49
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian komparatif. Menurut Sugiyono 2009:36, metode penelitian komparatif adalah
penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Dalam penelitian ini,
peneliti akan membandingkan perilaku kegiatan konsumsi sehari-hari antara siswa SMA Negeri dan SMA Swasta.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri dan SMA Swasta Kota
Yogyakarta. Alasan peneliti memilih lokasi di Kota Yogyakarta dalam penelitian ini adalah:
1 Lokasi SMA Negeri dan SMA Swasta di Kota Yogyakarta cukup strategis untuk dijangkau sehingga secara tidak langsung memberikan kemudahan bagi
peneliti untuk melakukan penelitian. 2 Lokasi SMA Negeri dan SMA Swasta di Kota Yogyakarta, dimana para
siswanya memiliki latar belakang sosial ekonomi yang berbeda, sehingga dapat memperlengkap data yang dibutuhkan oleh peneliti.
b. Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada awal bulan Juli hingga akhir bulan Agustus 2013.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas XI SMA Negeri dan SMA Swasta di Kota Yogyakarta. Adapun pemilihan sekolah
didasarkan pada keunggulan akreditasi “A” masing-masing sekolah yang telah dipilih secara acak. Empat 4 dari lima puluh satu 51 sekolah yang telah dipilih
secara acak yaitu SMA Negeri 11 Yogyakarta dengan jumlah 256 siswa, SMA Negeri 8 Yogyakarta dengan jumlah 264 siswa, SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
dengan jumlah 210 siswa, dan SMA Bopkri 2 Yogyakarta dengan jumlah 210 siswa. Jadi total populasi 940 siswa dari 4 sekolah. Sekolah SMA Negeri dan
SMA Swasta di Kota Yogyakarta ada 51 sekolah, yang di dalamnya ada 12 SMA Negeri dan 39 SMA Swasta. Dari 51 sekolah tersebut yang berakreditasi “A” ada
43 sekolah baik SMA Negeri maupun SMA Swasta.
2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini sampel yang dipilih adalah 200 siswa. Pemilihan sampel sebanyak 200 siswa didasarkan pada pengambilan 100 siswa dari SMA
negeri dan 100 siswa dari SMA Swasta. Dengan memperbanyak jumlah sampel akan memperkecil jumlah r table sehingga akan membantu dalam proses
keakuratan data. Jadi masing-masing sekolah sampel yang diinginkan 50 siswa. Dasarnya memilih sampel 50 siswa karena untuk mempermudah peneliti dalam
melakukan penelitian di masing-masing sekolah. Penentuan sampel yang peneliti gunakan adalah secara random acak. Dalam penelitian ini teknik pengambilan
sampel menggunakan cluster sampling teknik klaster. Sukardi 2003: 61, cluster sampling ini memilih sampel bukan didasarkan pada individu, tetapi lebih
didasarkan pada kelompok, dan daerah yang secara alami berkumpul bersama. Dalam hal ini yang akan dijadikan populasi adalah siswa kelas XI dari 4 sekolah
yang telah ditentukan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebar kuesioner. Kuesioner adalah menyebarkan daftar pernyataan kepada responden yang nantinya akan
membantu peneliti dalam pengambilan data.
E. Variabel Penelitian dan Pengukuran
Untuk mengukur setiap variabel digunakan skala likert dengan pilahan selalu SL, sering SR, jarang JR, tidak pernah TP. Dalam perencanaan penelitian item-
item pernyataan sudah dikelompokkan menurut variabel yang menjadi perhatian peneliti. Dengan demikian pembaca lain dapat dengan mudah mengecek kebulatan
instrumen yang dibuatnya. Untuk memberi nilai skala kategori likert, jawaban diberi bobot nilai kuantitatif 4, 3, 2, 1, untuk empat pilihan positif, dan 1, 2, 3, 4, untuk
pernyataan yang bersifat negatif. Peneliti menggunakan skala likert dengan menggunakan kategori pilihan genap karena untuk memperoleh informasi yang pasti.
Penilaian atas jawaban-jawaban yang diberikan oleh responden diukur dengan tingkat 1 s.d 4, tingkat jawabannya adalah sebagai berikut:
Tabel. 3.1. Skoring Berdasarkan Skala Likert
Kriteria Jawaban Skor
Positif Negatif
Selalu SL 4
1 Sering SR
3 2
Jarang JR 2
3 Tidak Pernah TP
1 4
Catatan: skala likert diatas digunakan untuk jawaban responden pada pernyataan bagian II perilaku kegiatan konsumsi, bagian IV media massa, dan bagian V
lingkungan pergaulan.
1. Variabel Perilaku Kegiatan Konsumsi
Tabel. 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Untuk Mengukur Perilaku Kegiatan Konsumsi
No Dimensi Indikator
No. Pernyataan
1 Konsumsi a. Kebiasaan membeli kebutuhan
sekolah tas, sepatu, alat tulis b. Kebiasaan berbelanja
c. Kebiasaan mengganti mode pakaian
d. Kebiasaan mengkonsumsi makanan dan minuman favorit
e. Kebiasaan makan dan minum di tempat elite
1 2 dan 3
4 5 dan 6
7 dan 8
2. Variabel Pengetahuan Tentang Ekonomi
Tabel. 3.3. Variabel Pengetahuan Tentang Ekonomi
No Klasifikasi
Kriteria Huruf Mutu
1 Amat Baik
81-100 A
2 Baik
66-80 B
3 Cukup
56-65 C
4 Kurang
46-55 D
5 Buruk
0-45 E
Dasar kriteria untuk variabel pengetahuan tentang ekonomi yang dikatakan amat baik apabila siswa menguasai materi pelajaran ekonomi dan
mencapai nilai antara 81-100. Dikatakan baik jika siswa menguasai materi pelajaran ekonomi dan mencapai nilai antara 66-80. Dikatakan cukup apabila
siswa menguasai materi pelajaran ekonomi dan mencapai nilai antara 56-65. Dikatakan kurang apabila siswa kurang menguasai materi pelajaran ekonomi dan
mencapai nilai antara 46-55. Sedangkan dikatakan buruk apabila siswa tidak menguasai materi pelajaran ekonomi dan mencapai nilai antara 0-45.
3. Variabel Status Sosial Ekonomi
Tabel. 3.4. Variabel Status Sosial Ekonomi
No Indikator
1 Pendidikan orang tua Ayah
2 Pekerjaan orang tua Ayah
3 Penghasilan orang tua Ayah
Dasar pengukuran variabel status sosial ekonomi adalah sebagai berikut: 1 Pendidikan Orang tua Ayah
Tingkat pendidikan dapat diukur dengan memilih salah satu tingkat pendidikan yang diambil oleh orang tua Ayah yaitu SD, SMP, SMA, dan
perguruan tinggi. Tingkat pendidikan yang dicapai orang tua Ayah antara lain:
a SD 1
b SMP 2
c SMA 3
d Perguruan Tinggi 4
Tabel. 3.4.1. Pendidikan Orang tua Ayah
Pendidikan Kategori
SD - SMP Rendah
SMA Sedang
Perguruan Tinggi Tinggi
Kriteria pendidikan: a Pendidikan rendah
Pendidikan rendah artinya siswa yang memiliki orang tua Ayah dengan latar belakang pendidikan SD hingga SMP. Dalam hal ini pendidikan
rendah ditinjau dari seberapa banyak jumlah lulusan orang tua Ayah siswa yang mampu menamatkan sekolah antara SD maupun SMP.
b Pendidikan Sedang Pendidikan sedang artinya siswa yang memiliki orang tua Ayah dengan
latar belakang pendidikan SMA. Dalam hal ini pendidikan sedang ditinjau dari seberapa banyak jumlah lulusan orang tua Ayah siswa yang mampu
menamatkan sekolah SMA. c Pendidikan Tinggi
Pendidikan tnggi artinya siswa yang memiliki orang tua Ayah dengan latar belakang pendidikan diploma dan sarjana. Dalam hal ini pendidikan
tinggi ditinjau dari seberapa banyak jumlah lulusan orang tua Ayah siswa yang mampu menamatkan sekolah diploma dan sarjana.
2 Pekerjaan Orang tua Ayah Jenis pekerjaan orang tua Ayah dapat diukur dengan melihat orang tua
Ayah berada pada tingkat pendidikan apa sehingga dapat menentukan jenis pekerjaan yang sesuai. Pekerjaan orang tua Ayah merupakan kegiatan pokok
yang dilakukan oleh orang tua Ayah untuk memperoleh penghasilan.
Menurut Spillane yang dikutip oleh Chatrin Fanni Ambaria dalam penelitian tahun 2012, pekerjaan atau jabatan seseorang dikelompokan sebgai berikut:
a Golongan A: Pensiunan, Tidak mempunyai pekerjaan b Golongan B: Buruh nelayan, Buruh tani, Petani kecil, Penebang kayu
c Golongan C: Petani penyewa, Buruh tidak tetap, Penarik becak d Golongan D: Pembantu, Penjual keliling, Tukang cuci
e Golongan E: Seniman, Buruh tetap, Montir, Pandai besi, Penjahit, Sopir buscolt, Tukang kayu, Tukang listrik dan Tukang mesin
f Golongan F: Pemilik buscolt, Pengawas keamanan, Petani pemilik tanah, pegawai sipil ABRI, Mandor, Pemilik perusahaantokopabrik,
Pedagang, Pegawai kantor, Peternak, Tuan tanah g Golongan G: ABRI Tamtama sd Bintara, pegawai badan hukum,
Kepala kantor
pos cabang,
Manajer perusahaan
kecil, Supervisorpengawas, Pamong Praja, Guru SD, Kepala bagian, Pegawai
negeri sipil Golongan I A sd I D h Golongan H: Guru SMASMP, Perawat, Pekerja sosial, Perwira ABRI
Letda, Lettu, Kapten, PNS Golongan II A sd II D, Kepala sekolah, Kontraktor, Wartawan.
i Golongan I: Ahli hukum, Manager perusahaan, Ahli ilmu tanah, Apoteker, Arsitek, Dokter, Dosenguru besar, Gubernur, Kepala kantor, Menteri
PNS golongan III A ke atas, Pengarang, Peneliti, Pilot, WalikotaBupati, Kontraktor besar.
Berdasarkan penggolongan diatas, penulis membagi menjadi 5 golongan, yaitu:
Golongan 1: A diberi skor 1
Golongan 2: B – D
diberi skor 2 Golongan 3: E
diberi skor 3 Golongan 4: F
diberi skor 4 Golongan 5: G
– I diberi skor 5
3 Penghasilan Orang tua Ayah Penghasilan orang tua Ayah merupakan pendapatan yang di dapat
setiap bulan oleh orang tua Ayah dengan menggunakan nilai rupiah Rp. Untuk melihat tinggi atau rendahnya pendapatan yang diterima orang tua
Ayah, diberikan 5 alternatif pilihan. Pendapatan minimum mengacu pada pendapatan minimum UMK yang telah berlaku di Yogyakarta tahun 2013,
yaitu Rp 1.065.247,00. Adapun alternatif pilihan jumlah penghasilan tersebut antara lain:
a Penghasilan kurang dari Rp 1.100.000,00 diberi skor 1 b Penghasilan antara Rp 1.100.000,00
– Rp 1.650.000,00 diberi skor 2 c Penghasilan antara Rp 1.650.000,00
– Rp 2.200.000,00 diberi skor 3 d Penghasilan antara Rp 2.200.000,00
– Rp 2.750.000,00 diberi skor 4 e Penghasilan lebih dari Rp 2.750.000,00 diberi skor 5
4. Variabel Media Massa
Tabel. 3.5. Variabel Media Massa
No Indikator
No. Pernyataan
1 Televisi
1, 2, 3, dan 4 2
Telepon Genggam HP 5, 6, dan 7
3 Internet
8, 9, 10, 11, dan 12 4
Tabloid 13 dan 14
Dasar pengukuran variabel media massa adalah sebagai berikut: a. Televisi
Media televisi dapat diukur dengan menonton acara di televisi setiap hari, tujuan menonton televisi adalah untuk hiburan, menggunakan produk yang di
iklankan di televisi pakaian, kosmetik, makanan dan Handphone. b. Telepon Genggam
Media komunikasi HP dapat diukur dengan menggunakan HP untuk internet, telepon dan SMS, menggunakan HP untuk mendapatkan informasi berkaitan
dengan tugas sekolah, menggunkan HP untuk membuka situs online shop di internet.
c. Internet Media Internet dapat diukur dengan melihat siswa menggunakan internet untuk
mencari tugas sekolah, mengikuti informasi trend mode fashion melalui internet.
d. Tabloid Media cetak yaitu tabloid dapat diukur dengan melihat siswa membeli tabloid
setiap minggu, melihat tabloid untuk mengetahui perkembangan mode fashion.
5. Variabel Lingkungan Pergaulan
Tabel. 3.6. Variabel Lingkungan Pergaulan
No Indikator
No. Pernyataan
1 Keluarga
1, 2, 3, 4, 5, dan 6 2
Teman Bergaul 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, dan 15
Lingkungan pergaulan difokuskan pada keluarga, dan teman bergaul. 1 Lingkungan tempat tinggal
Keluarga dalam hal ini adalah lingkungan dimana sebagian besar responden atau siswa tinggal dan berinteraksi dengan anggota-anggota keluarga
lainnya. Bagian dari anggota keluarga adalah orang tua Ayah, adikkakak, dan saudarasaudari. Kuesioner berisi pernyataan: siswa diberi kebebasan oleh
keluarga untuk membeli pakaian, kosmetik, makanan dan handphone, ketika berbelanja keluarga memberikan saran dalam pemilihan baju, aksesoris,
kosmetik, makanan, dan handphone yang hendak di beli siswa dll. 2 Teman bergaul
Teman bergaul dalam penelitian ini yakni kelompok yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi sikap dan perilaku responden siswa.
Kuesioner berisi pernyataan: pada saat siswa belanja teman-teman memberikan
saran dalam pemilihan baju, aksesoris, kosmetik, makanan, dan handphone yang hendak saya beli, siswa memakai pakaian, aksesoris, sepatu, kosmetik, dan
makanan karena saran dari teman dll.
F. Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur tersebut benar- benar mengukur apa yang diukur. Validitas menyangkut akurasi instrument
Noor, 2010: 132. Pengujian validitas menggunakan rumus korelasi product moment :
∑ ∑ ∑ √{
∑ ∑
}{ ∑
∑ }
Keterangan : r
xy =
Koefisien Korelasi N = Jumlah Responden
XY = Jumlah hasil penelitian antara skor X dan skor Y X = Nilai skor masing-masing item
Y = Nilai skor seluruh item Kemudian nilai korelasi yang diperoleh dibandingkan dengan nilai korelasi pada
tabel. Jika r
xy
lebih besar dari r
table
pada taraf signifikasi 5 dengan menggunakan populasi berukuran N =100 dengan df = N-2 dk = 100
– 2 = 98, sehingga didapatkan r
table
= 0,195. Uji validitas menunjukan bahwa: r
hitung
≥
r
tabel,
maka Ho ditolak, artinya butir pernyataan yang diuji valid. Sedangkan r
hitung
≤ r
tabel,
maka Ho diterima, artinya butir pernyataan yang diuji tidak valid.
Tabel. 3.7. Hasil Pengujian Validitas
Variabel Perilaku Kegiatan Konsumsi
No rHitung
rTabel Keterangan
1 0.479
0,195 Valid
2 0.657
0,195 Valid
3 0.754
0,195 Valid
4 0.694
0,195 Valid
5 0.655
0,195 Valid
6 0.719
0,195 Valid
7 0.785
0,195 Valid
8 0.724
0,195 Valid
Sumber: data diolah, 2013 Dari data di atas diperoleh butir kuesioner yang valid dan tidak valid, adapun
rician yang didapat adalah sebagai berikut : Data Valid
: terdapat 8 butir Data Tidak Valid
: terdapat 0 butir Perlakuan untuk butir pernyataan yang tidak valid yaitu dibuang.
Tabel. 3.8. Hasil Pengujian Validitas
Variabel Media Massa
No rHitung
rTabel Keterangan
1 0.685
0,195 Valid
2 0.665
0,195 Valid
3 0.810
0,195 Valid
4 0.813
0,195 Valid
5 0.436
0,195 Valid
6 0.613
0,195 Valid
7 0.785
0,195 Valid
8 0.525
0,195 Valid
9 0.735
0,195 Valid
10 0.750
0,195 Valid
11 0.789
0,195 Valid
12 0.849
0,195 Valid
13 0.826
0,195 Valid
14 0.842
0,195 Valid
15 0.792
0,195 Valid
Sumber: data diolah, 2013 Dari data di atas diperoleh butir kuesioner yang valid dan tidak valid, adapun
rician yang didapat adalah sebagai berikut : Data Valid
: terdapat 15 butir Data Tidak Valid
: terdapat 0 butir Perlakuan untuk butir pernyataan yang tidak valid yaitu dibuang.
Tabel. 3.9. Hasil Pengujian Validitas
Variabel Lingkungan Pergaulan
No rHitung
rTabel Keterangan
1 0.761
0,195 Valid
2 0.595
0,195 Valid
3 0.522
0,195 Valid
4 0.719
0,195 Valid
5 0.770
0,195 Valid
6 0.770
0,195 Valid
7 0.547
0,195 Valid
8 0.640
0,195 Valid
9 0.622
0,195 Valid
10 0.777
0,195 Valid
11 0.810
0,195 Valid
12 0.810
0,195 Valid
13 0.818
0,195 Valid
14 0.729
0,195 Valid
15 0.645
0,195 Valid
Sumber: data diolah, 2013 Dari data di atas diperoleh butir kuesioner yang valid dan tidak valid, adapun
rician yang didapat adalah sebagai berikut : Data Valid
: terdapat 15 butir Data Tidak Valid
: terdapat 0 butir Perlakuan untuk butir pernyataan yang tidak valid yaitu dibuang.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah pengukuran yang digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Uji reliabilitas
digunakan untuk melihat keandalan kuesioner dalam sebuah penelitian. Dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach:
[ ]
[ ∑
]
Keterangan: r = Reliabilitas Instrumen
k = jumlah butir pertanyaan
∑
= jumlah varian butir = total varian
Sebuah kuesioner dikatakan reliabel atau tidak dengan melihat besarnya nilai alpha, caranya yaitu dengan membandingkan nilai r
hitung
dengan r
tabel
. Kuesioner dikatakan reliabel apabila r
hitung
≥ r
tabel
, sedangkan kuesioner dinyatakan tidak reliabel apabila r
hitung
≤ r
tabel
. Jika nilai alpha lebih dari 0,60 maka instrument penelitian dinyatakan reliabel sebaliknya jika nilai alpha kurang dari 0,60 maka
instrument penelitian dinyatakan tidak reliabel pernyataan ini dikemukakan oleh Nunnaly.
Tabel. 3.10. Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Penelitian Variabel
rHitung rTabel
Keterangan
Perilaku kegiatan konsumsi 0.898
0,60 Sangat Andal
Media massa 0.947
0,60 Sangat Andal
Lingkungan pergaulan 0.943
0,60 Sangat Andal
Sumber: data diolah, 2013
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah analisis yang menggambarkan suatu data yang
akan dibuat baik sendiri maupun secara berkelompok dengan tujuan untuk membuat gambaran secara sistematis data yang faktual dan akurat mengenai
fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki atau diteliti Suryana, 2010: 30. Analisis deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai rata-rata mean, median, dan modus dari setiap variabel. Mean merupakan teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai
rata-rata dari kelompok tersebut Sugiyono, 2010: 49, dirumuskan dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan: Mean
: Mean rata-rata ∑
: Epsilon Jumlah X
i
: Nilai X ke I sampai ke n N
: Jumlah individu Median merupakan nilai tengah dari gugusan data yang telah diurutkan
disusun mulai dari terkecil sampai data terbesar atau sebaliknya Suryana, 2010:38, dirumuskan sebagai berikut:
Md = b + p ½ n –F
f Keterangan :
Md : Median
b : Batas bawah, dimana median akan terletak
n : Banyak data atau jumlah sampel
p : Panjang kelas interval
f : Jumlah semua frekuensi sebelum kelas median
F : Frekuensi kelas median
Modus adalah nilai dari data yang mempunyai frekuensi tertinggi baik data tunggal maupun data distribusi atau nilai yang sering muncul dalam
kelompok data Suryana, 2010 : 35, dirumuskan dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan : Mo : Modus
L
1
: batas kelas interval dengan frekuensi terbanyak C
i
: panjang kelas interval d
1
: frekuensi pada kelas modus frekuensi pada kelas interval yang terbanyak dikurangi frekuensi kelasinterval terdekat sebelumnya
d
2
: frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval berikutnya.
a. Variabel Pengetahuan Tentang Ekonomi Siswa SMA Negeri dan
Swasta Tabel. 3.11.
Mean Pengetahuan Tentang Ekonomi Siswa Variabel
N Mean Negeri
Mean Swasta
Pengetahuan tentang ekonomi 200
78.85 77.21
Sumber: data diolah, 2013 Dari tabel data diatas nilai rata-rata pengetahuan tentang ekonomi
siswa SMA Negeri sebesar 78,85 sedangkan siswa SMA Swasta sebesar 77,21. Hal ini berarti nilai rapor untuk mata pelajaran ekonomi siswa yang
di dominasi sebesar 78,85 dari 100 siswa sedangkan untuk siswa SMA Swasta di dominasi sebesar 77,21 dari 100 siswa. Artinya pengetahuan
tentang ekonomi siswa SMA Negeri dan SMA Swasta rata-rata dalam kategori baik dengan nilai 66-80.
b. Variabel Status Sosial Ekonomi Orang tua Ayah Siswa SMA Negeri
dan Swasta Tabel. 3.12.
Mean Status Sosial Ekonomi Orang tua Ayah Variabel
N Mean Negeri
Mean Swasta
Status sosial ekonomi 200
11.43 10.62
Sumber: data diolah, 2013 Dari tabel data diatas rata-rata status sosial ekonomi orang tua
Ayah siswa SMA Negeri sebesar 11.43 dan status sosial ekonomi orang tua Ayah siswa SMA Swasta sebesar 10.62.
c. Variabel Media Massa Siswa SMA Negeri dan Swasta
Table. 3.13. Mean Media Massa
Variabel N
Mean Negeri Mean Swasta
Media massa 200
38.86 37.89
Sumber: data diolah, 2013 Dari tabel data diatas diketahui bahwa rata-rata penggunaan media massa
siswa SMA Negeri sebesar 38.86 dan siswa SMA Swasta sebesar 37.89. Hal ini berarti media massa yang digunakan siswa baik SMA Negeri
maupun SMA Swasta dari media televisi, HP, internet, dan tabloid cukup mendukung untuk melakukan kegiatan konsumsi siswa.
d. Variabel Lingkungan Pergaulan Siswa SMA Negeri dan Swasta
Tabel. 3.14. Mean Lingkungan Pergaulan
Variabel N
Mean Negeri Mean Swasta
Lingkungan pergaulan 200
36.56 34.18
Sumber: data diolah, 2013 Dari tabel data diatas diketahui bahwa nilai rata-rata lingkungan pergaulan
siswa SMA Negeri sebesar 36.56 dan siswa SMA Swasta sebesar 34.18. Hal ini berarti lingkungan pergaulan ditandai dengan hubungan baik
tidaknya siswa dengan keluarga, dan siswa dengan teman. Artinya lingkungan pergaulan memiliki nilai rata-rata yang cukup mendukung
antara keluarga dan teman untuk melakukan kegiatan konsumsi.
e. Variabel Perilaku Kegiatan Konsumsi Siswa SMA Negeri dan Swasta
Tabel. 3.15. Mean Perilaku Kegiatan Konsumsi
Variabel N
Mean Negeri Mean Swasta
Perilaku kegiatan ekonomi 200
30.98 27.54
Sumber: data diolah, 2013 Dari tabel data diatas menunjukan bahwa nilai rata-rata perilaku kegiatan
konsumsi siswa SMA Negeri sebesar 30.98 dan SMA Swasta sebesar 27.54. Artinya siswa SMA Negeri lebih konsumtif dibandingkan siswa
SMA Swasta.
H. Analisis Data