Kontribusi status sosial ekonomi terhadap perilaku kegiatan konsumsi

b. Kontribusi status sosial ekonomi terhadap perilaku kegiatan konsumsi

sehari-hari siswa SMA Negeri dan SMA Swasta Hasil pengujian hipotesis kedua mengenai kontribusi status sosial ekonomi terhadap perilaku kegiatan konsumsi menunjukkan bahwa ada kontribusi status sosial ekonomi terhadap perilaku kegiatan konsumsi sehari- hari siswa SMA Negeri dan SMA Swasta. Kesimpulan tersebut didukung dengan hasil perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa nilai sig. probabilitas untuk SMA negeri sebesar 0,002 0,05 dan untuk SMA Swasta 0,009 0.05. Oleh karena itu Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada kontribusi status sosial ekonomi terhadap perilaku kegiatan konsumsi sehari- hari siswa SMA Negeri dan SMA Swasta. Berdasarkan analisis deskriptif responden menunjukan bahwa pendidikan orang tua Ayah siswa berada dalam kategori tinggi baik SMA Negeri maupun SMA Swasta. Hal ini ditunjukan dari banyaknya lulusan dari perguruan tinggi sebesar 69 untuk SMA Negeri dan SMA Swasta sebesar 51. Pendidikan orang tua Ayah tinggi akan mempengaruhi perilaku konsumsi siswa SMA Negeri maupun SMA Swasta karena orang tua Ayah yang berpendidikan tinggi akan menentukan dalam pemilihan barang dan jasa yang bermerek. Pendidikan orang tua Ayah tinggi akan membantu siswa untuk mengambil keputusan dalam memecahkan suatu masalah. Orang tua Ayah siswa yang berpendidikan tinggi akan berfikir dua kali untuk memberikan uang saku kepada siswa dalam jumlah banyak karena orang tua Ayah tidak mau kalau anaknya memiliki sikap yang konsumtif terutama dalam mengonsumsi barang dan jasa yang berlebihan. Jenis pekerjaan yang dimiliki orang tua Ayah siswa berpengaruh terhadap perilaku kegiatan konsumsi siswa. Pendidikan akan menentukan pekerjaan orang tua Ayah siswa. Pekerjaan yang dilakukan orang tua Ayah siswa akan mempengaruhi uang saku yang diterimanya yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhannya yaitu mengonsumsi barang dan jasa. Orang tua Ayah yang pekerjaannya berpenghasilan rendah atau pas-pasan maka uang saku yang di dapat siswa setiap harinya akan berbeda dengan orang tua Ayah yang berpenghasilan tinggi dan sedang. Dengan uang saku yang pas- pasan, siswa kemungkinan besar tidak akan melakukan konsumsi yang berlebihan karena uang yang dimiliki hanya cukup untuk makan dan minum. Penghasilan orang tua Ayah siswa dengan jumlah 48 dari SMA Negeri sebesar 2.750.000 perbulan, sedangkan penghasilan orang tua Ayah siswa dengan jumlah 35 dari SMA Swasta sebesar 2.750.000 perbulan. Jenis pekerjaan orang tua Ayah responden baik SMA Negeri maupun SMA Swasta berada di golongan F yang berarti pemilik buscolt, pengawas keamanan, petani pemilik tanah, pegawai sipil ABRI, mandor, pemilik perusahaantokopabrik, pedagang, pegawai kantor, peternak, tuan tanah. Ada beberapa yang berada di golongan A-I, namun lebih banyak berada di golongan F. Pendidikan orang tua Ayah siswa banyak yang berada di kategori tinggi yaitu lulusan diploma dan sarjana maka dari itu pendidikan orang tua Ayah siswa banyak yang berada di golongan F. Pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan yang didapat. Dengan pendidikan yang tinggi maka seseorang akan mudah untuk mencari pekerjaan yang nantinya akan menghasilkan sejumlah pendapatan. Sedangkan analisis deskripsi data tentang perilaku kegiatan konsumsi siswa SMA Negeri dan SMA Swasta menunjukkan bahwa sebagian responden berada di kategori cukup. Untuk SMA Negeri yang masuk dalam kategori kurang sebesar 27, responden yang masuk dalam kategori cukup sebesar 67, sedangkan responden yang masuk dalam kategori baik sebesar 6. Sedangkan untuk SMA Swasta, responden yang masuk dalam kategori kurang sebesar 33, responden yang masuk dalam kategori cukup sebesar 66, responden yang masuk dalam kategori baik sebesar 1. Dari hasil pengujian hipotesis dinyatakan bahwa kontribusi status sosial ekonomi terhadap perilaku kegiatan konsumsi siswa baik SMA Negeri maupun SMA Swasta berhubungan erat dengan status sosial ekonomi orang tua Ayah karena banyak atau tidaknya uang saku yang siswa dapatkan setiap hari tergantung dari status sosial ekonomi orang tua Ayah dari masing- masing siswa. Setelah dilakukan penelitian untuk SMA Negeri ternyata status sosial ekonomi orang tua Ayah terutama untuk pendidikan orang tua Ayah siswa berada di kategori tinggi dengan jumlah 69 lulusan dari perguruan tinggi yaitu diploma dan sarjana. Sedangkan untuk SMA Swasta ternyata status sosial ekonomi orang tua Ayah terutama untuk pendidikan orang tua Ayah siswa berada di kategori tinggi dengan jumlah 51 lulusan dari perguruan tinggi yaitu diploma dan sarjana. Pendidikan yang tinggi akan memperoleh pekerjaan yang layak untuk mencapai apa yang diinginkan yaitu pendapatan. Pekerjaan yang dilakukan menentukan jumlah pendapatan yang di dapat setiap bulannya, yang nantinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Orang tua Ayah siswa SMA Negeri dan SMA Swasta yang berpendidikan tinggi, pekerjaan layak, dan pendapatan tinggi akan mempengaruhi uang saku siswa yang di dapat setiap harinya. Hal itu didukung oleh Sumarwan 2002:204, status sosial ekonomi dapat di kategorikan tinggi, sedang, dan rendah. Perbedaan status sosial ekonomi akan menggambarkan perbedaan pendidikan, pendapatan, gaya hidup, dan nilai-nilai yang dianut. Perbedaan-perbedaan tersebut akan mempengaruhi perilaku konsumsi seseorang atau keluarga. Pekerjaan orang tua Ayah menentukan kelas sosial dalam masyarakat di mana dia tinggal. Orang tua Ayah yang berpendidikan tinggi biasanya memperoleh pekerjaan yang baik, dan pekerjaan yang baik akan mendatangkan pendapatan yang lebih baik. Tingkat pendidikan seseorang juga akan mempengaruhi nilai-nilai yang dianutnya, cara berfikir, cara pandang bahkan terhadap suatu masalah. Konsumen yang memiliki pendidikan yang lebih baik akan sangat responsif terhadap informasi, pendidikan juga mempengaruhi konsumen dalam pemilihan produk maupun merek. Pendidikan yang berbeda akan menyebabkan selera konsumen juga berbeda. Jumlah pendapatan akan menggambarkan besarnya daya beli dari seseorang konsumen. Daya beli akan menggambarkan banyaknya produk dan jasa yang bisa dibeli dan dikonsumsi oleh seorang konsumen dan seluruh anggota keluarganya.

c. Kontribusi media massa terhadap perilaku kegiatan konsumsi sehari-