Faktor- Faktor Penyebab Konflik

79 berpendapat bahwa permasalahan pengerusakan hutan menjadi awal permasalahan sehingga berkembang menjadi sentimen antara masyarakat lokal dengan masyarakat pendatang.Sentimen yang dimaksud disini adalah dari hasil produksi pertanian masyarakat Dusun Adian Goti yang lebih besar daripada masyarakat Desa Tolang Jae.Hal ini tentunya mempengaruhi kondisi ekonomi masyarakat lokal. Dengan kata lain, selain masalah ekosistem.Disatu sisi faktor ekonomi mulai berkembang menjadi isu yang menguatkan penolakan keberadaan masyarakat pendatang di Desa Tolang Jae dengan didukung oleh wacana yang dilakukan Tokoh Masyarakat dengan argumentasi bukti kondisi objektif di lapangan yang dianggap masyarakat Desa Tolang Jae benar.

3.1.1 Faktor- Faktor Penyebab Konflik

Seperti yang diungkapkan oleh bapak Azhari di atas, terjadinya konflik disebabkan oleh pihak pemerintah yang tidak mampu mengontrol laju transmigrasi dan mendata ulang jumlah penduduk yang berada di Dusun Adian Goti. Disamping itu juga, seiring berlalunya waktu perambahan hutan dan pembuka lahan untuk dijadikan lahan pertanian kian terus bertambah dan tidak terkontrol di Desa tersebut.Warga Desa Tolang Jae merasa bahwa tindakan masyarakat Adian Goti yang bertempat tinggal di Dolok Sabottar telah melakukan perambahan hutan untuk dijadikan tempat tinggal dan lahan pertanian yang cukup luasdengan perkiraan luas ± 100 hektarorang,dan secara langsung mempengaruhi kebutuhan air bersih dan irigasi pertanian masyarakat Desa Tolang 80 jae yang bersumber dari Dolok Sabottar dan berdekatan dengan Dusun Adian Goti. Sebelum konflik 23 desember 2013 terjadi, tindakan perambahan hutan ini, telah dilaporkan oleh masyarakat desa dan pihak pemerintah desa serta unsur- unsur terkait seperti Tokoh Masyarakat dan Harajaon Melalui wakil mereka bapak baharuddin kepada pemerintah daerah.Laporan pengaduan tersebut berupa pernyataan sikap serta keberatan Tokoh Masyarakat Desa Tolang Jae kepada pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dan dinas kehutanan, ysng isinya menanyakan sejauh mana posisi tempat Dusun Adian Goti berada, Apakah berada pada posisi tanah dan hutan lindung atau berada ditanah hutan register?.atas laporan tokoh masyarakat Desa Tolang Jae melalui bapak baharuddin ini dan juga dari hasil penyidikan yang dilakukan oleh pihak dinas kehutanan yang bernomor 09439312012 tertanggal 2 september 2012, hutan yang di tempati oleh warga Dusun Adian Goti adalah hutan lindung.hutan yang menurut ketentuannya dijaga dan harusnya dipelihara oleh Negara dan masyarakat luas demi menjaga ekosistem yang ada,Serta dalam hal ini didalam laporan penyidikan itu juga diterangkan bahwa segala bentuk penggunaan dan kepentingan apapun dilarang untuk dikelola atas dasar kepentingan pribadi atau kelompok masyarakat. Setelahsurat penyidikan dinas kehutanan dikeluarkan, pihak kecamatan Sayur Matinggi menfasilitasi untuk mengadakan mediasi yang diwakili oleh kedua pihak, tetapi terkendala akibat Komisi I DPRD Tapanuli Selatan tidak 81 hadir. Dengan ketidakhadiran komisi I DPRD tersebut, pada tanggal 19 oktober 2012 masyarakat Desa Tolang Jae melalui wakilnya bapak baharuddin untuk kedua kalinya kembali mencoba membuat surat tertulis kepada Bupati Tapanuli Selatan yang menyatakan diri sebagai bagian dari Tokoh Masyarakat dengan pernyataan sikap menyatakan bahwa musyawarah yang diadakan oleh pihak kecamatan Sayur Matinggi harusnya lebih ditindaklanjuti secepatnyauntuk menyelesaikan permasalahan lahan dan lingkungan tempat kedua kelompok masyarakat ini. Setelahdisampaikannya surat tersebut, bupati tapanuli selatan menyatakan bahwa mediasi kembali harus diadakan dikantor Kecamatan Sayur Matinggi dengan komisi I DPRD, namun masih terkendala dikarenakan perwakilan Warga Adian Goti bapak Faoato Lawolo dkk dan kawan-kawan tidak hadir ditempat mediasi yang diadakan oleh pihak kecamatan Sayur Matinggi. Dengan ketidakhadiran pihak Dusun Adian Goti, pada tanggal 07 Desember 2012 komisi IDPRD dan Pemda Tapanuli Selatan yang dihadiri asisten satu Kabag Hukum, Dinas Kehutanan, serta pihak Aparatur kecamatan Sayur Matinggi mengundang perwakilan masyarakat Dusun Adian Goti bapak Faoato Lawolo dkk ke kantor DPRD Tapanuli Selatan tanpa perwakilan warga Desa Tolang Jae. Kemudian dibulan yang sama ditanggal yang berbeda, pada 19 desember 2012 sesudah pertemuan dan musyawarah dengan warga Dusun Adian Goti, pihak komisi satu DPRD dan Pemda Tapanuli Selatan yang dihadiri asisten satu satu Kabag, Dinas Kehutanan, serta pihak Aparatur kecamatan Sayur Matinggi membuat keputusan 82 yang sama, yaitu kali ini mengundang masyarakat Desa Tolang Jae tanpa Perwakilan warga Dusun Adian Goti untuk melakukan musyawarah. Mediasi yang dilakukan oleh komisi satu DPRD berserta jajarannya dengan sengaja secara bertahap, karena alasan demi situasi kondisi yang lebih kondusif, disatu sisi juga ingin mengetahui sebab kenapa konflik terjadi dengan pertama mengundang dan berbicara terbuka dengan warga Dusun Adian Goti dan kemudian minggu selanjutnya mengundang warga Desa Tolang Jae. Dari hasil pertemuan tertanggal 07 dan 19 desember 2012 dengan perwakilan kedua tempat dan disepakati oleh kedua Kelompok masyarakat serta Tokoh Masyarakat yang hadir.pemerintah kabupaten Tapanuli Selatan pada tanggal 10 februari 2013 dengan surat kesepakatan bersama menyatakan bahwa : 1. Masyarakat Dusun Adian Goti harus meninggalkan lokasi hutan lindung dan berbaur dengan masyarakat di Desa Tolang Jae atau sekitarnya, 2. Pada tempat pemindahan lokasi dikordinasikan oleh pemerintahan kabupaten Tapanuli selatan dan masyarakat 7 Desa desa disekitaran desa Tolang Jae. Bila dikaji dan diamati Dari keputusan butir satu menegaskan bahwa, masyarakat Dusun Adian Goti harus meninggalkan rumah dan tanah yang berada di Dolok Sibottar. Kemudian pada butir kedua, warga Adian Goti yang tercatat pada administrasi kependudukan desa boleh tetap menetap dan dibagi pada 7 desa 83 yang bersedia di sekitaran Desa Tolang Jae, terhitung warga yang diperbolehkan hanya 20 kk. Tetapi pelaksanaan kesepakatan diatas tidak didengarkan dan ditindaklanjuti oleh Warga Adian Goti, karena selain masyarakat Dusun Adian Goti merasa keputusan tersebut tidak adil dan telah terjadi keberpihakan yang dilakukan oleh aparatur pemerintahan terhadap mereka. Relokasi Dusun Adian Goti diiringi dengan membayar tanah yang akan didiami tentunya ini merugikan masyarakat Adian Goti. banyaknya warga Adian Goti yang tak terdata tidak masuk dalam data kependudukan di Desa Tolang Jae, juga membuat warga Dusun Adian Goti tidak sepakat menindaklanjuti keputusan tersebut. dari kejadian ini,Maka keluarlah surat dari bupati yang ditanda tangani oleh Sekda Sekretaris Daerah yang intinya akan menuntaskan permasalahan warga Desa Tolang Jae dengan Dusun Adian Goti tetapi yang menjadi kendala pemerintah tidak menjelaskan menuntaskan permasalahan dalam tahap bagaimana. Selanjutnya dari hasil pertemuan dengan jajaran pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan, pihak pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan beserta surat dari sekda membuat laporan pengaduan resmi kepada Kapolres Tapanuli Selatan tentang pelanggaran yang dilakukan masyarakat Dusun Adian Goti pada tanggal 23 Juli 2013 dengan No. 50020462013.Dalam pertemuan dan laporan pengaduan masyarakat tersebut.ternyata Pemerintah seakan-akan setengah hati bekerja danhanya memberikan harapan kepada masyarakat tanpa kinerja yang efisien dan 84 efektif untuk menuntaskan permasalahan ini, masyarakat menilai pemerintah seolah-olah tidak mendengarkan keluhan mereka yang sedang dilanda konflik yang terbilang antar etnis ini. Sehingga pada tanggal 23 Desember 2014, sekumpulan pemuda yang berasal dari Desa Tolang Jae melakukan semacam tindakan provokasi di Dusun Adian Goti.yang akhirnya memancing emosi dan kemarahan warga Dusun Adian Goti sehingga mengakibatkan terjadilah benturan fisik antara kedua belah pihak. Tidak lama berselang setelah pemuda tersebut turun dari hutan Desa Tolang Jae tempat Dusun Adian Goti berada, masyarakat marah dengan mendengar adanya isu wacana yang mendukung bahwa benar terjadinya penganiayaan warganya di Dusun Adian Goti. Wacana tentang telah terjadinya penganiayaan yang dilaporkan oleh masyarakat serta Tokoh Masyarakat Desa sontak membuat masyarakat Tolang Jae bersatu dan memobalisir kelompoknya untuk memulai bentrokan konflik dengan Dusun Adian Goti. dalam rapat antara masyarakat dan beberapa Tokoh Masyarakat yang hadir seperti bapak Baharuddin, soka saputra, dan ucok medan dkk merumuskan dan menyatakan bahwasalah seorang warganya telah dianiaya di Dusun Adian Goti oleh warga setempat, sehingga secara mufakat Tokoh Masyarakat serta warga Desa Tolang Jaememutuskan untuk naik ke Dusun Adian Goti dan membalas tindakan Warga Adian Goti terhadap warga mereka. Seiring waktu diketahui bahwa Didalam Rapat masyarakat Desa Tolang Jae yang ingin memulai berkonflik tersebut Kepala Desa yang merangkap sebagai Tokoh Masyarakat tidak ada ditempat.seharusnya peran dari Kepala Desa 85 harusnya lebih memperhatikan gejala apa yang akan terjadi dilingkungannya, tetapi kenyataannya kepala Desa Tolang Jae tidak ada yang tahu keberadaannya disaat konflik itu berlangsung. Disatu sisi bila diamati secara politik, Tindakanmembalas perlakuan Warga Adian Goti ini salah satunya merupakan bentuk kekecewaan masyarakat Desa Tolang serta Tokoh Masyarakat Di Desa Tolang Jaeterhadap Pemerintah Daerah Tapunuli Selatan yang kurang menanggapi pengaduan mereka untuk mengevakuasi warga yang berada di Dolok sabottar tersebut, sehingga Tokoh Masyarakat yang menganggap punya kewenangan lebih di Desa Tolang Jae harus melakukan sesuatu untuk merubah keadaan yang menurut mereka mengganggu eksistensi mereka dilingkungan sosialnya. Maka tak terelakkan lagi pada 23 Desember terjadi bentrokan dengan warga Dusun Adian Goti.Secara langsung maupun tidak langsung tindakan ini didukung oleh Tokoh Masyarakat yang berada di Desa Tolang Jae,dimana dari keterangan yang di dapat di lokasi, kehadiran pemuda Desa Tolang Jae didasari atas desakan warga dan Tokoh Masyarakat sekaligus harajaon dilingkungan Desa Tolang Jae berada.Harapan dari sebagian Tokoh Masyarakat untuk memulai konflik tidak lain dipenuhinya tuntutan mereka oleh pemerintah kabupaten dan dinas kepolisian yang harusnya mengevakuasi warga Dusun Adian Goti secepatnya. Seperti yang diungkapkan oleh sofyan syaf bahwa actorelit memainkan peran penting pada dominasi penguasaan sumber-sumber ekonomi dan politikUntuk melegitimasi kekuasaannya dan menjaganya indentitas etniknya 86 sesuai dengan struktur sosialnya berasal. 50 Disini seperti yang diungkapkan oleh sofyan sjaf 2014, dalam butir ketiga dan keempat dari kasus di Desa Tolang Jae di dalam surat kesepakatan dengan Dusun Adian Goti tahun 2013 menerangkan bahwa : 3.Pemerintah Daerah Tapanuli selatan serta masyarakat Tolang Jae sekitarnya akan memfasilitasi warga suku nias untuk mendapatkan lahan perumahan di Desa Tolang Jae dan sekitarnya. Menfasilitasi yang dimaksud oleh para Tokoh Masyarakat membantu masyarakat Suku Nias untuk mencari lahan perumahan namun, Masyarakat Suku Nias harus tetap membeli lahan perumahan tersebut. 4.terhadap peruntukan, pengelolaan dan penggunaan lahan yang selama beberapa tahun terakhir ini dikelola oleh masyarakat nias akan dibahas kemudian, mengacu dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dari kesepakatan ini tidak ada satu pun perwakilan masyarakat Adian Goti yang menandatangi perjanjiannya, bapak Faoato Lawolo dkk menolak sehingga mereka tidak ada yang menandatangani perjanjian tersebut sedang dari Desa Tolang Jae Bapak Amirhan dan baharuddin menyetujui dan juga unsur eksekutif dan legislative yang saat itu berada. 50 Lihat Sofyan Sjaf. 2014. “ Politik Etnik : Dinamika Politik Lokal Di Kendari “. Jakarta : Pustaka Obor hal 34-35 87 Berkaitan hal di atas, Kepala Desa Tolang Jae menyatakanbahwa : “Permasalahan Desa Tolang Jae dengan Dusun Adian Goti adalah masalah kebutuhan, ada pihak-pihak yang ingin mendapatkan keuntungan dari adanya konflik ini sehingga warga dibuat terprovokasi oleh berita-berita yang dibuat salah satu tokoh masyarakat yang berada di Desa Tolang Jae.” aku tak bias banyak ceritalah dek takut aku, Permasalahan ini sebetulnya berkaitan dengan kepentingan politik. Karena dengan adanya perasaan yang paling memiliki diantara warga dan tokoh masyarakatnya membuat konflik ini begitu berlarut- larut dan tak terkendali.

3.1.2 Kondisi Konflik Saat Ini