50
2.1.3 Kecamatan Sayur Matinggi
Kecamatan Sayur Matinggi terletak pada 25 – 1.400 diatas permukaan laut dpl dengan luas wilayah 37.655,69 km
2
. Kecamatan Sayur Matinggi terletak dikabupaten tapanuli selatan dengan batas- batas sebagai berikut :
• Sebelah Utara : berbatasan dengan Kecamatan Batang Angkola
• Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Tano Tombangan
Angkola • Sebelah Timur
: berbatasan dengan Kabupaten Padang Lawas • Sebelah Barat
: berbatasan dengan Kabupaten Padang Lawas Utara
Tabel 2. Jumlah dan Luas Wilayah Menurut DesaKelurahan di Kecamatan
Sayur Matinggi
No NagoriDesa
Luas Km² 1
Huta Pardomuan 18,50
2 Aek Badak Julu
13,80 3
Aek Badak Jae 13,00
4 Sane-Sane Aek Libung
9,30 5
Bulu Gading 5,30
6 Bange
8,50 7
Tolang Jae 20,70
8 Mondang
6,00 9
Janji Mauli Baringin 8,00
10 Tolang Julu
11.50 11
Sipange Godang 14,00
51 12
Sipange Julu 10,00
13 Sialang
8,70 14
Somanggal Parmonangan
17,10
15 Lumbang Huayan
16,00 16
Sayur Matinggi 47,50
17 Silaiya
13,40 18
Silaiya Tanjung Leuk 9,00
19 Sipange Siunjam
17,20 Jumlah
Sumber : Kecamatan Sayur Matinggi Dalam Angka 2013
2.1.4 Asal – Mula Desa
2.1.4.1 Sejarah Tolang Jae
Sebelum kemerdekaan Republik Indonesia 1894-1945. Pada Tahun 1894 pertanian dan pertanahan di indonesia masih di kuasai oleh pemerintahan hindia
belanda, desa sebagai sistem pemerintahan terkecil bekerja sesuai dengan mekanisme penyelenggaraan pemerintahan yang berdasarkan hukum adat. Desa
Tolang Jae adalah desa yang didirikan pada tahun 1894 oleh tiga orang tokoh adatyang mencari penghidupan dan pembukaan lahan baru di Desa Tolang Jae,
adapun tiga orang tokoh tersebut antara lain : • Badul Haddad Lubis
• Baginda Batang Hari • Dan, Zagading
52 Menurut sejarah, Desa Tolang Jae dulunya adalah hutan yng sama sekali
belum tersentuh oleh tangan manusia. Dan kala itu penduduk di Tapanuli Selatan adalah warga yang gemar untuk berpindah-pindah tempat tinggal, disamping
mencari lahan produksi baru demi mencukupi kebutuhan hidupnya, keinginan pindah juga memiliki alasan demi mendapat tempat berkumpul yang sejalan
dengan tujuan bersama. Pembukaan lahan dan pembuatan tempat tinggal baru berdasarkan kesamaan latarbelakang identitas serta adat istiadat yang sama,
membuat masyarakat berkumpul dalam satu bagian kelompok komunal yang memiliki tujuan yang sama yaiturasa nyaman, sikap dan sifat bekerja sama
gotong royong, dan keinginan akan bahagia ditempat yang ditempati. Secara ekonomi sumber pendapatan masyarakat Desa Tolang Jae adalah
darihasil pertanian, tanaman yang banyak ditanami oleh warga Desa Tolang Jae adalah padi, karet, kelapa, sayur-sayuran dll.untuk padi sendiri, Desa Tolang Jae
mempunyai luas lahan persawahan ± 350 habelum lagi dengan lahan perkebunan yang mencapai ±500 hektar dengan lahan yang mayoritas dimiliki oleh warga
adalah tanaman sayuran dan perkebunan karet. Desa Tolang Jae sendiri secara kebudayaan, masyarakatnya dipengaruhi
oleh perkembangan kegiatan ekonomi. Disela- sela kegiatan untuk mengolah tanah beberapa kegiatan untuk meningkatkan pola pikir, sikap dan tindakan
diselenggarakan. Secara moral kegiatan keagamaan di Desa Tolang Jae mampu memberikan motivasi kepada masyarakat untuk selalu berpikir positif dalam
hubungannya antar sesama manusia atau dengan Tuhan. Kegiatan keagamaan
53 dibangun berdasarkan keyakinan masyarakat yang mayoritas memeluk agama
islam. Disetiap sudut desa akan mudah didapatkan sebuah langgar mushola dan satu buah masjid sebagai tempat beribadah dan menjalankan kegiatan mengaji di
desa ini. Bila diamati secara hasil dari praktek sosial masyarakat, beberapa kegiatan
seni dan budaya tetap dijalankan seperti seni suara ende, seni tari tortor, seni musik gondang, seni ukir, lukis dan pahat Gorga, seni bela diri moncak
2.1.4.2 Keadaan Politik Desa Dari Tahun 1894 ke Masa Aturan Pasca
Reformasi di Desa Tolang Jae
Keadaan politik di setiap desa memiliki pusat administrasinya masing- masing yang di kepalai seorang kepala desa dan dibantu oleh perangkat kerjanya.
Kepala desa yang ada ketika desa baru dibangun pada tahun 1894 oleh Badul Haddad Lubis memimpin masyarakat dalam banyak hal, mulai dari penataan
kampung sampai penataan aktivitas kemasyarakatan, tidak hanya memimpin kegiatan administratif. Kepala desa ditunjuk oleh masyarakat dan bertanggung
jawab sepenuhnya terhadap masyarakat. Kepala desa sangat dihormati ketika itu, karena ketauladanan, pengaruh politiknya dalam menyelesaikan berbagai masalah
dimasyarakat maupun kemampuan ilmu sepiritualnya. Dari hasil yang ditemukan oleh penulis ada tujuh pergantian Kepala Desa Tolang Jae mulai dari dibangunnya
desa sampai sekarang. -
Tahun 1894- 1945 : Desa Tolang dipimpin Badul Haddad lubis
54 -
Tahun 1945- 1950 : Desa Tolang dipimpin Sutan Marayun
- Tahun 1970- 1990
: Desa Tolang dipimpin Tukar Lubis -
Tahun 1990-1999 : Desa Tolang dipimpin Monang Lubis
- Tahun 1999-2010
: Desa Tolang dipimpin Indera sakti lubis -
Tahun 2010- sekarang : Desa Tolang dipimpin mara indo lubis
Dalam hal segi kebijakan dan kondisi kepemimpinan tahun ke tahun yang dikeluarkan, penulis hanya akan membahas sedikit tentang keadaan politik pada
tahun 1970 -1990 dan juga pasca reformasi di Desa Tolang Jae. pada tahun 1982 kepala desa yang dipimpin oleh Tukar Lubis memberikan izin kepada warga yang
datang dari Gunung Sitoli untuk menetap di Desa Tolang Jae tepatnya didolok sabottar perbukitan desa , banyaknya warga dari gunung sitoli yang datang
untuk tinggal dan menyewa tanah di Desa Tolang Jae awalya sekitar 20 kepala keluarga kk. Disaat kepemimpinan Desa Tolang Jae oleh Tukar
Lubis,sebenarnya sudah ada penolakan dari pihak warga akan keberadaan warga nias yang ingin membentuk perkampungan di dolok sabottar Desa Tolang Jae.
Tetapi pihak aparaturpemerintahan desa tidak terlalu merespon sikap penolakan warga terhadap pendatang tersebut. yang banyak orang mengasumsikan bahwa
tidak adanya respon dari pihak aparatur desa dikarenakan adanya kepentingan pihak kepala desa dan aparaturnya dalam memamfaatkan tenaga Warga Nias
pendatang sebagai pekerja untuk mengolah kayu dari dolok sabottar perbukitan tempat Dusun Adian Goti Berada ke Desa Tolang Jae.
55 Berlanjut pada Pasca reformasi penyelenggaraan pemerintahan desa adalah
salah satu sasaran reformasi, hal ini ditandai dengan Undang-Undang nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah yang sekaligus mengatur Daerah
Otonom dan Desa yang kemudian di revisi kembali melalui Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 serta diubah kembali menjadi Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah. Dari Undang-Undang tersebut Nomor 32 Tahun 2004 dan revisi Undang-
Undang Nomor 12 tahun 2008 menyebutkan bahwa desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah, berwenang untuk
mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui danatau dibentuk dalam sistem
pemerintahan nasional dan berada di kabupatenkota Berdasarkan UU No 32 Tahun 2004 dan PP No 72 Tahun 2005, urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup : a.
Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa; b.
Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupatenkota yang diserahkan pengaturannya kepada desa;
c. Tugas pembantuan dari pemerintah, pemerintah provinsi danatau
pemerintah kabupatenkota; d.
Urusan pemerintahan lainya yang oleh peraturan perundang undangan diserahkan kepada desa.
56 Dalam melaksanakan pemerintahan Desa Tolang Jae tidak berbeda dengan
Desa yang lainnya di indonesia. Pemerintahan desa dalam melaksanakan penyelenggaraan pemerintahannya terdiri dari Kepala Desa dan Perangkat Desa
dan Badan Permusyawaratan Desa BPD yang memiliki kedudukan sebagai mitra kerja pemerintahan desa dan menjadi panutan masyarakat di Desa Tolang Jae.
Kepala Desa sebagai salah satu tokoh masyarakat bertanggung jawab kepada rakyat desa, yang dalam tata cara dan prosedur pertanggungjawabannya
disampaikan kepada BupatiWalikota melalui Camat. Kepada BPD kepala desa wajib memberikan keterangan laporan pertanggungjawaban dan kepada rakyat
menyampaikan informasi pokok-pokok peratanggung jawaban namun tetap memberikan kepada masyarakat melalui BPD untuk menanyakan atau meminta
keterangan lebih lanjut hal-hal yang bertalian dengan pertanggung jawaban yang dimaksud.
Dari segi pemilihan Kepala Desa, Kepala Desa Tolang Jae dipilih langsung oleh penduduk desa dengan masa jabatan 5 lima tahun. Calon kepala
desa yang terpilih dengan dukungan suara terbanyak ditetapkan sebagai kepala desa oleh BPD dan disahkan oleh Bupati. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
merupakan subsistem penyelenggaraan pemerintahan sehingga desa memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurusi kepentingan masyarakatnya. Tugas
kepala desa yaitu menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan
57 kemasyarakatan. Dalam melaksanakan tugas, kepala desa mempunyai wewenang
yaitu
46
a. Memimpin penyelenggaraan pemerintah desa;
:
b. Menyusun rancangan APB Desa;
c. Menetapkan peraturan desa setelah dimusyawarahkan bersama dengan
BPD; d.
Merencanakan pembangunan desa; e.
Memfasilitasi kehidupan masyarakat desa; f.
Mengembangkan usaha ekonomi masyarakat dan perekonomian desa; g.
Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif; h.
Mengembangkan teknologi tepat guna; i.
Mewakili desa di dalam dan di luar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan; dan j.
Melaksanakan tugas lain sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
Kepala desa juga mempunyai hak sebagai berikut : a.
Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian perangkat desa lainnya kepada camat;
b. Menetapkan peraturan desa setelah dimusyawarahkan bersama dengan
BPD;
46
Lihat Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Pemerintah Daerah
58 c.
Mengelola keuangan desa; d.
Menerima penghasilan tetap setiap bulan dan atau tunjangan lainnya; e.
Melimpahkan tugas dan kewajiban lainnya kepada perangkat desa; dan f.
Mengelola kekayaan desa. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 Badan
Permusyawaratan Desa berkedudukan sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. Fungsi dari BPD adalah menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa,
menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat, oleh karenanya BPD disamping menjalankan fungsinya sebagai jembatan penghubung antara Kepala
Desa dengan masyarakat desa, juga harus menjalankan fungsi utamanya, yakni fungsi representasi
47
1. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersangkutan yang
ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat; .
Keanggotaan BPD ditetapkan dalam Undang- Undang Nomor 32 tahun 2004 Pasal 210, yang berbunyi:
2. Pimpinan BPD dipilih dari dan oleh anggota BPD;
3. Masa jabatan BPD adalah 6 enam tahun dan dapat dipilih lagi untuk
1 satu masa jabatan berikutnya; 4.
Syarat dan tata cara penetapan anggota dan pimpinan BPD diatur dalam peraturan Daerah Perda yang berpedoman pada Peraturan
Pemerintah PP .
47
Sadu Wasistono MS. M.Irawan Tahir. 2007. Prospek Pengembangan Desa. Bandung : CV Fokus Media.hal.35
59 Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Pasal 29,
menyebutkan BPD berkedudukan sebagai unsur penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan mempunyai kewajiban sebagai berikut
48
1. Mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang- Undang Dasar 1945
dan mantaati segala peraturan perundang- undangan; :
2. Melakanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan
pemerintah desa; 3.
Mempertahankan dan memelihara hukum Nasional serta keutuhan Negara kesatuan Republik Indonesia;
4. Menyerap, menampung, menghimpun dan menindaklanjuti aspirasi
masyarakat; 5.
Memproses pemilihan kepala desa; 6.
Mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi, kelompok dan golongan;
7. Menghormati nilai- nilai sosial budaya dan adat istiadat setempat;
8. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan masyarakat.
Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Pasal 35, menyatakan bahwa BPD mempunyai wewenang sebagai berikut:
1. Membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa;
2. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa dan
peraturan kepala desa;
48
Lihat Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Pemerintahan Daerah
60 3.
Mengusulkan pengangkatan kepala desa dan pemberhentian kepala desa;
4. Membentuk panitia pemilihan kepala desa;
5. Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan
aspirasi masyarakat; 6.
Menyusun tata tertib Badan Permusyawaratan Desa BPD. Anggota BPD juga mempunyai hak sebagai berikut:
1. Mengajukan rancangan peraturan desa;
2. Mengajukan pertanyaan;
3. Menyampaikan usul dan pendapat;
4. Memilih dan dipilih;
5. Memperoleh tunjangan;
Dalam membiayai penyelenggaraan Pemerintahan Desa tentang sumber keuangan desa terdiri dari pendapatan asli desa, bantuan dari pemerintah
kabupaten, pemerintah provinsi dan pemerintah serta sumber penerimaan ketiga dan pinjaman desa. Sumber Pendapatan Asli Desa PAD meliputi : hasil usaha
desa, kekayaan desa, swadaya dan partisipasi serta gotong royong dan pendapatan lain yang sah. Sumber pendapatan desa sebagaimana tersebut diatur dan dikelola
dalam Anggaran dan Pendapatan Desa APBDes yang setiap tahunnya ditetapkan oleh Kepala Desa bersama dengan BPD yang kemudian dituangkan dalam
peraturan desa.
61 Kedudukan BPD dalam bidang pembangunan masyarakat desa yakni
sejajar dan menjadi mitra dari Pemerintahan Desa. BPD memiliki tugas untuk memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah desa terhadap
kebijakan yang menyangkut kepentingan masyarakat desa. berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi BPD dalam rangka demokratisasi
desa sebagai berikut : a.
Mengayomi, yaitu menjaga kelestarian adat-istiadat yang hiudp dan berkembang di desa yang bersangkutan sepanjang menunjang
kelangsungan pembangunan; b.
Legislasi, yaitu merumuskan dan menetapkan Peraturan Desa bersama dengan Pemerintahan Desa;
c. Pengawasan, yaitu meliputi pengawasan terhadap pelaksanaan
Peraturan Desa, APDes,serta Keputusan Desa; d.
Menampung aspirasi masyarakat desa, yaitu menangani dan menyalurkan aspirasi yang diterima dari masyarakat desa kepada
aparatur Pemerintahan Desa.
2.1.4.3 Peraturan Desa
Peraturan Desa Tolang Jae ditetapkan oleh Kepala Desa bersama dengan Badan Permusyawaratan Desa dalam rangka penyelenggaraan Pemerintahan
Desa. Peraturan Desa yang wajib dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 adalah sebagai berikut :
62 1.
Peraturan Desa tentang susunan organisasi dan tata kerja Pemerintahan Desa;
2. Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;
3. Peraturan Desa Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Desa RPJMD; 4.
Peraturan desa tentang pengelolaan keuangan desa; 5.
Peraturan desa tentang pembentukan Badan Milik Usaha Desa, apabila pemerintah desa membentuk BUMD;
6. Peraturan desa tentang Pembentukan Badan Kerjasama;
7. Peraturan desa tentang Lembaga Kemasyarakatan.
Selain peraturan desa yang wajib dibentuk seperti tersebut diatas, pemerintah desa juga dapat membentuk peraturan desa yang merupakan
pelaksanaan lebih lanjut dari peraturan daerah dan perundang-undangan lainya yang sesuai dengan kondisi sosial budaya stempat, antara lain:
1. Peraturan desa tentang pembentukan panitia pencalonan dan pemilihan
kepala desa; 2.
Peraturan desa tentang penetapan yang berhak menggunakan hak Pilih dalam pemilihan kepala desa;
3. Peraturan desa tentang penentuan tanda gambar calon, pelaksanaan
kampanye, cara pemilihan dan biaya pelaksanaan pemilihan kepala desa;
63 4.
Peraturan desa tentang pemberian penghargaan kepada mantan kepala desa dan perangkat desa;
5. Peraturan desa tentang penetapan pengelolaan dan pengaturan
pelimpahanpengalihan fungsi sumber-sumber pendapatan dan kekayaan desa;
6. Peraturan desa tentang pungutan desa.
2.1.4.4 Desa Tolang Jae Sekarang
Pemerintahan Desa Tolang Jae berada di Kecamatan Sayur Matinggi seperti halnya Pemerintahan Desa di Kecamatan lainnya mempunyai kewajiban
untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan berusaha semaksimal mungkin memenuhi aspirasi dan kepentingan masyarakat desa.
Desa Tolang Jae merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan SayurMatinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan. Secara administratif di bawah
pemerintahan Kecamatan Sayur Matingi. Luas wilayah Desa Tolang Jae mencapai 20,70 km
2
.
2.1.4.5 Letak Desa Tolang Jae
Secara geografis Desa Tolang Jae berada pada titik kordinat 01 − 11
Lintang Utara dan 99 - 22
Bujur Timur tepatnya di Kecamatan Sayur Matinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan. Ketinggian desa rata rata di atas 862-900 m dpl
64 diatas permukaan laut dan rata-rata suhu sekitar 24 ° C dengan kategori daerah
DinginSejuk. Desa Tolang Jae dengan batas-batas sebagai berikut : 1.
Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Tolang Julu , Kecamatan Angkola Sayur Matinggi.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Bange, Kecamatan Sayur
Matinggi. 3.
Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Batang AngkolaSiondop, Kecamatan sayur matinggi.
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Dolok gonggonan Dusun Adian
Goti, Kecamatan Angkola Barat.
2.1.5 Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Desa Tolang Jae pada tahun 2012 berdasarkan pada jumlah kepala keluarga berkisar : 340 kk dengan total secara keseluruhan
penduduk di Desa tolang berkisar1,485 jiwa dengan komposisi penduduk Laki- laki sebanyak 730 orang jiwa dan komposisi penduduk perempuan sebesar 755
orang jiwa. Hal ini penting untuk dipertimbangkan, karena penduduk merupakan subjek dan sasaran dalam proses pelayanan oleh pemerintah desa.
65
2.1.5.1 Jumlah Penduduk Desa Tolang Jae Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 3. Jumlah penduduk berdasarkan Jenis Kelamin
Tahun 2014
Jumlah Kepala Keluarga 340
Jumlah Laki-laki jiwa 730
Jumlah Wanita jiwa 755
Total jiwa 1.485
Sumber : Profil Desa Tolang Jae Tahun 2012 Menurut data statistik terakhir di Desa Tolang Jae diketahui bahwa jumlah
penduduk 1.485 jiwa. Jika dilihat dari faktor jenis kelamin, maka penduduk Desa Tolang Jae terdiri dari 730 jiwa laki-laki dan 755 jiwa perempuan. Dengan
demikian komposisi penduduk Desa Tolang Jae jumlah perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah penduduk laki-laki.
2.1.5.2 Jumlah Penduduk Desa Tolang Jae Berdasarkan Pekerjaan
Wilayah Desa Tolang Jae didominasi oleh kebun dan sawah, sebagianwargapenduduk Desa Tolang Jae adalah berprofesi sebagai petani. Ada
juga yang berprofesi menjadi pedagang, wiraswasta dan hanya sebahagian kecil yang berprofesi sebagai pegawai negerisipil. Jumlah penduduk Desa Tolang Jae
berdasarkan pekerjaan dapat dilihat dalam tabel berikut :
66
Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pekerjaan
No Mata Pencaharian
Jumlah Jiwa 1
PetaniPekebun 468
2 Pegawai Negeri Sipil
10 3
Pedagang 8
4 Wiraswasta
151 5
PelajarMahasiswa 151
6 Mengurus Rumah Tangga
31 7
TNIPOLRI 8
Pekerjaan Lainnya 66
9 Tidak Bekerja
624 Jumlah
Sumber : Sistem Informasi Administrasi Kependudukan KecamatanSayurMatinggi 2012.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari fakta yang ada, bahwa jenis pekerjaan khususnya petani memiliki hubungan terhadap partisipasi masyarakat desa.
Minimnya partisipasi masyarakat dalam musyawarah desa dapat dimaklumi karena masyarakat desa lebih mementingkan memenuhi kebutuhan hidupnya
dengan memilih bekerja di kebun dibandingkan mengikuti forum-forum komunikasi desa seperti musyawarah desa dan konsolidasi antar warga.
67 Ada juga kemungkinan yang dapat diambil dari tingginya tingkat angka
pengangguran di Desa Tolang Jae dapat mengakibatkan tingginya tingkat emosi serta mudah termobilisasi oleh pihak tertentu, untukberbenturan dengan pihak lain
dalam hal perebutan sumber daya.
2.1.5.3 Jumlah Penduduk Desa Tolang Jae Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam pembangunan, karena dengan pendidikan masyarakat akan membentuk sumber daya manusia
SDM yang berkualitas yang akan sangat berpengaruh pada pelaksanaan dan pelayanan di desa. Tingkat pendidikan masyarakat di Desa Tolang Jae mulai dari
yang tidak sekolah sampai dengan perguruan tinggi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan
Jumlah Jiwa 1
BelumTidak Pernah Sekolah 343
2 Tidak Tamat SD
301 3
SD 452
4 SMP
202 5
SMA 170
6 D2D3
7 7
S1 10
8 S2S3
Total 1.485
Sumber : Profil Desa Desa Tolang Jae Tahun 2013
68 Jika dilihat dari pendidikan di Desa Tolang Jae, mayoritas warganya
adalah tammatan Sekolah Dasar SD bahkan banyak juga warganya tidak sekolah dan tidak lulus SD. jika diasumsikan, tidak diherankan banyak himbauan ataupun
arahan dari Pemerintah bahkan Tokoh Masyarakat dapat dengan mudah diabaikan karena mungkin disebabkan oleh kurangnya kesederhanaan pihak Pemerintah
maupun Tokoh Masyarakat dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat. dengan kondisi masyarakat yang tidak berpendidikan ini juga akan dengan
mudah untuk dimobilisasi oleh pihak tertentu dengan wacana yang belum tentu sesuai dengan fakta dan realita sebenarnya.
2.1.6 Sejarah Dusun Adian Goti
Pada awalnya Dusun Adian Goti adalah Dolok Sabottar yang diberi nama oleh masyarakat setempat dan pemerintah kecamatan Sayur Matinggi, Dolok
Sabottar dulunyaadalah hutan pegunungan yang tepat berada di Desa Tolang Jae. Pada tahun 1982 seperti yang dijelaskan diatas, warga gunung sitoli melakukan
imigrasi dari pulau nias ke tapanuli selatan tepatnya di Desa Tolang Jae dan ingin membentuk perkampungan sendiri dan sekaligus mencari lahan untuk dijadikan
alat produksi dalam memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Keberadaan warga Adian Goti pada saat itu di Desa Tolang Jae menurut penelitian yang dilakukan
penulis, semua atas izin dari kepala Desa dan Perangkat Desa Tolang Jae. Jika dipandang dari segi sejarah, awalnya warga yang melakukan imigrasi dari pulau
69 nias ke Desa Tolang Jae berkisar 20 kk dengan jumlah penduduk sekitar 34 orang
yang diantaranya 16 laki-laki dan 18 perempuan. Dilihat dari segi usaha yang dijalankan masyarakat Dusun Adian Goti di
Desa Tolang Jae hampir semua adalah petani kebun tidak ada satupun petani sawah ataupun PNS pegawai Negeri Sipil di Dusun ini, kondisi tempat warga
Adian Goti yang bertempat tinggal dan bertani di pegunungan Desa Tolang Jae juga menjadi faktor kenapa hanya usaha kebun yang mereka andalkan. adapun
pertanian yang warga Adian Goti kelola adalah tanaman karet, nilam pewarna pakaian, sayur-sayuran dan lain lain.
Status tanah yang ditempati oleh warga Adian Goti tahun 1982 secara langsung tidak ada kejelasan ataupun perhatian dari pihak pemerintah pada saat
itu, yang artinya siapa saja berhak ambil bagian untuk mengolah tanah di dolok sabottar Dusun Adian Goti baik itu pendatang maupun masyarakat asli. tetapi
pada tahun 2012 melalui dinas kehutanan Kabupaten Tapanuli Selatan dengan surat perintah Nomor 09439312012 tanggal 11 September 2012 menegaskan
bahwa Dusun Adian Goti adalah wilayah hutan lindungyang berarti bahwa tanah yang diduduki oleh warga Adian Goti adalah tanah yang dilarang untuk ditinggali
maupun dibuat menjadi lahan pertanian. Pada tahun 2013, Menurut laporan dan peninjauan permasalahan atas lahan
yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan Tapanuli Selatan. dengan adanya perkampunganpemukiman masyarakat nias didalam kawasan Hutan Lindung
yang dihuni oleh ± 50 orang kepala keluarga telah merambah kawasan Hutan
70 Lindung sebagai mata pencarian mereka sehari-hari. Dan pihak-pihak perangkat
kerja Desa Tolang Jae baik itu kepala desa dan BPD juga menyebutkan bahwa dari dulu hingga sekarang status tanah yang diduduki oleh Dusun Adian Goti
adalah tanah yang sifatnya menyewa kontrak. Bahkan menurut kesimpulan yang penulis dapatkan dari hasil monitoring
yang dilakukan oleh pihak Dinas Kehutanan Tapanuli Selatan, lokasi yang menjadi keberatan masyarakat Desa Tolang Jae dan sekitarnya berada di dalam
kawasan hutan lindung. Dan saran yang dilontarkan oleh pihak instansi kehutanan bahwa demi menjaga kelestarian hutan meminta kepada warga untuk menertibka
masyarakat yang bermukim dan merambah kawasan hutan lindung tersebut.
2.1.7. Hubungan Penduduk Asli Dan Pendatang