Tujuan dan Fungsi Sekolah SMA Negeri dan SMA Swasta

dimiliki anak-anak agar mampu menjalankan tugas-tugas kehidupan sebagai manusia, baik secara individu maupun sebagai anggota masyarakat.

a. Tujuan dan Fungsi Sekolah

Arifin 2012: 56 mengatakan bahwa tujuan diturunkan dari misi. Tujuan adalah keinginan yang hendak dicapai di masa yang akan datang dan digambarkan secara umum serta bersifat relatif tidak mengenal batas waktu. Tujuan sekolah harus dirumuskan dalam kerangka visi dan misi sekolah. Dalam merumuskan tujuan sekolah hendaknya Permendiknas No. 19 Tahun 2007 dalam Arifin 2012: 56: 1 Menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam jangka menengah empat tahun 2 Mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional serta relevan dengan kebutuhan masyarakat 3 Mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah ditetapkan oleh sekolah dan pemerintah 4 Mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang berkepentingan termasuk komite sekolah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah 5 Disosialisasikan kepada warga sekolah dan segenap pihak yang berkepentingan Rawita 2011: 60 menyatakan sekolah berfungsi menyiapkan generasi muda yang kelak mampu mempertahankan eksistensi bangsa yang memiliki kebudayaan berbeda dengan bangsa lain. Bahkan dengan lebih terperinci Nasution 1983 dalam Rawita 2011: 60, menyatakan sekolah di Indonesia berfungsi untuk mempertahankan norma-norma sosial, seperti struktur keluarga, agama, filosofi bangsa untuk mencegahterjadinya perubahan yang dapat mengancam kesatuan bangsa.

b. SMA Negeri dan SMA Swasta

Sekolah Menengah Atas SMA sebagai sekolah umum menyelenggarakan program yang berhubungan dengan kebutuhan memasuki Perguruan Tinggi sebagai lembaga pendidikan lanjutannya. Isi kurikulum lebih dititik beratkan pada pengetahuan yang bersifat akademik, berbeda dengan sekolah kejuruan yang lebih menekankan pada keterampilan yang bersifat praktis dan fungsional. Pembidangan atau penjurusan yang dilakukan di SMA lebih bersifat akademik dengan orientasi pada kelompok ilmu pengetahuan, yang terdiri dari: jurusan ilmu pengetahuan sosial termasuk budaya dan bahasa, jurusan ilmu pengetahuan alam dan jurusan matematika. Dalam perkembangan SMA di Indonesia penjurusan ini telah mengalami beberapa kali perubahan, namun orientasinya tetap pada pengelompokan ilmu pengetahuan yang bersifat akademik Nawawi, 1982: 64. Berdasarkan penyelenggaraannya, sekolah di Indonesia dibagi menjadi dua yaitu sekolah negeri dan sekolah swasta. Perbedaan lain antara sekolah negeri dan swasta terletak pada biaya pendidikan. Sekolah negeri dikatakan lebih murah dibandingkan sekolah swasta. Biaya pendidikan di sekolah negeri dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat pada umunya. Hal ini tentulah dikarenakan adanya dana subsidi dari pemerintah, sedangkan sekolah swasta seluruh dana operasional sekolah sebagian besar dibebankan kepada para peserta didik. Selain biaya, fasilitas sekolah negeri terbilang kurang memadai, misalnya saja alat-alat olahraga, laboratorium, dan lain-lain. Karena alat-alat tersebut di dapatkan dari negara dan sekolah harus memiliki data-data yang valid untuk memperolehnya. Berbeda dengan sekolah swasta yang dikendalikan oleh sebuah yayasan dan yang sangat memperhatikan kualitas eksternalnya. Jadi, setiap kurangnya alat-alat kurikulum tersebut, yayasan yang mengelola sekolah swasta tersebut segera cepat memenuhinya. Sehingga siswa sekolah swasta tentu akan lebih semangat karena tersedianya sarana dan prasarana yang lengkap. Ada fasilitas, tentunya ada juga biaya yang dikeluarkan. Karena kesediaan fasilitas sekolah swasta yang lengkap, sekolah swasta membutuhkan banyak sekali biaya. Sedangkan sekolah negeri, mulai dari SD, SMP hingga SMA sudah tidak ada pungutan biaya alias gratis. Jadi, tidak heran jika fasilitas yang di sediakan oleh sekolah negeri kurang memadai. Bicara mengenai perbedaan dilihat dari segi perencanaan kurikulumnya. Untuk sekolah negeri, sekolah ini memiliki perencanaan yang teratur dan sangat terjadwal, dan pelaksanaannya juga serentak dengan sekolah-sekolah negeri lainnya. Tapi sekolah swasta memiliki perencanaan kurikulum yang berbeda dan tidak teratur, kemudian pelaksanaannya pun tidak serentak dengan sesama sekolah swasta. Hal-hal seperti ini biasanya bisa membuat siswa malas jika jadwalnya tidak teratur. Meski kurikulumnya tidak teratur, sekolah swasta memiliki strategi pembelajaran yang baik, yaitu tidak terkesan biasa-biasa saja dan membosankan. Terkadang kegiatan pembelajaran dilakukan di luar kelas. Selain itu sekolah swasta ini pembelajarannya menonjolkan ke sistem diskusi guru ke murid, murid ke guru. Hal ini dapat menumbuhkan suatu interaksi yang baik antara guru dan murid. Sedangkan di sekolah negeri, lebih menonjolkan kemampuan setiap individu. Biasanya di dalam Proses Belajar Mengajar PBM di sekolah negeri, menggunakan sistem “siapa maju dapat nilai”. Tentu hal ini akan menjadi suatu motivasi untuk tiap murid untuk berani tampil sendiri.

c. Iklim SMA Negeri dan SMA Swasta