Metode Analisa Data Deskriptif Data

4.6 Metode Analisa Data

Dalam penelitian ini analisis data menggunakan model analisis regresi linier berganda dan uji hipotesis dengan uji simultan uji-F, uji parsial uji-t serta uji residual untuk moderating dengan alat bantu Sofware SPSS For Windows.

4.6. 1 Pengujian Asumsi Klasik

Persamaan regresi harus bersifat BLUE Best Linier Unbiased Estimator, artinya pengambilan keputusan melalui uji-t tidak boleh bias. Syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis yaitu dilakukan uji Normalitas, uji Multikolinieritas, uji Autokorelasi dan uji Heteroskedastisitas.

4.6.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah dalam regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi yang normal. Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak ada dua cara yang dilakukan yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik Ghozali, 2006: 147. Untuk menguji apakah sampel penelitian merupakan jenis distribusi normal maka digunakan pengujian Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test terhadap masing- masing variabel. Suatu data dikategorikan sebagai distribusi normal jika data tersebut tingkat signifikasi α 0.05, maka distribusi normal. Universitas Sumatera Utara

4.6.1.2 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Suatu model regresi yang baik yaitu tidak terjadi korelasi diantara variabel independen Ghozali, 2006:95. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variante Inflation Factor VIF. Terjadinya multikolinieritas jika nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.

4.6.1.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, dinamakan ada problem autokorelasi Ghozali, 2006:99. Autokorelasi muncul disebabkan observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain atau munculnya data dipengaruhi oleh data sebelumnya. Suatu model regresi yang baik yaitu regresi yang terbebas dari autokorelasi. Salah satu metode yang sering digunakan untuk menguji ada tidaknya autokorelasi adalah dengan uji statistik Durbin-Watson DW-test. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut : - Jika nilai D-W dibawah 0 sampai 1,5 berarti ada autokorelasi positif. - Jika nilai D-W diantara 1,5 sampai 2,5 berarti tidak ada autokorelasi. - Jika nilai D-W diatas 2,5 sampai 4 berarti ada autokorelasi negatif. Universitas Sumatera Utara

4.6.1.4 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lainnya Ghozali, 2006:125. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak heteroskedastisitas atau disebut juga dengan homoskesdatisitas. Homoskesdatisitas terjadi jika variance dari residual satu pengamatan kepengamatan lainnya tetap. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, diantaranya dengan melihat grafik scatter plots. Heteroskedastisitas terjadi jika pada scatter plot titik-titik ada yang membentuk pola tertentu yang teratur bergelombang, menyebar kemudian menyempit, maka diindikasi telah terjadi heteroskedastisitas.

4.6.2 Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukannya uji asumsi klasik, maka dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut :

4.6.2.1 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan menggunakan alat bantu hitung SPSS, yaitu: Y =α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + e ………………….. 1 Dimana : Y : Return Saham α : Koefisien Konstanta β 1 - β 5 : Koefisien Regresi Universitas Sumatera Utara X 1 : ROE X 2 : DER X 3 : EPS X 4 : PBV X 5 : Size e : Error term

4.6.2.2 Uji Parsial Uji - t

Uji parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas, yaitu profitabilitas ROE, struktur modal DER, rasio saham EPS dan PBV dan size berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu return saham seberapa jauh pengaruhnya. Bentuk pengujiannya adalah sebagaiberikut : a. Ho : b 1 , b 2 , b 3 , b 4 , b 5 = 0 Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari masing-masing variabel profitabilitas ROE, struktur modal DER, rasio saham EPS dan PBV dan size terhadap variabel return saham. b. Ha : b 1 , b 2 , b 3 , b 4 , b 5  0 Artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial dari masing-masing variabel profitabilitas ROE, struktur modal DER, rasio saham EPS dan PBV dan size terhadap variabel return saham. Dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: 1. Jika probabilitas 0.05, maka Ha diterima dan Ho ditolak. 2. Jika probabilitas 0.05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Universitas Sumatera Utara

4.6.2.3 Uji Simultan Uji - F

Uji yang menunjukkan apakah semua independen profitabilitas ROE, struktur modal DER, rasio saham EPS dan PBV dan size yang dimasukkan dalam model ini mempunyai pengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen Return saham. Bentuk pengujiannya: a. Ho : b 1 = b 2 = b 3 = b 4 = b 5 = O, artinya variabel profitabilitas ROE, struktur modal DER, rasio saham EPS dan PBV dan size secara simultan tidak berpengaruh terhadap return saham. b. Ha : b 1 ≠ b 2 ≠ b 3 ≠ b 4 ≠ b 5 ≠O, artinya variabel profitabilitas ROE, struktur modal DER, rasio saham EPS dan PBV dan size secara simultan berpengaruh terhadap return saham. Dengan kriteria pengambilan keputusan: 1. Jika probabilitas 0.05, maka Ha diterima dan Ho ditolak. 2. Jika probabilitas 0.05, maka Ha ditolak dan Ho diterima.

4.6.2.4 Koefisien Determinasi R2

Koefisien determinasi R 2 digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R Squared R 2 Adjusted R 2 adalah koefisien determinasi yaitu koefisien yang menjelaskan seberapa besar proporsi variasi dalam dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen secara bersama-sama. Nilai R 2 koefisien determinasi berkisar antara 0 sampai 1 . Nilai R 2 sama dengan nol R 2 = Universitas Sumatera Utara 0 menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Bila R 2 semakin besar mendekati 1 menunjukkan semakin kuat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan bila R 2 semakin kecil mendekati nol menunjukkan semakin kecil pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

4.6.4 Uji Moderating

Hubungan langsung antara variabel independen dan variabel dependen, ada kemungkinan dapat dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model statistik, yang disebut dengan istilah variabel moderator atau moderating. Variabel moderating adalah variabel independen yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antar variabel independen lainnya terhadap variabel dependen Ghozali, 2006:199 Menurut Sandjaja dan Heriyanto 2011:85 variabel moderator disebut juga variabel bebas kedua yaitu variabel yang dipilih, diukur, diamati dan dimanupulasi peneliti sebab diduga dapat mempengaruhi hubungan antara variabel bebas independen dan variabel tergantung dependen. Menurut Ghozali 2006: 200 untuk menguji regresi dengan variabel moderating ada tiga cara yang dapat dilakukan yaitu uji interaksi, uji nilai selisih mutlak dan uji residual. Analisis residual menguji pengaruh deviasi penyimpangan dari suatu model yang berfokus pada ketidak cocokan lack of fit yang dihasilkan dari hubungan antar variabel independen. Penelitian ini menggunakan metode variabel moderating dengan uji residual yang menunggunakan SPSS for windows. Berdasarkan spesifikasi model regresi Universitas Sumatera Utara menggunakan variabel moderating maka model persamaan dalam penelitian ini menggunakan rumus Ghozali 2006:207 adalah sebagai berikut : M = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + β 4 X 4 + β 5 X 5 + e ……………………1 │e │= α + β 6 Y …………………………………………………….........2 Dimana : M : Pemoderasi Komisaris Independen α : Koefisien Konstanta β 1 - β 6 : Koefisien Regresi X 1 : ROE X 2 : DER X 3 : EPS X 4 : PBV X 5 : Size Y : Return Saham e : Error term |e| : Nilai residual mutlak Dengan pengujiannya : Ho : b 6 = 0, artinya komisaris independen tidak dapat memoderasi hubungan profitabilitas ROE, struktur modal DER, rasio saham EPS dan PBV dan size terhadap return saham. Ha : b 6  0, artinya komisaris independen memoderasi hubungan profitabilitas ROE, struktur modal DER, rasio saham EPS dan PBV dan size dengan return saham. Dengan kriteria pengambilan keputusan : 1. Jika probabilitas 0.05, maka Ha diterima dan Ho ditolak. 2. Jika probabilitas 0.05, maka Ha ditolak dan Ho diterima. Universitas Sumatera Utara 51 BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Deskriptif Data

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran umum tentang data penelitian yang dijadikan sampel yang digunakan dalam penelitian. Statistik deskriptif pada penelitian ini difokuskan kepada nilai minimum, maksimum, rata- rata dan standar deviasi ditunjukkan Tabel 5.1: Tabal 5.1. Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ROE 130 -39,91 254,49 16,8972 32,48414 DER 130 -40,16 23,94 1,5148 5,16735 EPS 130 -130,75 1571,92 123,0982 278,11404 PBV 130 -4,87 8,69 1,7153 2,00960 SIZE 130 8,83 17,73 13,8101 1,79934 KI 130 16,67 75,00 41,9431 10,77867 Return 130 -,86 13,00 ,3873 1,52743 Valid N listwise 130 Sumber: Hasil Penelitian, 2014 Data Diolah Berdasarkan hasil deskriptif pada Tabel 5.1. dapat dilihat bahwa data yang akan digunakan dalam penelitian ini sangat bervariasi dengan kisaran yang sangat lebar. Hal ini mengindikasikan bahwa data penelitian ini memiliki kemungkinan memiliki distribusi yang tidak normal. Tabel 5.1. menunjukkan nilai rata-rata Return On Equity ROE perusahaan wholesale dan retail trade yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012 adalah sebesar 16,8972. Emitten yang memiliki nilai ROE minimum adalah LPFF pada tahun 2012 yaitu sebesar -39,91. Emitten Mustika Ratu Tbk TKGA pada Universitas Sumatera Utara tahun 2010 memiliki nilai maksimum yakni sebesar 254,49. Memiliki standar deviasi sebesar 32,48414. Tabel 5.1. menunjukkan nilai rata-rata Debt to Equity Ratio DER perusahaan wholesale dan retail trade yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012 adalah sebesar 1,5148. Nilai tertinggi dari DER adalah 23.94 dan nilai terendah adalah -40,16. Nilai maksimum ditunjukkan oleh emitten TGKA pada tahun 2008 yang menunjukkan perbandingan laba setelah pajak dengan modal sendiri tertinggi pada seluruh sampel penelitian. TGKA mencatat nilai terendah dari DER pada tahun 2010. Standar deviasi sebesar 5,16735. Nilai DER menunjukkan fluktuasi yang cukup tinggi yang dapat dilihat dari selisih nilai minimum dan maksimum yang sangat tinggi. Nilai rata-rata Earning Per Share EPS pada Tabel 5.1. perusahaan wholesale dan retail trade yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012 adalah sebesar 123,0982. Nilai tertinggi dari EPS adalah 1.571, 92 dan nilai terendah adalah - 130,75. Emitten UNTR memiliki nilai tertinggi pada tahun 2011, sedangkan nilai terendah dari EPS adalah TKGA pada tahun 2010. Memiliki standar deviasi sebesar 278,11404. Nilai rata-rata Price Book Value PBV pada Tabel 5.1. perusahaan wholesale dan retail trade yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012 adalah sebesar 1,7153. Nilai tertinggi PBV adalah 8,69 dan nilai terendah adalah -4,87. Emitten ACES memiliki nilai tertinggi pada tahun 2012 dan TGKA memiliki nilai terendah pada tahun 2010. Memiliki standar deviasi sebesar 2,00960. Nilai rata-rata ukuran perusahaan Size pada Tabel 5.1. perusahaan wholesale dan retail trade yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012 adalah sebesar Universitas Sumatera Utara 13,8101. Nilai tertinggi ukuran perusahaan Size adalah 17,73 dan nilai terendah adalah 8,83. Emitten UNTR memiliki nilai tertinggi pada tahun 2012 dan RIMO memiliki nilai terendah pada tahun 2012. Memiliki standar deviasi sebesar 1,79934. Nilai rata-rata komisaris independen KI pada Tabel 5.1. perusahaan wholesale dan retail trade yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012 adalah sebesar 41,9431. Nilai tertinggi komisaris independen KI adalah 75,00 dan nilai terendah adalah 16,67. Emitten MMPA memiliki nilai tertinggi pada tahun 2008 dan LPPF memiliki nilai terendah pada tahun 2010. Memiliki standar deviasi sebesar 10,77867. Nilai rata-rata return saham pada Tabel 5.1. perusahaan wholesale dan retail trade yang terdaftar di BEI tahun 2008-2012 adalah sebesar 0,3873. Nilai tertinggi return saham adalah LPPF tahun 2009 sebesar 13,00 dan emitten TMPI memiliki nilai terendah pada tahun 2008 sebesar -,86 Memiliki standar deviasi sebesar 1,52743.

5.2. Uji Asumsi Klasik Sebelum Transformasi

Dokumen yang terkait

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Divivden Sebagai Moderating Variabel Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

7 90 121

ANALISIS PENGARUH RASIO - RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN WHOLESALE AND RETAIL TRADE YANG TERDAFTAR DI BEI.

6 13 137

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Divivden Sebagai Moderating Variabel Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

0 0 17

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Divivden Sebagai Moderating Variabel Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Divivden Sebagai Moderating Variabel Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

0 0 10

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Divivden Sebagai Moderating Variabel Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

0 0 19

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Divivden Sebagai Moderating Variabel Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

0 1 4

Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Dengan Kebijakan Divivden Sebagai Moderating Variabel Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pasar Modal - Pengaruh Profitabilitas, Struktur Modal, Rasio Saham, dan Size Terhadap Return Saham Dengan Komisaris Independen Sebagai Variabel Moderating Pada Perusahaan Wholesale dan Retail Trade di Bursa

0 0 17

PENGARUH PROFITABILITAS, STRUKTUR MODAL, RASIO SAHAM DAN SIZE TERHADAP RETURN SAHAM DENGAN KOMISARIS INDEPENDEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN WHOLESALE DAN RETAIL TRADE DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS

0 0 15