H. Analisis Data
1. Uji Prasyarat a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah sebaran data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai asymtot memiliki
signifikansi lebih dari = 0,05 maka distribusi dapat dikatakan normal, dan
jika nilai asymtot memiliki signifikansi lebih kecil dari = 0,05 berarti
distribusi tersebut tidak normal. Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji
kolmogorof-smirnov dengan tingkat kepercayaan 5 atau 0,05. Jika signifikansi 0,05 maka regresi yang digunakan memiliki data residual yang
berdistribusi normal. Rumus uji Kolmogrov-Sminov untuk normalitas sebagai berikut:
| |
Keterangan : D = Deviasi Maksimum
= Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditemukan = Distribusi Frekuensi Kumulatif yang diobservasi
Dari hasil output, dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig 2-tailed untuk SMA Swasta dengan variabel pengetahuan tentang ekonomi X1
sebesar 0.116, status sosial ekonomi X2 sebesar 0.124, media massa X3
sebesar 0.681, dan lingkungan pergaulan X4 sebesar 0.532. Apabila dibandingkan dengan signifikansi 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa X1,
X2, X3, X4 residual berdistribusi normal. b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linear atau tidak dengan variabel
terikatnya. Uji linearitas ini digunakan dengan analisis varians dengan menggunakan rumus F. Rumus yang digunakan untuk mencari nilai F adalah
sebagai berikut:
S S
G TG
F
2 2
Keterangan: F
= Bilangan untuk linearitas S
2 TG
= Varian tuna cocok S
2 G
= Varian kekeliruan Kriteria pengujian linearitas yaitu:
a Jika nilai F
hitung
lebih kecil dari F
tabel
pada taraf signifikasi 5 dengan derajat kebebasan dk = k-2 dan n-k maka hubungan variabel bebas
dengan variabel terikat bersifat linearitas. b Jika nilai F
hitung
lebih besar dari F
tabel
pada taraf signifikasi 5 dengan derajat kebebasan dk = k-2 dan n-k maka hubungan variabel bebas
dengan variabel terikat tidak bersifat linearitas.
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Multikolonieritas
Menurut Imam Ghozali 2006 uji ini berutujuan menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Pada
model regresi yang baik seharusnya antar variabel independen tidak terjadi kolerasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoloniearitas dalam model
regresi selanjutnya dengan program SPSS diadakan analisa collinerity statistics. Dari analisis collinerity statistics akan memperoleh VIF Variance
Inflation Factor. Dasar analisis yang digunakan yaitu jika tolerance 0,1 dan VIF 5 maka tidak terjadi masalah multikolonearitas.
Berdasarkan hasil output multikolonearitas SMA Negeri, dapat diketahui bahwa nilai tolerance dari keempat variabel yaitu: pengetahuan
tentang ekonomi 0.905, status sosial ekonomi 0.890, media massa 0.696, dan lingkugan pergaulan 0.739 dari 0,1. Sedangkan nilai VIF 5 dari
keempat variabel yaitu: pengetahuan tentang ekonomi 1.105, status sosial ekonomi 1.124, media massa 1.437, dan lingkugan pergaulan 1.353.
Maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi masalah multikolonearitas.
b. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varians dari
kesalahan pengganggu tidak konstan untuk suatu variabel bebas. Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan uji Glejser
dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika signifikansi antara variabel independen dengan nilai absolut
residualnya 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, tetapi jika 0,05 maka terjadi masalah heteroskedastisitas.
c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah didalam sebuah
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 sebelumnya, autokorelasi ini timbul pada data
yang bersifat time series. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi adalah dengan Uji Durbin
– Watson DW test. Rumusnya adalah:
Keterangan: d
= statistik durbin watson e
= gangguan estimasi i
= observasi terakhir i-1
= observasi sebelumnya Untuk memperoleh kesimpulan apakah ada masalah autokorelasi atau tidak,
hasil hitungan statistik d harus dibandingkan dengan tabel statistik d.
pemilihan angka tabel d harus memperhatikan banyaknya parameter =k, dan jumlah observasi =n, pada tingkat signifikansi =α tertentu. Hipotesis yang
dapat disimpulkan adalah: H
: 0 tidak ada autokorelasi positif
H
a
: 0 ada autokorelasi positif
Keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah: a Bila nilai DW lebih besar daripada batas atas upper bound, U, maka
koefisien autokorelasi sama dengan nol. Artinya, tidak ada autokorelasi positif.
b Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah lower bound, L, maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol. Artinya, ada autokorelasi
positif. c Bila nilai DW terletak di antara batas atas dan batas bawah, maka
koefisien autokorelasi tidak dapat disimpulkan. Durbin-Watson telah berhasil mengembangkan uji statistik yang
disebut uji statistik d, sehingga berhasil menurunkan nilai kritis batas bawah d
L
dan batas atas d
U
sehingga jika nilai d terletak di luar nilai kritis maka ada tidaknya autokorelasi baik positif atau negatif dapat diketahui. Penentuan
ada tidaknya auto korelasi dapat dilihat dengan jelas dalam gambar dibawah ini:
Autokorelasi Ragu-ragu Tidak Ada Ragu-ragu Autokorelasi Positif
Autokorelasi Negatif
O d
L
d
U
24 - d
u
4 - d
L
4
Tabel. 3.16. Uji Statistik Durbin-Watson
Nilai Statistik d Hasil
0 d d
L
d
L
≤ d ≤ d
U
4 – d
L
d 4
4 – du ≤ d ≤ 4 – d
L
du d 4 -du Menolak hipotesis nol; ada autokorelasi positif
Daerah keragu-raguan; tidak autokorelasi positif Menolah hipotesis nol, tidak ada korelasi negatif
Daerah keragu-raguan; tidak ada keputusan
Menolak hipotesis nol, tidak ada autokorelasi positif dan
negatif.
3. Uji Hipotesis a. Uji Hipotesis Negeri
Uji hipotesis digunakan untuk menguji variabel 1 s.d 4, yaitu kontribusi pengetahuan tentang ekonomi X1, status sosial ekonomi X2,
media massa X3, dan lingkungan pergaulan X4 terhadap perilaku kegiatan konsumsi Y.
Tabel. 3.17. Uji Hipotesis Negeri
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-5.480 6.972
-.786 .434
pengetahuan tentang ekonomi N .144
.093 .140
1.561 .122
status sosial ekonomi N .370
.118 .284
3.138 .002
media massa N -.004
.069 -.006
-.060 .952
lingkungan pergaulan N .244
.068 .355
3.568 .001
a. Dependent Variable: Perilaku Kegiatan Konsumsi N
Persamaan regresi dirumuskan dengan: Y = -5.480+ 0, 144 X1 + 0, 370 X2 + -0,004 X3 + 0, 244 X4 + e
Keterangan: Y
= Perilaku kegiatan konsumsi α
= Konstanta e
= Penganggu regresi X1
= Pengetahuan tentang ekonomi X2
= Status sosial ekonomi X3
= Media massa X4
= Lingkungan pergaulan Uji hipotesis digunakan untuk melihat apakah ada kontribusi variabel
independen X terhadap variabel dependen Y yaitu dengan melihat hasil regresi berganda pada output SPSS dengan melihat tabel Coefficients pada
kolom Standardized Coefficients yaitu dengan melihat nilai Beta β.
Penggunaan standardized coefficients beta dikarenakan unit ukuran variabel bebas tidak sama. Keuntungan penggunaan standardized coefficients beta
adalah mampu mengeliminasi perbedaan unit ukuran pada variabel bebas. Dengan melakukan regresi dengan standardized variabel adalah agar
dapat membandingkan secara langsung antar variabel independen, dalam kontribusinya masing-masing terhadap variabel dependen. Variabel
independen mana yang berkontribusi lebih besar terhadap variabel dependen dapat dilihat dari besar kecilnya masing-masing koefisien beta regressor.
b. Uji Hipotesis Swasta Uji hipotesis digunakan untuk menguji variabel 1 s.d 4, yaitu
kontribusi pengetahuan tentang ekonomi X1, status sosial ekonomi X2, media massa X3, dan lingkungan pergaulan X4 terhadap perilaku kegiatan
konsumsi Y.
Tabel. 3.18. Uji Hipotesis Swasta
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. B
Std. Error Beta
1 Constant
-1.427 2.986
-.478 .634
pengetahuan tentang ekonomi S
.086 .029
.252 3.025
.003 status sosial ekonomi S
.270 .101
.227 2.664
.009 media massa S
.168 .058
.291 2.869
.005 lingkungan pergaulan S
.108 .055
.202 1.958
.053 a. Dependent Variable: Konsumsi S
Persamaan regresi dirumuskan dengan: Y = -1.427+ 0, 086 X1 + 0, 270 X2 + 0, 168 X3 + 0, 108 X4 + e
Keterangan: Y
= Perilaku kegiatan konsumsi α
= Konstanta e
= Penganggu regresi X1
= Pengetahuan tentang ekonomi X2
= Status sosial ekonomi X3
= Media massa X4
= Lingkungan pergaulan Uji hipotesis digunakan untuk melihat apakah ada kontribusi variabel
independen X terhadap variabel dependen Y yaitu dengan melihat hasil regresi berganda pada output SPSS dengan melihat tabel Coefficients pada
kolom Standardized Coefficients yaitu dengan melihat nilai Beta β.
Penggunaan standardized coefficients beta dikarenakan unit ukuran variabel bebas tidak sama. Keuntungan penggunaan standardized coefficients beta
adalah mampu mengeliminasi perbedaan unit ukuran pada variabel bebas. Dengan melakukan regresi dengan standardized variabel adalah agar
dapat membandingkan secara langsung antar variabel independen, dalam kontribusinya masing-masing terhadap variabel dependen. Variabel
independen mana yang berkontribusi lebih besar terhadap variabel dependen dapat dilihat dari besar kecilnya masing-masing koefisien beta regressor.
Rumusan Hipotesis: 1 Pengetahuan tentang ekonomi
Ho = Tidak ada kontribusi pengetahuan tentang ekonomi terhadap perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari siswa SMA Negeri dan
SMA Swasta Ha = Ada kontribusi pengetahuan tentang ekonomi terhadap perilaku
kegiatan konsumsi sehari-hari siswa SMA Negeri dan SMA Swasta
2 Status sosial ekonomi Ho = Tidak ada kontribusi status sosial ekonomi terhadap perilaku
kegiatan konsumsi sehari-hari siswa SMA Negeri dan SMA Swasta
Ha = Ada kontribusi status sosial ekonomi terhadap perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari siswa SMA Negeri dan SMA Swasta
3 Media massa Ho = Tidak ada kontribusi media massa terhadap perilaku kegiatan
konsumsi sehari-hari siswa SMA Negeri dan SMA Swasta Ha = Ada kontribusi media massa terhadap perilaku kegiatan konsumsi
sehari-hari siswa SMA Negeri dan SMA Swasta
4 Lingkungan pergaulan Ho = Tidak ada kontribusi lingkungan pergaulan terhadap perilaku
kegiatan konsumsi sehari-hari siswa SMA Negeri dan SMA Swasta
Ha = Ada kontribusi lingkungan pergaulan terhadap perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari siswa SMA Negeri dan SMA Swasta
5 Secara Bersama-sama Ho = Tidak ada kontribusi pengetahuan tentang ekonomi, status sosial
ekonomi, media massa, dan lingkungan pergaulan terhadap perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari siswa SMA Negeri dan
SMA Swasta Ha = Ada kontribusi pengetahuan tentang ekonomi, status sosial
ekonomi, media massa, dan lingkungan pergaulan terhadap perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari siswa SMA Negeri dan
SMA Swasta Berdasarkan tabel pada taraf signifikansi 5, dengan db pembilang = k
dan db penyebut = n-k-1, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Kriteria Pengujian Hipotesis:
a. Jika F
hitung
t
tabel
, maka Ho diterima dan Ha ditolak b. Jika F
hitung
t
tabel
, maka Ho ditolak dan Ha diterima Atau bisa juga melihat signifikansinya, dengan melihat kolom Sig ρ:
1 Jika Sig 0,05 , maka Ho ditolak dan Ha diterima 2 Jika Sig 0,05 , maka Ho diterima dan Ha ditolak
Analisis Koefisien Determinasi Analisis
Adjusted R Square atau koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui variabel X pengetahuan tentang ekonomi,
status sosial ekonomi, media massa, dan lingkungan pergaulan dapat menjelaskan variabel Y perilaku kegiatan konsumsi seberapa besar
prosentase dapat menjelaskan variabel diluar model.
I. Uji Beda Rata-rata
Metode chi kuadrat X
2
digunakan untuk mengukur rumusan masalah ke-6 yaitu apakah ada perbedaan perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari antara siswa SMA
Negeri dan SMA Swasta. Rumus yang digunakan untuk menghitung X
2
adalah:
Keterangan : X
2
= Chi Kuadrat Fo
= Frekuensi Observasi F
h
= Frekuensi harapan Dengan derajat kebebasan = fh-1, signifikasi 5 maka suatu ubahan dikatakan
normal apabila X
2
hitung X
2
tabel pada taraf signifikasi 5, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1 Perilaku kegiatan konsumsi Ho = Tidak ada perbedaan perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari antara siswa
SMA Negeri dan SMA Swasta Ha = Ada perbedaan perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari antara siswa SMA
Negeri dan SMA Swasta. Kritereria pengujian chi kuadrat:
b. Jika X
2 hitung
X
2 tabel
, maka Ho diterima dan Ha ditolak c. Jika X
2 hitung
X
2 tabel
, maka Ho ditolak dan Ha diterima Atau bisa melihat signifikansinya, dengan melihat kolom Sig ρ:
a. Jika Sig 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima b. Jika Sig 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak
83
BAB IV HASIL TEMUAN LAPANGAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sekolah
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil 200 responden yang berasal dari empat Sekolah Menengah Atas Negeri dan Swasta di Kota Yogyakarta. Adapun
Sekolah Menengah Atas Negeri yang menjadi responden dalam penelitian ini meliputi SMA Negeri 8 Yogyakarta yang terletak di Jalan Sidobali 1 Yogyakarta, dan
SMA Negeri 11 Yogyakarta yang terletak di Jalan AM Sangaji 50 Yogyakarta. SMA
Pangudi Luhur Yogyakarta yang terletak di Jalan P. Senopati 18 Yogyakarta, dan
SMA Bopkri 2 Yogyakarta yang terletak di Jalan Jendral Sudirman 87 Yogyakarta 55223.
1. SMA Negeri 8 Yogyakarta
a. Sejarah SMA Negeri 8 Yogyakarta
Pada tahun pelajaran 19821983 SMPP 10 Yogyakarta mendapat kepercayaan Dekdikbud untuk melaksanakan system belajar tuntas mastery
Learning pendekatan seluruh kelas pada waktu itu jumlah kelas 12 buah, masing-masing tingkat 4 kelas. Tahun pelajaran 19851986 terjadi perubahan
nama SMPP 10 Yogyakarta menjadi SMA 8 Yogyakarta. Pada tahun ini juga diberlakukan kurikulum 1984 dengan penjurusan dikelas dua dengan 4
program pilihan yaitu A1 untuk program IPA, A2 program Biologi, A3 program IPS. A4 program ilmu pengetahuan Bahasa.