Sejarah Tolang Jae Asal – Mula Desa

51 12 Sipange Julu 10,00 13 Sialang 8,70 14 Somanggal Parmonangan 17,10 15 Lumbang Huayan 16,00 16 Sayur Matinggi 47,50 17 Silaiya 13,40 18 Silaiya Tanjung Leuk 9,00 19 Sipange Siunjam 17,20 Jumlah Sumber : Kecamatan Sayur Matinggi Dalam Angka 2013

2.1.4 Asal – Mula Desa

2.1.4.1 Sejarah Tolang Jae

Sebelum kemerdekaan Republik Indonesia 1894-1945. Pada Tahun 1894 pertanian dan pertanahan di indonesia masih di kuasai oleh pemerintahan hindia belanda, desa sebagai sistem pemerintahan terkecil bekerja sesuai dengan mekanisme penyelenggaraan pemerintahan yang berdasarkan hukum adat. Desa Tolang Jae adalah desa yang didirikan pada tahun 1894 oleh tiga orang tokoh adatyang mencari penghidupan dan pembukaan lahan baru di Desa Tolang Jae, adapun tiga orang tokoh tersebut antara lain : • Badul Haddad Lubis • Baginda Batang Hari • Dan, Zagading 52 Menurut sejarah, Desa Tolang Jae dulunya adalah hutan yng sama sekali belum tersentuh oleh tangan manusia. Dan kala itu penduduk di Tapanuli Selatan adalah warga yang gemar untuk berpindah-pindah tempat tinggal, disamping mencari lahan produksi baru demi mencukupi kebutuhan hidupnya, keinginan pindah juga memiliki alasan demi mendapat tempat berkumpul yang sejalan dengan tujuan bersama. Pembukaan lahan dan pembuatan tempat tinggal baru berdasarkan kesamaan latarbelakang identitas serta adat istiadat yang sama, membuat masyarakat berkumpul dalam satu bagian kelompok komunal yang memiliki tujuan yang sama yaiturasa nyaman, sikap dan sifat bekerja sama gotong royong, dan keinginan akan bahagia ditempat yang ditempati. Secara ekonomi sumber pendapatan masyarakat Desa Tolang Jae adalah darihasil pertanian, tanaman yang banyak ditanami oleh warga Desa Tolang Jae adalah padi, karet, kelapa, sayur-sayuran dll.untuk padi sendiri, Desa Tolang Jae mempunyai luas lahan persawahan ± 350 habelum lagi dengan lahan perkebunan yang mencapai ±500 hektar dengan lahan yang mayoritas dimiliki oleh warga adalah tanaman sayuran dan perkebunan karet. Desa Tolang Jae sendiri secara kebudayaan, masyarakatnya dipengaruhi oleh perkembangan kegiatan ekonomi. Disela- sela kegiatan untuk mengolah tanah beberapa kegiatan untuk meningkatkan pola pikir, sikap dan tindakan diselenggarakan. Secara moral kegiatan keagamaan di Desa Tolang Jae mampu memberikan motivasi kepada masyarakat untuk selalu berpikir positif dalam hubungannya antar sesama manusia atau dengan Tuhan. Kegiatan keagamaan 53 dibangun berdasarkan keyakinan masyarakat yang mayoritas memeluk agama islam. Disetiap sudut desa akan mudah didapatkan sebuah langgar mushola dan satu buah masjid sebagai tempat beribadah dan menjalankan kegiatan mengaji di desa ini. Bila diamati secara hasil dari praktek sosial masyarakat, beberapa kegiatan seni dan budaya tetap dijalankan seperti seni suara ende, seni tari tortor, seni musik gondang, seni ukir, lukis dan pahat Gorga, seni bela diri moncak

2.1.4.2 Keadaan Politik Desa Dari Tahun 1894 ke Masa Aturan Pasca