a. Sekolah Luar Biasa SLB
Penyelenggaraan pendidikan jasmani adaptif dilakukan di Sekolah Luar Biasa yakni sekolah dengan layanan khusus dengan peserta anak berkebutuhan khusus yang
dikenal juga dengan istilah anak cacat, anak berkelainan, anak tuna dan dalam pembelajarannya menjadi salah satu kelompok anak yang memiliki kebutuhan khusus.
Pendidikan luar biasa adalah pendidikan yang dirancang, diadaptasikan sesuai dengan karakteristik masing-masing kelainan anak sehingga memenuhi kebutuhan anak luar
biasa Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Luar Sekolah, 2003. Rancangan Pendidikan Luar Biasa , terdiri dari tiga komponen pokok yakni kelas,
program dan layanan. Ketiga tersebut apa bila dirancang dengan baik dan sempurna akan memenuhi kebutuhan pendidikan anak luar biasa. Dengan kata lain pendidikan anak
luar biasa adalah pembelajaran yang dirancang untuk merespon atau memenuhi kebutuhan anak dengan karakteristik yang unik dan tidak dapat di penuhi oleh kurikulum
sekolah biasa, sehingga perlu diadaptasikan sesuai dengan kebutuhan anak. Maka secara operasional dilapangan pengertian pendidikan luar biasa dapat
diartikan sebagai kelas khusus, program khusus, dan layanan khusus yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak luar biasa.
Di Indonesia anak-anak berkebutuhan khusus ini mendapat layanan pendidikan khusus yang di tempatkan di sekolah yang dikenal dengan Sekolah Luar Biasa SLB.
Kelainan khusus terhadap fisik atau mental pada anak dengan berkebutuhan khusus yang mempunyai hendaya perkembangan menghendaki layanan pendidikan khusus sesuai
dengan Undang-Undang Republik Indonesia tentang Sistem Penidikan Nasional Nomor 2 tahun 1989 dalam pasal 11 ayat 4 dan pasal 38 dan dipertegas kembali dalam
Undang-Undang Republik Indonesia tentang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 dalam pasal 32 ayat 1. Dinyatakan bahwa “Pendidikan khusus merupakan
pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental, sosial, atau memiliki potensi
kecerdasan dan bakat istimewa”. Untuk itulah maka aspek-aspel yang perlu dikembangkan pada anak berkebutuhan khusus atau anak yang bersekolah di SLB adalah
gerak, bahasa, kognitif, emosi, sosial, moralitas, dan kepribadian. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Selanjutnya Sekolah Luar Biasa SLB menurut Permendinas Nomor 29 Tahun 2005 adalah taman kanak-kanak luar biasa TKLB, Sekolah Dasar Luar Biasa SDLB,
Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa SMPLB, Sekolah Menengah Atas Luar Biasa SMALB, Sekolah Menengah Kejuruan Luar Biasa SMKLB. Jadi Sekolah Luar Biasa
pada dasarnya memiliki jenjang yang sama dengan sekolah umum pada setiap jenjang pendidikannya. Untuk wilayah Kota Pekanbaru Sekolah Luar Biasa SLB dalam satu
lingkungan terdapat semua jenjang pendidikan TKLB, SDLB, SMPLB, SMALB dengan berbagai jenis kelainan.
Menurut Erianti 2008:5- 6 “Anak luar biasa ALB adalah anak yang memiliki
kelainan pada fisik, mental, tingkah laku behavioral atau indranya memiliki kelainan yang sedemikian rupa sehingga didalam mengembangkan kemampuannya secara
maksimum membutuhkan pendidikan luar biasa”. Jadi anak luar biasa untuk mengembangkan kemampuannya dibutuhkan pendidikan khusus sesuai dengan kelainan
yang dimilikinya. Pada saat sekarang ini perkembangan anak luar biasa sudah mulai dianggap sebagai manusia biasa sama seperti yang lain. Mereka memiliki hak yang sama
dan ini menimbulkan perlakuan yang wajar seperti anak yang lain, yakni mereka yang dididik dan disekolahkan.
Sesuai dengan hak asasi sebagai anak dimana ia harus tumbuh dan berkembang ditengah lingkungan keluarga, maka pendidikan luar biasa harus dirancang sedemikian rupa
sehingga program dan layanannya dekat dengan anak luar biasa. Anak luar biasa atau anak berkebutuhan khusus memiliki hak yang sama dengan anak lainnya. Perbedaan hanya
terletak pada adanya kelainan yang dideritanya, kelainan bisa terletak pada fisik, mental, sosial atau gabungan ketiga aspek tersebut. Seperti yang dikemukakan Yudha 2005:1
bahwa anak SLB kedudukannya sebagai tunas bangsa dan penerus cita-cita perjuangan bangsa perlu mendapatkan posisi dan fungsi strategis dalam pembangunan terutama
pembangunan pendidikan yang menjadi bagian integral dalam pembangunan suatu bangsa. Dengan kelainan dan keterbatasan yang sedemikian rupa mereka hingga membutuhkan
pelayanan pendidikan khusus atau pendidikan luar biasa. Pemerintah memfasilitasi pendidikan luar biasa sama dengan pendidikan umum, dengan ini diharapkan anak
berkelainan atau anak berkebutuhan khusus dapat membentuk pribadinya, memdapatkan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
pekerjaan di bidangnya dan keterbatasannya, dapat memelihara kesehatan dan hidup mandiri.
Dalam pendidikan di Indonesia setiap jenjangnya telah ditetapkan oleh pemerintah mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Semuanya ini adalah proses
pendidikan pada setiap jenjangnya. Tidak terkecuali untuk anak yang berkebutuhan khusus. Seperti halnya anak normal, anak berkebutuhan khusus proses pendidikannya sama seperti
anak normal yang dimulai dari pendidikan usia dini sampai dengan perguruan tinggi. Begitu juga Sekolah Menengah Pertama SMP untuk mereka yang normal, untuk anak
berkebutuhan khusus dikenal sebagai Sekolah Menengah Pertama Luar biasa SMPLB yang diperuntukan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak-anak yang berkebutuhan
khusus atau anak yang memiliki kelainan fisik, mental, sosian atau pun gabungan dari ketiga aspek tersebut.
Dedy dan Yani 2013:56-57 menjelaskan bahwa satuan pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan pada jenjang pendidikan dasar terdiri atas: 1 Sekolah Dasar Luar
Biasa SDLB atau sebutan lain untuk satuan pendidikan yang sejenis dan sederajat, 2 Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa SMPLB atau sebutan lain untuk satuan
pendidikan yang sejenis dan sederajat. Selanjutnya Dedy dan Yani 20013:59 menjelaskan Untuk membedakan kelainan
dapat dibedakan sebagai berikut: a SMPLB-A untuk peserta didik tunanetra, b SMPLB-B peserta didik untuk peserta didik tungrungu, c SMPLB-C untuk peserta didik tunagrahita,
d SMPLB-D untuk peserta didik tunadaksa, e SMPLB-E untuk peserta didik tunalaras, dan f SMPLB-G untuk peserta didik tunaganda. Kemudian jumlah dan alokasi waktu jam
pelajaran untuk SMPLB A,B,C,D dan G kelas VII, VIII, IX adalah 34 jamminggu. Kelebihan 2 jam dari SMP umum karena penambahan mata pelajaran program khusus.
Selanjutnya Sunardi 2012:38 menjelaskan proporsi muatan isi kurikulum satuan pendidikan SMPLB A, B, C, D, E terdiri atas 60-70 aspek akademik dan 40-30 aspek
keterampilan. Kurikulum pada tingakat saruan pendidikan apapun sangat sederhana sesuai dengan batas-batas kemampuan peserta didik dan sifatnya lebih individual.
Sedangkan pada tingkat menenyah atas atau SMALB adalah jenjang sekolah menengah atas yang diperuntukan untuk pendidikan khusus yang setara dengan Sekolah
commit to user
Menengah Atas SMA untuk umum. Dedy dan Yani 2013:57 mengungkapkan satuan pendidikan khusus bagi peserta didik berkelainan pada jenjang menengah adalah Sekolah
Menengah atas Luar Biasa SMALB, Sekolah Menengah Kejuruan Luar Biasa SMKLB atau sebutan lain untuk satuan pendidikan yang sejenis dan sederajat.
Tidak berbeda dengan SMPLB, pengelompokan SMALB menurut jenis kelainan yang dikemukakan Dedy dan Yani 2013:59 yakni: a SMALB-A untuk peserta didik
tunanetra, b SMALB-B peserta didik untuk peserta didik tungrungu, c SMALB-C untuk peserta didik tunagrahita, d SMALB-D untuk peserta didik tunadaksa, e SMALB-E untuk
peserta didik tunalaras, dan f SMALB-G untuk peserta didik tunaganda. Selain itu jumlah dan alokasi waktu jam belajar pada tingkat SMALB-A, B, C, D,
E, G kelas X, XI, XII. menurut Dedy dan Yani 2013:73 adalah 36 jamminggu, sama dengan jem pelajaran di SMA umum. Program khusus pada jenjang SMALB bersifat
fakultatif dan tidak termasuk beban belajar. Muatan isi kurikulum satuan pendidikan SMALB A, B, C, D, E terdiri dari 40-50 aspek akademik dan 50-60 aspek
keterampilan. Dari jenjang pendidikan SDLB, SMPLB dan SMALB A, B, C, D, E mengacu pada SKL, KI, KL sekolah umum yang disesuai kan dengan kemampuan dan
kebutuhan khusus yang dimiliki peserta didik. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa SMALB merupakan Sekolah menengah
atas yang diperuntukan untuk anak berkebutuhan khusus ata berkelainan. Dalam penerapannya sama dengan sekolah menengah atas lainnya, baik dari segi pelajaran
maupun alokasi waktu. SMALB dikelompokan sesuai dengan jenis kelainan, SMALB-A tunanetra, SMALB-B tunarungu, SMALB-C tunagrahita, SMALB-D tunadaksa,
SMALB-E tunalaras, dan SMALB-G tunaganda. Walau pun anak berkebutuhan khusus memiliki kelainan yang sedemikian rupa mereka juga memiliki hak yang sama dalam
memperoleh pendidikan yang setinggi-tingginya.
b. Anak Berkebutuhan Khusus ABK