Kontribusi lingkungan pergaulan terhadap perilaku kegiatan konsumsi

d. Kontribusi lingkungan pergaulan terhadap perilaku kegiatan konsumsi

sehari-hari siswa SMA Negeri dan SMA Swasta Hasil pengujian hipotesis keempat mengenai kontribusi lingkungan pergaulan terhadap perilaku kegiatan konsumsi menunjukkan bahwa ada kontribusi lingkungan pergaulan terhadap perilaku kegiatan konsumsi sehari- hari siswa SMA Negeri dan SMA Swasta. Kesimpulan tersebut didukung hasil perhitungan statistik yang menunjukkan nilai sig. probabilitas untuk SMA negeri sebesar 0,001 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada kontribusi lingkungan pergaulan terhadap perilaku kegiatan ekonomi. Nilai sig. probabilitas untuk SMA Swasta 0,053 0.05 maka Ha ditolak dan Ho diterima artinya tidak ada kontribusi lingkungan pergaulan terhadap perilaku kegiatan ekonomi. Berdasarkan analisis deskriptif responden menunjukan bahwa lingkungan pergaulan berada dalam kategori cukup mendukung untuk SMA Negeri maupun SMA Swasta. Hal ini ditunjukkan dari jumlah responden SMA Negeri 86 dan SMA Swasta 74 responden dari total keseluruhan 200 responden. Sedangkan analisis deskripsi data tentang perilaku kegiatan konsumsi siswa SMA Negeri dan SMA Swasta menunjukkan bahwa sebagian responden berada di kategori cukup. Untuk SMA Negeri yang masuk dalam kategori kurang sebesar 27, responden yang masuk dalam kategori cukup sebesar 67, sedangkan responden yang masuk dalam kategori baik sebesar 6. Sedangkan untuk SMA Swasta, responden yang masuk dalam kategori kurang sebesar 33, responden yang masuk dalam kategori cukup sebesar 66, responden yang masuk dalam kategori baik sebesar 1. Pada jaman modern ini, siswa cenderung memiliki gaya hidup sesuai dengan lingkungan dimana dia berada karena dengan cara seperti itu siswa merasa bahwa mereka akan dapat diterima dalam lingkungan pergaulan mereka. Teman bergaul akan mempengaruhi siswa dalam melakukan kegiatan konsumsi, karena teman bergaul merupakan salah satu penyebab siswa menjadi konsumtif dalam mengonsumsi barang dan jasa. Mereka mengonsumsi barang dan jasa yang tidak mereka butuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, tetapi mereka mengonsumsi barang dan jasa hanya untuk ikut-ikutan karena takut klu tidak diterima dalam lingkungan pergaulannya. Melihat teman-temannya membeli barang-barang yang masih ngetrend jaman sekarang, itu akan membuat siswa ikut-ikutan membeli barang tersebut. Meskipun siswa tidak membutuhkan barang itu, namun dia tetap membelinya karena takut kalau dia tidak di terima oleh temannya dan takut kalau di bilang ketinggalan jaman. Dalam kehidupan sehari-hari seseorang berinteraksi dengan lingkungan masyarakat. Sehingga dalam mengambil keputusan untuk mengonsumsi barang dan jasa, seseorang membutuhkan pertimbangan baik dari teman maupun orang tua atau keluarga. Barang dan jasa yang digunakan oleh orang tua atau keluarga akan membuat siswa ingin memilikinya. Keluarga atau orang tua sangat berhubugan erat dengan perilaku kegiatan konsumsi siswa, karena siswa akan melakukan hal yang sama dalam melakukan konsumsi barang dan jasa sesuai dengan perilaku keluarga atau orang tuanya dalam mengonsumsi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Keluarga mempengaruhi siswa untuk melakukan kegiatan konsumsi karena perilaku keluarga atau orang tua sehari-hari menyebabkan siswa untuk meniru apa yang dilakukan orang tua, uang yang diberikan orang tua kepada siswa akan di gunakan untuk membeli barang dan jasa yang mereka inginkan. Namun keputusan seseorang dalam mengonsumsi suatu barang atau jasa tertentu yang paling besar peranya adalah teman bergaul dibandingkan dengan keluarga, karena pendapat teman bergaul lebih bermakna dari pada keluarga. Teman bergaul memiliki kesamaan-kesamaan dengan dirinya dalam hal tertentu. Kesamaan-kesamaan tersebut antara lain, memiliki hobi yang sama, menyukai merek barang dan jasa yang sama, memiliki kesamaan dalam menggunakan produk untuk fashion, serta memiliki selera style yang sama. Lingkungan pergaulan menggambarkan siswa bagaimana mengonsumsi ruang dan tempat misalnya karaoke, bar, bioskop, teknologi, mode fashion, musik pop, pola makanan dan minuman menjadi bagian dari kagiatan konsumsi siswa. Jadi, ada kontribusi bahwa lingkungan pergaulan mempengaruhi perilaku kagiatan konsumsi sehari-hari mereka. Jika siswa tidak mengikuti perkembangan jaman yang ada dan ngetrend yang berkembang saat ini mereka akan dianggap ketinggalan jaman dan terkadang mereka akan kurang diterima dalam lingkungan pergaulan. Menurut Sumarwan 2011: 277-283, dalam konteks perilaku konsumen, konsep lingkungan pergaulan atau faktor sosial merupakan gagasan yang sangat penting dan berpengaruh besar. Keluarga menjadi daya tarik bagi pemasar, karena keluarga memiliki pengaruh yang besar bagi konsumen. Anggota keluarga akan saling mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pembelian produk dan jasa. Teman dan sahabat bagi siswa akan memenuhi beberapa kebutuhannya: kebutuhan akan kebersamaan, kebutuhan rasa aman, dan kebutuhan untuk mendiskusikan berbagai masalah ketika siswa enggan untuk membicarakannya kepada orang tua Ayah atau saudara kandung. Pendapat dan kesukaan teman sering kali mempengaruhi pengambilan keputusan siswa dalam membeli dan memilih produk atau merek tertentu.

e. Kontribusi pengetahuan tentang ekonomi, status sosial ekonomi, media