Upaya Mediasi Yang Di Lakukan Tokoh Masyarakat

95

3.3 Upaya Mediasi Yang Di Lakukan Tokoh Masyarakat

Adapun upaya Mediasi yang dilakukan Tokoh Masyarakat hanya seperti mengadakan pertemuan, rapat dan diskusi. upaya Tokoh Masyarakat ini menurut penulis dinilai tidak maksimal dalam proses saling menguntungkan dan mendamaikan karena Upaya yang dilakukan oleh Tokoh Masyarakat tidak didukung oleh upaya menyadarkan pihak yang bertikai seperti yang yang diungkapkan oleh Raiffa 1982 bahwa peran terkuat diperlihatkan oleh mediator, apabila mediator bertindak atau mengerjakan hal-hal yang membantu para pihak agar menyadari bahwa sengketa bukan sebuah pertarungan untuk dimenangkan, akan tetapi diselesaikan dengan melakukan mediasi dengan kedua belah pihak yang berkonflik. Namun upaya mediasi yang dilakukan Tokoh Masyarakat serta Tokoh Adat dianggap belum bisa dianggap netral oleh salah satu pihak yang berkonflik dan dalam hal ini adalah masyarakat Nias. Karena masyarakat Adian Goti beranggapan bahwa setiap keputusan yang akan diambil, selalu melemahkan posisi mereka. Dari proses mediasi yang pernah dilakukan oleh kedua belah pihak dan beberapa proses yang dicapai sebelumnya seperti, pelarangan pembukaan lahan baru di Dusun Adian Goti dan pencemaran lingkungan. Hasilnya, tidak diterima begitu saja oleh masyarakat Adian Goti karena mereka berpendapat hasil mediasi tersebut didominasi oleh kepentingan Tokoh Masyarakat dan Tokoh Adat Desa Tolang Jae yang tidak lain ingin merebut tanaman yang mereka telah jaga dan pelihara ditanah Desa Tolang Jae sebelumnya sejak tahun 1982. 96 Seperti yang diungkapkan oleh salah satu pihak perwakilan dari masyarakat suku nias yang berada di Dusun Adian Goti yaitu Faoato Lawolo Kaduo: Nama Panggilan : “Penyelesaian konflik sebetulnya tidak akan selesai karena mereka mempunyai tujuan untuk menguasai lahan yang selama ini kami olah dan usahakan untuk kebutuhan hidup kami.Mediasi yang dilakukan sebetulnya hanya untuk menguntungkan segelintir orang di Desa Tolang Jae dan sekitarnya.Kami ini memang hanya minoritas disini, tapi kami juga minta penjelasan, karena kami kesini pun sudah meminta izin terlebih dahulu kepada tokoh masyarakat, termasuk kepala desa pada tahun 1982, dan kami ada bukti suratnya”. Dari penjelasan Bapak Faoato Lawolo, jelas bahwa dengan adanya semacam prilaku dan tindakan yang tidak netral dan memposisikan diri dalam kelompok yang mayoritas membuat Tokoh Masyarakat beserta pemerintah dalam hal ini tidak terlalu di percaya oleh masyarakat Adian Goti dan mereka bersikeras terhadap apa yang menjadi keinginannya dan kepentingannya mempertahankan tanah yang selama ini dikelolanya. Berbicara mengenai Upaya-upaya yang dilakukan oleh Tokoh Masyarakat bisa dikatakan tidak sistematis dan tidak terorganisir dan termanajemen secara aktif karena Perdamaian di Desa Tolang Jae tidak dapat dikendalikan oleh mereka secara damai. Ini terbukti dengan berlarut-larutnya konflik dan sentimen yang terjadi antar mereka sebelum konflik ini mencapai titik yang paling besar pada 23 desember 2014. Memang sekarang konflik sudah mereda tetapi dampak yang yang dlakukan oleh tokoh masyarakat sepertinya tidak adil dan hanya terikat pada satu 97 kelompok yang mayoritas yang membuat keputusan-keputusan yang tidak adil dan tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh pihak yang adian goti sebagai pihak yang minoritas.

3.4 Dampak Mediasi yang Dilakukan Oleh Tokoh Masyarakat Terhadap