dalamnya karena jumlah guru yang tidak mencukupi. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar pengawasan dilakukan secara langsung ke kalas-kelas maupun ke lapangan. Dalam pengawasan tidak ada jadwal khusus melainkan dilakukan dadakan agar proses pembelajaran terjadi apa adanya. Sementara itu untuk pengawas dinas tidak melakukan pengawasan terkait dengan penyusunan sampai dengan pelaksanaan kurikulum di sekolah melainkah hanya mendapat laporan dari kepala sekolah terkait dengan hal itu. Dalam kunjungannya pengawas hanya datang menemui kepala sekolah dan melihat keadaan sekolah dan siswa.

5. Sumber Daya Penunjang Pendidikan Jasmani Adaptif

Sumber daya penunjang merupakan komponen yang sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Untuk mengungkap kesediaan sumber daya penunjang pendidkan jasmani olahraga dan kesehatan di Sekolah Luar Biasa Kota Pakanbaru, dalam hal ini peneliti melakukan wawancara kepada kepala sekolah luar biasa yang diwakili oleh bapak MH pada tanggal 15 Desember 2014: ”Seperti yang sudah diketahui untuk guru yang khusus dalam penjas kita tidak ada, kita hanya memiliki guru yang merangkap sebagai guru penjas. Sementara sumber daya penunjang yang lain Tentunya kita membutuhkan lapangan, membutuhkan alat-alat, dan tempat untuk penerapan pendidikan jasmani adaptif ini. Kalau untuk lapangan kita mencoba memodifikasi sepak bola menjadi bila mana kalau diumum namanya futsal kalau bola ukurannya sama sementara untuk bola tunanetra itu ada seperti kerincing di dalamnya jadi ada bunyi-bunyiannya. Jadi kalau untuk olahraga sumber daya kita ya belum mendukung kita masih banya perlu tambahan. Jadi ada gedung yang kita buka pembatasnya untuk membuat beberapa arena, karena sekarang ini untuk indoor kita masih menggunakan aula, jadi besok kalau sudah jadi maka indoor kita sudah ada tempat sendiri. jadi indoor kita masih dalam tahap pembangunan disana nanti kita akan membuat seperti GOR commit to user mini yang bisa digunakan untuk basket, bulutangkis, tenis meja. Jadi untuk sekarang kita memang memanfaatkan sarana yang ada.” Dari segi pambangunan sarana dan prasana pendidikan olahraga di sekolah luar biasa Negeri Pembina masih dalam tahap pembangunan lapangan indoor, dan sementara mengunakan aula pertemuan untuk olahraga tenis meja. Mengalihfungsikan lapangan merupakan pemanfaatan terhadap kelancaran proses pembelajaran pendidikan jasmani kesehatan dan olahraga. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara yang disampaikan oleh ibu JM selaku kepala sekolah luar biasa Sri Mujinab pada tanggal 16 Desember 2014: “Kalau sumberdaya penunjang untuk penjas itu ada tapi kalau dibilang mendukung pastinya belum, masih banyak kekurangan di sana-sini terkait dengan olahraga, tapi diusahakan ada, misalnya bola, raket, net, meja pimpong itu ada, nah kalau lapangan untuk bola kaki atau lompat jauh itu kita biasa pakai lapangan atau tanah lapang yang berada disamping sekolah itupun rebutan sama SD sebelah, tempat alternatif kita bawa kelapangan pelajar yang disebelah Dispora nah itu juga rebutan sama SMA1, SMP1, SMP4 dan SMP 10 tapi masih bisa berbagi karena lapangan besar, nah kalau untuk voli, basket, badminton itu 1 lapangan yang fungsinya bisa di ganti-ganti multifungsilah maksudnya. Yang membedakan kan garisnya, yang penting pembelajaran pendjas ini tetap berjalan. Selanjutnya untuk indoor kita menggunakan aula dah kalau senam lantai atau tenis meja bisa di aula.” Hal senada juga disampaikan oleh kepala sekolah luar biasa Melati Rumbai ibu ZA pada tanggal 19 Desember bahwa: “Kalau untuk suber daya penunjang gurunya seperti yang saya pernah sampaikan kita hanya memiliki guru penjas yang merangkap dikelas. Selain itu untuk sarana dan prasarana kita ada berupa lapangan ya memang ini buka standar dari ketentuan yang semestinya tetapi ada atau untuk olahraga seperti lari, sepak bola kita ajak siswa ini kelapangan milik warga yang tidak jauh dari sekolah, selanjutnya kita manfaatkan halaman sekolah yang di gedung dua itu sudah ada tiang untuk net voli, bulutangkis dan kalau tenis meja juga menggunakan halaman itu. Sementara untuk peralatan ada walaupun tidak banyak tetapi kita mengusahakan ada, kalau gurunya bilang kita harus punya bola atau perelatan baru saya pasti mengusahakannya. Selain itu kita baru-baru ini perpustakaan.uns.ac.id commit to user mendapat bantuan bola bocee untuk tunagrahita dari dinas, itu semua SLB di Pekanbaru dapat. Jadi disini kita memanfaatkan apa saja yang bisa dimanfaatkan untuk proses pembelajaran pendidikan jasmani.” Selanjutnya ditempat terpisah pada tanggal 20 Desember 2014 bapak KA selaku kepala sekolah Pelita Hati menyampaikan hal senada: ”Sumber daya penunjang untuk pendidikan jasmani itu ada tetapi masih bisa dibilang belum sesuai dengan semestinya karena keterbatasan ruang terbuka di sekolah ini. Kalau untuk lapangan kita numpang di kampus UNRI atau lapangan milik warga yang tidak jauh dari sekolah, untuk tenis meja kita didalam aula atau halam sekolah. Selanjutnya alat-alat olahraga kita ada walaupun tidak banyak. Biasanya kita memperbanyak dengan cara memodifikasi atau membeli yang sudah jadi. Yang kita modifikasi alat- alat itu sesuai dengan kebutuhan kita.” Lebih lanjut ibu NF kepala sekolah AL-Faqih juga mengatakan: “Untuk olahraga ya, selain guru, kalau lapangan kita pake halaman yang di depan, untuk bola-bola ada, basket, voli, bocce yang olahraga untu tunagrahita juga ada baru-baru ini kita mendapat bantuan dari Dinas Pendidikan Provinsi. Kalau dibilang mendukung ya belum, tetapi kita ada. Walaupun dengan fasilitas olahraga yang seadanya kita tetap melaksanakan pendidikan jasmani ini dengan sungguh- sungguh.” Dari apa yang peneliti amati lapangan yang digunakan untuk proses belajar mengajar pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah luar biasa tidak berbeda satu dan lainnya yang terletak di luar sekolah yakni menggunakan lapangan milik warga yang kondisini kurang baik. Apalagi kondisi lapangan setelah hujan dengan tanah tidak rata dan berlubang. Walaupun demikian pembelajaran tetap berlangsung dilapangan tersebut karena memang sudah tidak ada pilihan lain, seburuk-buruknya kondisi lapangan pembelajaran dialihkan di sekolah menggunakan halaman sekolah atau alula sekolah. Sementara untuk peralatan seperti bolah, net, cakram, peliru, bocee dan yang lainnya sudah ada walaupun dalam jumlah yang minim. Selanjutnya hal yang berbeda peneliti temui pada Sekolah Luar Biasa Cendana Rumbai Pekanbaru, selain memiliki sarana olahraga yang lengkap sekolah perpustakaan.uns.ac.id commit to user ini memiliki lapangan yang berada di dalam sekolah dengan tanah yang rata dan rumput tertata dengan rapi, bak lopat dan lapangan bocee permanen yang sangat menunjang proses pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh bapak MT kepala sekolah luar biasa Cendana Rumabi pada tanggal 16 Desember 2014: “Kalau untuk sumber daya penunjang kita ada, guru yang pastinya pak Adi, lapangan bola, lapangan bocee, dan lompat jauh yang sudah kita buat permanen, lapangan basket juga yang disamping ruang pertukangan, badminton juga sudah ada indoornya, itu sekaligus untuk tenis meja, kalau perlengkapan lain bola-bola saya rasa juga sudah lengkap, matras dan yang lainnya. Kalau untuk saat ini semua sudah ada karena bapak Adi belum menyampaikan kepada saya tentang kekurangan peralatan untuk penjas. Biasanya kalau ada yang kurang kita langsung bikin laporan ke yayasan dan beberapa hari kita sudah menerima apa yang kita sampaikan termasuk untuk fasilitas olahraga di sekolah.” Hal senada juga di utarakan oleh bapak AR guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SLB Cendana Rumbai pada tanggal 15 Januari 2015: “Sarana dan prasarana olahraga di sekolah ini sudah sangat memadai ya, karena kita mendapat bantuan dari yayasan apapun yang kita laporkan terkait fasilitas pembelajaran sangat cepat diresponnya, kalau untuk lapangan sendiri kita sudah ada biasanya kita main bola dan atletik menggunakan lapangan yang dibawah itu, selanjutnya lapangan bocee, basket dan lompat jauh sudah permanen dan sangat nyaman untuk anak-anak, jadi kalau untuk sumber daya penunjang Alhamdulillah kita sudah cukup.” Dengan adanya dukungan fasilitas olahraga yang dimiliki Sekolah Luar Biasa Cendana Rumbai akan dapat membantu kebutuhan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan untuk anak berkebutuhan khusus. Hal ini tidak tersedia di sekolah luar biasa lainnya yang memang memiliki keterbatasan dalam penyediaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani adaptif sesuai dengan kebutuhan khusus peserta didik.

6. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani Adaptif