Tabel. 3.1. Skoring Berdasarkan Skala Likert
Kriteria Jawaban Skor
Positif Negatif
Selalu SL 4
1 Sering SR
3 2
Jarang JR 2
3 Tidak Pernah TP
1 4
Catatan: skala likert diatas digunakan untuk jawaban responden pada pernyataan bagian II perilaku kegiatan konsumsi, bagian IV media massa, dan bagian V
lingkungan pergaulan.
1. Variabel Perilaku Kegiatan Konsumsi
Tabel. 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Untuk Mengukur Perilaku Kegiatan Konsumsi
No Dimensi Indikator
No. Pernyataan
1 Konsumsi a. Kebiasaan membeli kebutuhan
sekolah tas, sepatu, alat tulis b. Kebiasaan berbelanja
c. Kebiasaan mengganti mode pakaian
d. Kebiasaan mengkonsumsi makanan dan minuman favorit
e. Kebiasaan makan dan minum di tempat elite
1 2 dan 3
4 5 dan 6
7 dan 8
2. Variabel Pengetahuan Tentang Ekonomi
Tabel. 3.3. Variabel Pengetahuan Tentang Ekonomi
No Klasifikasi
Kriteria Huruf Mutu
1 Amat Baik
81-100 A
2 Baik
66-80 B
3 Cukup
56-65 C
4 Kurang
46-55 D
5 Buruk
0-45 E
Dasar kriteria untuk variabel pengetahuan tentang ekonomi yang dikatakan amat baik apabila siswa menguasai materi pelajaran ekonomi dan
mencapai nilai antara 81-100. Dikatakan baik jika siswa menguasai materi pelajaran ekonomi dan mencapai nilai antara 66-80. Dikatakan cukup apabila
siswa menguasai materi pelajaran ekonomi dan mencapai nilai antara 56-65. Dikatakan kurang apabila siswa kurang menguasai materi pelajaran ekonomi dan
mencapai nilai antara 46-55. Sedangkan dikatakan buruk apabila siswa tidak menguasai materi pelajaran ekonomi dan mencapai nilai antara 0-45.
3. Variabel Status Sosial Ekonomi
Tabel. 3.4. Variabel Status Sosial Ekonomi
No Indikator
1 Pendidikan orang tua Ayah
2 Pekerjaan orang tua Ayah
3 Penghasilan orang tua Ayah
Dasar pengukuran variabel status sosial ekonomi adalah sebagai berikut: 1 Pendidikan Orang tua Ayah
Tingkat pendidikan dapat diukur dengan memilih salah satu tingkat pendidikan yang diambil oleh orang tua Ayah yaitu SD, SMP, SMA, dan
perguruan tinggi. Tingkat pendidikan yang dicapai orang tua Ayah antara lain:
a SD 1
b SMP 2
c SMA 3
d Perguruan Tinggi 4
Tabel. 3.4.1. Pendidikan Orang tua Ayah
Pendidikan Kategori
SD - SMP Rendah
SMA Sedang
Perguruan Tinggi Tinggi
Kriteria pendidikan: a Pendidikan rendah
Pendidikan rendah artinya siswa yang memiliki orang tua Ayah dengan latar belakang pendidikan SD hingga SMP. Dalam hal ini pendidikan
rendah ditinjau dari seberapa banyak jumlah lulusan orang tua Ayah siswa yang mampu menamatkan sekolah antara SD maupun SMP.
b Pendidikan Sedang Pendidikan sedang artinya siswa yang memiliki orang tua Ayah dengan
latar belakang pendidikan SMA. Dalam hal ini pendidikan sedang ditinjau dari seberapa banyak jumlah lulusan orang tua Ayah siswa yang mampu
menamatkan sekolah SMA. c Pendidikan Tinggi
Pendidikan tnggi artinya siswa yang memiliki orang tua Ayah dengan latar belakang pendidikan diploma dan sarjana. Dalam hal ini pendidikan
tinggi ditinjau dari seberapa banyak jumlah lulusan orang tua Ayah siswa yang mampu menamatkan sekolah diploma dan sarjana.
2 Pekerjaan Orang tua Ayah Jenis pekerjaan orang tua Ayah dapat diukur dengan melihat orang tua
Ayah berada pada tingkat pendidikan apa sehingga dapat menentukan jenis pekerjaan yang sesuai. Pekerjaan orang tua Ayah merupakan kegiatan pokok
yang dilakukan oleh orang tua Ayah untuk memperoleh penghasilan.
Menurut Spillane yang dikutip oleh Chatrin Fanni Ambaria dalam penelitian tahun 2012, pekerjaan atau jabatan seseorang dikelompokan sebgai berikut:
a Golongan A: Pensiunan, Tidak mempunyai pekerjaan b Golongan B: Buruh nelayan, Buruh tani, Petani kecil, Penebang kayu
c Golongan C: Petani penyewa, Buruh tidak tetap, Penarik becak d Golongan D: Pembantu, Penjual keliling, Tukang cuci
e Golongan E: Seniman, Buruh tetap, Montir, Pandai besi, Penjahit, Sopir buscolt, Tukang kayu, Tukang listrik dan Tukang mesin
f Golongan F: Pemilik buscolt, Pengawas keamanan, Petani pemilik tanah, pegawai sipil ABRI, Mandor, Pemilik perusahaantokopabrik,
Pedagang, Pegawai kantor, Peternak, Tuan tanah g Golongan G: ABRI Tamtama sd Bintara, pegawai badan hukum,
Kepala kantor
pos cabang,
Manajer perusahaan
kecil, Supervisorpengawas, Pamong Praja, Guru SD, Kepala bagian, Pegawai
negeri sipil Golongan I A sd I D h Golongan H: Guru SMASMP, Perawat, Pekerja sosial, Perwira ABRI
Letda, Lettu, Kapten, PNS Golongan II A sd II D, Kepala sekolah, Kontraktor, Wartawan.
i Golongan I: Ahli hukum, Manager perusahaan, Ahli ilmu tanah, Apoteker, Arsitek, Dokter, Dosenguru besar, Gubernur, Kepala kantor, Menteri
PNS golongan III A ke atas, Pengarang, Peneliti, Pilot, WalikotaBupati, Kontraktor besar.
Berdasarkan penggolongan diatas, penulis membagi menjadi 5 golongan, yaitu:
Golongan 1: A diberi skor 1
Golongan 2: B – D
diberi skor 2 Golongan 3: E
diberi skor 3 Golongan 4: F
diberi skor 4 Golongan 5: G
– I diberi skor 5
3 Penghasilan Orang tua Ayah Penghasilan orang tua Ayah merupakan pendapatan yang di dapat
setiap bulan oleh orang tua Ayah dengan menggunakan nilai rupiah Rp. Untuk melihat tinggi atau rendahnya pendapatan yang diterima orang tua
Ayah, diberikan 5 alternatif pilihan. Pendapatan minimum mengacu pada pendapatan minimum UMK yang telah berlaku di Yogyakarta tahun 2013,
yaitu Rp 1.065.247,00. Adapun alternatif pilihan jumlah penghasilan tersebut antara lain:
a Penghasilan kurang dari Rp 1.100.000,00 diberi skor 1 b Penghasilan antara Rp 1.100.000,00
– Rp 1.650.000,00 diberi skor 2 c Penghasilan antara Rp 1.650.000,00
– Rp 2.200.000,00 diberi skor 3 d Penghasilan antara Rp 2.200.000,00
– Rp 2.750.000,00 diberi skor 4 e Penghasilan lebih dari Rp 2.750.000,00 diberi skor 5
4. Variabel Media Massa