Keadaan Politik Desa Dari Tahun 1894 ke Masa Aturan Pasca

53 dibangun berdasarkan keyakinan masyarakat yang mayoritas memeluk agama islam. Disetiap sudut desa akan mudah didapatkan sebuah langgar mushola dan satu buah masjid sebagai tempat beribadah dan menjalankan kegiatan mengaji di desa ini. Bila diamati secara hasil dari praktek sosial masyarakat, beberapa kegiatan seni dan budaya tetap dijalankan seperti seni suara ende, seni tari tortor, seni musik gondang, seni ukir, lukis dan pahat Gorga, seni bela diri moncak

2.1.4.2 Keadaan Politik Desa Dari Tahun 1894 ke Masa Aturan Pasca

Reformasi di Desa Tolang Jae Keadaan politik di setiap desa memiliki pusat administrasinya masing- masing yang di kepalai seorang kepala desa dan dibantu oleh perangkat kerjanya. Kepala desa yang ada ketika desa baru dibangun pada tahun 1894 oleh Badul Haddad Lubis memimpin masyarakat dalam banyak hal, mulai dari penataan kampung sampai penataan aktivitas kemasyarakatan, tidak hanya memimpin kegiatan administratif. Kepala desa ditunjuk oleh masyarakat dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap masyarakat. Kepala desa sangat dihormati ketika itu, karena ketauladanan, pengaruh politiknya dalam menyelesaikan berbagai masalah dimasyarakat maupun kemampuan ilmu sepiritualnya. Dari hasil yang ditemukan oleh penulis ada tujuh pergantian Kepala Desa Tolang Jae mulai dari dibangunnya desa sampai sekarang. - Tahun 1894- 1945 : Desa Tolang dipimpin Badul Haddad lubis 54 - Tahun 1945- 1950 : Desa Tolang dipimpin Sutan Marayun - Tahun 1970- 1990 : Desa Tolang dipimpin Tukar Lubis - Tahun 1990-1999 : Desa Tolang dipimpin Monang Lubis - Tahun 1999-2010 : Desa Tolang dipimpin Indera sakti lubis - Tahun 2010- sekarang : Desa Tolang dipimpin mara indo lubis Dalam hal segi kebijakan dan kondisi kepemimpinan tahun ke tahun yang dikeluarkan, penulis hanya akan membahas sedikit tentang keadaan politik pada tahun 1970 -1990 dan juga pasca reformasi di Desa Tolang Jae. pada tahun 1982 kepala desa yang dipimpin oleh Tukar Lubis memberikan izin kepada warga yang datang dari Gunung Sitoli untuk menetap di Desa Tolang Jae tepatnya didolok sabottar perbukitan desa , banyaknya warga dari gunung sitoli yang datang untuk tinggal dan menyewa tanah di Desa Tolang Jae awalya sekitar 20 kepala keluarga kk. Disaat kepemimpinan Desa Tolang Jae oleh Tukar Lubis,sebenarnya sudah ada penolakan dari pihak warga akan keberadaan warga nias yang ingin membentuk perkampungan di dolok sabottar Desa Tolang Jae. Tetapi pihak aparaturpemerintahan desa tidak terlalu merespon sikap penolakan warga terhadap pendatang tersebut. yang banyak orang mengasumsikan bahwa tidak adanya respon dari pihak aparatur desa dikarenakan adanya kepentingan pihak kepala desa dan aparaturnya dalam memamfaatkan tenaga Warga Nias pendatang sebagai pekerja untuk mengolah kayu dari dolok sabottar perbukitan tempat Dusun Adian Goti Berada ke Desa Tolang Jae. 55 Berlanjut pada Pasca reformasi penyelenggaraan pemerintahan desa adalah salah satu sasaran reformasi, hal ini ditandai dengan Undang-Undang nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang sekaligus mengatur Daerah Otonom dan Desa yang kemudian di revisi kembali melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 serta diubah kembali menjadi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah. Dari Undang-Undang tersebut Nomor 32 Tahun 2004 dan revisi Undang- Undang Nomor 12 tahun 2008 menyebutkan bahwa desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah, berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui danatau dibentuk dalam sistem pemerintahan nasional dan berada di kabupatenkota Berdasarkan UU No 32 Tahun 2004 dan PP No 72 Tahun 2005, urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup : a. Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa; b. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupatenkota yang diserahkan pengaturannya kepada desa; c. Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi danatau pemerintah kabupatenkota; d. Urusan pemerintahan lainya yang oleh peraturan perundang undangan diserahkan kepada desa. 56 Dalam melaksanakan pemerintahan Desa Tolang Jae tidak berbeda dengan Desa yang lainnya di indonesia. Pemerintahan desa dalam melaksanakan penyelenggaraan pemerintahannya terdiri dari Kepala Desa dan Perangkat Desa dan Badan Permusyawaratan Desa BPD yang memiliki kedudukan sebagai mitra kerja pemerintahan desa dan menjadi panutan masyarakat di Desa Tolang Jae. Kepala Desa sebagai salah satu tokoh masyarakat bertanggung jawab kepada rakyat desa, yang dalam tata cara dan prosedur pertanggungjawabannya disampaikan kepada BupatiWalikota melalui Camat. Kepada BPD kepala desa wajib memberikan keterangan laporan pertanggungjawaban dan kepada rakyat menyampaikan informasi pokok-pokok peratanggung jawaban namun tetap memberikan kepada masyarakat melalui BPD untuk menanyakan atau meminta keterangan lebih lanjut hal-hal yang bertalian dengan pertanggung jawaban yang dimaksud. Dari segi pemilihan Kepala Desa, Kepala Desa Tolang Jae dipilih langsung oleh penduduk desa dengan masa jabatan 5 lima tahun. Calon kepala desa yang terpilih dengan dukungan suara terbanyak ditetapkan sebagai kepala desa oleh BPD dan disahkan oleh Bupati. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa merupakan subsistem penyelenggaraan pemerintahan sehingga desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurusi kepentingan masyarakatnya. Tugas kepala desa yaitu menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan 57 kemasyarakatan. Dalam melaksanakan tugas, kepala desa mempunyai wewenang yaitu 46 a. Memimpin penyelenggaraan pemerintah desa; : b. Menyusun rancangan APB Desa; c. Menetapkan peraturan desa setelah dimusyawarahkan bersama dengan BPD; d. Merencanakan pembangunan desa; e. Memfasilitasi kehidupan masyarakat desa; f. Mengembangkan usaha ekonomi masyarakat dan perekonomian desa; g. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif; h. Mengembangkan teknologi tepat guna; i. Mewakili desa di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang- undangan; dan j. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Kepala desa juga mempunyai hak sebagai berikut : a. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian perangkat desa lainnya kepada camat; b. Menetapkan peraturan desa setelah dimusyawarahkan bersama dengan BPD; 46 Lihat Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Pemerintah Daerah 58 c. Mengelola keuangan desa; d. Menerima penghasilan tetap setiap bulan dan atau tunjangan lainnya; e. Melimpahkan tugas dan kewajiban lainnya kepada perangkat desa; dan f. Mengelola kekayaan desa. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 Badan Permusyawaratan Desa berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. Fungsi dari BPD adalah menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, oleh karenanya BPD disamping menjalankan fungsinya sebagai jembatan penghubung antara Kepala Desa dengan masyarakat desa, juga harus menjalankan fungsi utamanya, yakni fungsi representasi 47 1. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat; . Keanggotaan BPD ditetapkan dalam Undang- Undang Nomor 32 tahun 2004 Pasal 210, yang berbunyi: 2. Pimpinan BPD dipilih dari dan oleh anggota BPD; 3. Masa jabatan BPD adalah 6 enam tahun dan dapat dipilih lagi untuk 1 satu masa jabatan berikutnya; 4. Syarat dan tata cara penetapan anggota dan pimpinan BPD diatur dalam peraturan Daerah Perda yang berpedoman pada Peraturan Pemerintah PP . 47 Sadu Wasistono MS. M.Irawan Tahir. 2007. Prospek Pengembangan Desa. Bandung : CV Fokus Media.hal.35 59 Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Pasal 29, menyebutkan BPD berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan mempunyai kewajiban sebagai berikut 48 1. Mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang- Undang Dasar 1945 dan mantaati segala peraturan perundang- undangan; : 2. Melakanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintah desa; 3. Mempertahankan dan memelihara hukum Nasional serta keutuhan Negara kesatuan Republik Indonesia; 4. Menyerap, menampung, menghimpun dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat; 5. Memproses pemilihan kepala desa; 6. Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan; 7. Menghormati nilai- nilai sosial budaya dan adat istiadat setempat; 8. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan masyarakat. Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Pasal 35, menyatakan bahwa BPD mempunyai wewenang sebagai berikut: 1. Membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa; 2. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa dan peraturan kepala desa; 48 Lihat Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Pemerintahan Daerah 60 3. Mengusulkan pengangkatan kepala desa dan pemberhentian kepala desa; 4. Membentuk panitia pemilihan kepala desa; 5. Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat; 6. Menyusun tata tertib Badan Permusyawaratan Desa BPD. Anggota BPD juga mempunyai hak sebagai berikut: 1. Mengajukan rancangan peraturan desa; 2. Mengajukan pertanyaan; 3. Menyampaikan usul dan pendapat; 4. Memilih dan dipilih; 5. Memperoleh tunjangan; Dalam membiayai penyelenggaraan Pemerintahan Desa tentang sumber keuangan desa terdiri dari pendapatan asli desa, bantuan dari pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi dan pemerintah serta sumber penerimaan ketiga dan pinjaman desa. Sumber Pendapatan Asli Desa PAD meliputi : hasil usaha desa, kekayaan desa, swadaya dan partisipasi serta gotong royong dan pendapatan lain yang sah. Sumber pendapatan desa sebagaimana tersebut diatur dan dikelola dalam Anggaran dan Pendapatan Desa APBDes yang setiap tahunnya ditetapkan oleh Kepala Desa bersama dengan BPD yang kemudian dituangkan dalam peraturan desa. 61 Kedudukan BPD dalam bidang pembangunan masyarakat desa yakni sejajar dan menjadi mitra dari Pemerintahan Desa. BPD memiliki tugas untuk memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah desa terhadap kebijakan yang menyangkut kepentingan masyarakat desa. berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi BPD dalam rangka demokratisasi desa sebagai berikut : a. Mengayomi, yaitu menjaga kelestarian adat-istiadat yang hiudp dan berkembang di desa yang bersangkutan sepanjang menunjang kelangsungan pembangunan; b. Legislasi, yaitu merumuskan dan menetapkan Peraturan Desa bersama dengan Pemerintahan Desa;