mereka akan kurang diterima dalam lingkungan pergaulan. Menurut Sumarwan 2011: 277-283, dalam konteks perilaku konsumen, konsep
lingkungan pergaulan atau faktor sosial merupakan gagasan yang sangat penting dan berpengaruh besar. Keluarga menjadi daya tarik bagi pemasar,
karena keluarga memiliki pengaruh yang besar bagi konsumen. Anggota keluarga akan saling mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pembelian
produk dan jasa. Teman dan sahabat bagi siswa akan memenuhi beberapa kebutuhannya: kebutuhan akan kebersamaan, kebutuhan rasa aman, dan
kebutuhan untuk mendiskusikan berbagai masalah ketika siswa enggan untuk membicarakannya kepada orang tua Ayah atau saudara kandung. Pendapat
dan kesukaan teman sering kali mempengaruhi pengambilan keputusan siswa dalam membeli dan memilih produk atau merek tertentu.
e. Kontribusi pengetahuan tentang ekonomi, status sosial ekonomi, media
massa, dan lingkungan pergaulan terhadap perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari siswa SMA Negeri dan SMA Swasta
Hasil analisis data menunjukkan bahwa ada kontribusi pengetahuan tentang ekonomi, status sosial ekonomi, media massa, dan lingkungan
pergaulan terhadap perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari siswa SMA Negeri
dan SMA Swasta. Hal ini ditunjukkan dengan nilai F
hitung
SMA Negeri sebesar 10,463 dan SMA Swasta sebesar 12,524. Sementara F
tabel
pada df 4:100 sebesar 2,46. Melihat kriteria pengujian hipotesis apabila F
hitung
≥ F
tabel
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dalam pengujian hipotesis kelima ini
untuk SMA Negeri F
hitung
≥ F
tabel
10,463 2,46, sedangkan untuk SMA Swasta F
hitung
≥ F
tabel
12,524 2,46 maka H ditolak dan H
a
diterima yang artinya ada kontribusi pengetahuan tentang ekonomi, status sosial ekonomi,
media massa, dan lingkungan pergaulan terhadap perilaku kegiatan konsumsi
sehari-hari siswa SMA Negeri dan SMA Swasta. Dari hasil pengujian hipotesis secara bersama-sama menyatakan
bahwa ada kontribusi sebesar 27,7 SMA Negeri dan 31,8 SMA Swasta terhadap perilaku kegiatan konsumsi. Tetapi dari kontribusi ini belum cukup
membuat perilaku kegiatan konsumsi siswa masuk dalam kategori baik, karena pada kenyataannya perilaku kegiatan konsumsi siswa dalam
mengonsumsi barang dan jasa termasuk perilaku konsumtif yang hanya menghabiskan pendapatan untuk mengonsumsi barang dan jasa yang kurang
atau bahkan tidak di perlukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya terutama untuk siswa SMA Negeri. Akan tetapi diluar faktor ini ada faktor lain yang
juga memberikan kontribusi terhadap perilaku kegiatan konsumsi siswa. Faktor tersebut adalah faktor dari dalam diri siswa tersebut.
Dengan adanya pengetahuan tentang ekonomi, status sosial ekonomi, media massa, dan lingkungan pergaulan memberikan kontribusi terhadap
keputusan siswa dalam melakukan kegiatan konsumsi. Pengetahuan tentang ekonomi memberikan kontribusi terhadap perilaku kegiatan konsumsi siswa
sehari-hari SMA Negeri dan SMA Swasta. Dengan pengetahuan tentang ekonomi yang mereka miliki, mereka dapat dengan mudah melakukan
kegiatan konsumsi barang dan jasa. Ada siswa yang masuk kedalam pola konsumtif yaitu mereka melakukan konsumsi secara berlebihan tanpa
memikirkan barang dan jasa tersebut bermanfaat untuk kebutuhan dimasa mendatang. Dan ada juga siswa yang mengonsumsi barang dan jasa secara
wajar, mereka hanya mengonsumsi barang dan jasa yang mereka butuhkan. Media massa yang beredar dikalangan siswa saat ini membuat mereka
kesulitan membedakan mana yang penting untuk di konsumsi dan mana yang tidak penting untuk di konsumsi. Media massa menawarkan banyak berbagai
barang dan jasa yang dibutuhkan siswa. Siswa mencari hiburan melalui internet maupun HP, mendapatkan informasi, dan membeli barang maupun
jasa melalui media massa. Media massa memberikan kontribusi terhadap perilaku kegiatan konsumsi siswa yaitu siswa dengan sangat mudah untuk
mendapatkan barang dan jasa yang mereka inginkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Misalnya melalui HP, internet, tabloid, dan
televisi. Status sosial ekonomi merupakan posisi orang tua Ayah siswa dalam
kelompok masyarakat yang nantinya akan mempengaruhi uang saku siswa SMA Negeri dan SMA Swasta untuk melakukan kegiatan konsumsi. Orang
tua Ayah siswa SMA Negeri maupun SMA Swasta 69 lulusan dari perguruan tinggi, memiliki pekerjaan yang sesuai dengan pendidikannya, dan
menghasilkan pendapatan yang tinggi. Dengan status sosial ekonomi orang tua Ayah yang tinggi maka uang saku yang diterima siswa setiap harinya
juga tinggi. Siswa yang memiliki orang tua Ayah berpenghasilan tinggi maka mereka dapat mengonsumsi barang dan jasa yang mereka inginkan
dengan uang saku yang dimiliki meskipun barang dan jasa yang mereka konsumsi kurang dibutuhkan. Berbeda dengan siswa yang memiliki orang tua
Ayah berpenghasilan pas-pasan maka mereka hanya mengonsumsi barang dan jasa yang mereka butuhkan sehari-hari.
Interaksi yang terjalin dalam lingkungan pergaulan memberikan kontribusi terhadap perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari siswa SMA Negeri
dan SMA Swasta. Lingkungan keluarga sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa SMA Negeri maupun SMA Swasta, apa yang dilakukan
keluarga dalam mengonsumsi barang dan jasa maka siswa juga akan melakukan hal yang sama. Selain keluarga, teman bergaul dalam lingkungan
pergaulan siswa SMA Negeri maupun SMA Swasta akan memberikan kontribusi terhadap perilaku kegiatan konsumsi siswa sehari-hari. Karena
mereka memiliki kesamaan-kesamaan tertentu yang tidak ada pada keluarga, memiliki hobi yg sama, dan mereka masih berada di usia remaja.
f. Perbedaan perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari antara siswa SMA