Keterampilan Proses Sains Peserta Didik pada setiap Indikator
62 keterampilan proses sains. Pada soal essay nomor 3 digunakan untuk mengukur
keterampilan mengamati peserta didik. Pada kelas eksperimen, dari 32 peserta didik terdapat 16 peserta didik yang menjawab benar dengan sempurna. Sedangkan pada
kelas kontrol, dari 30 peserta didik terdapat 3 peserta didik yang menjawab benar dengan sempurna. Hal tersebut membuktikan bahwa keterampilan proses sains
peserta didik indikator observasi pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol. Gambar 4 memperlihatkan cara menjawab salah satu peserta
didik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan Gambar 4 terlihat bahwa peserta didik kelas eksperimen terbiasa mengamati secara detail, karena jawaban
detail berdasarkan hasil pengamatan. Sedangkan peserta didik di kelas kontrol menjawab berdasarkan pengamatan sekilas saja.
Kelas Eksperimen Model Discovery Learning
Kelas Kontrol Model Kooperatif
Gambar 4 Jawaban Keterampilan Observasi
63 b.
Komunikasi
Komunikasi merupakan kegiatan peserta didik dalam menyampaikan hasil kegiatan yang telah dilaksanakan secara lisan maupun tulisan. Peserta didik dituntut
untuk menulis dan berbicara secara komunikatif dan efektif Abidin, 2014. Keterampilan proses sains indikator komunikasi dapat diperoleh peserta didik dengan
menyusun dan menyampaikan laporan kegiatan secara sistematis. Selain itu, peserta didik dapat menggambarkan data yang diperoleh dengan grafik, tabel, dan diagram
Wilis, 1986. Keterampilan komunikasi dapat diperoleh dalam setiap kegiatan yang
dilakukan seperti berdiskusi dan bertanya. Berdasarkan sintaks pada model discovery learning, keterampilan komunikasi dapat ditunjukkan pada sintaks generalisasi. Pada
tahap generalisasi, peserta didik membuat kesimpulan yang mampu menjawab masalah yang diberikan oleh guru. Peserta didik dapat membuatan kesimpulan secara
lisan maupun tulisan. Hasil penilaian keterampilan proses sains peserta didik yang berupa
komunikasi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan lembar observasi disajikan pada Tabel 13.
Tabel 13 Hasil Pengamatan Keterampilan Komunikasi
No Keterampilan Komunikasi
Kegiatan Rata-Rata
Kategori Praktikum
Teori 1
Kelas Eksperimen 89
82 86
Sangat Baik 2
Kelas Kontrol 78
81 80
Baik
64 Peserta didik melakukan keterampilan berkomunikasi dalam setiap
kegiatannya. Berdasarkan Tabel 13, keterampilan komunikasi pada kelas eksperimen berada pada kategori Sangat Baik, sedangkan pada kelas kontrol berada pada kategori
Baik. Sehingga, keterampilan komunikasi peserta didik di kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Hal tersebut membuktikan bahwa model discovery
learning dapat memunculkan keterampilan peserta didik yang berupa komunikasi. Dengan model discovery learning, peserta didik memiliki kesempatan berpendapat
yang lebih banyak dibandingkan model kooperatif. Karena dengan model discovery learning, peserta didik tidak terpaku pada guru atau student centered. Hal ini sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh Rose Amnah Abd Rauf, dkk 2013 yang mengatakan bahwa keterampilan komunikasi pada kegiatan diskusi memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk membentuk rasa percaya diri peserta didik dalam tanya jawab dengan kalimat mereka sendiri. Aktivitas peserta didik dari kelas
eksperimen yang sedang mengomunikasikan hasil diskusinya dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5 Peserta Didik Mengomunikasikan Hasil Diskusi
Selain lembar observasi, keterampilan proses sains peserta didik yang berupa observasi dapat diukur dengan soal yang telah dikategorikan berdasarkan indikator
65 keterampilan proses sains. Pada soal essay nomor 1 dan 2 digunakan untuk mengukur
keterampilan komunikasi peserta didik. Soal nomor 1, dari 32 peserta didik di kelas eksperimen terdapat 59 peserta didik yang menjawab benar dengan sempurna.
Kemudian pada soal nomor 2, dari 32 peserta didik di kelas eksperimen terdapat 63 peserta didik yang menjawab benar dengan sempurna. Sedangkan soal nomor 1 , dari
30 peserta didik di kelas kontrol terdapat 60 peserta didik yang menjawab benar dengan sempurna. Dan pada soal nomor 2, dari 32 peserta didik di kelas kontrol
terdapat 43 peserta didik yang menjawab benar dengan sempurna Hal tersebut membuktikan bahwa keterampilan proses sains peserta didik yang berupa komunikasi
pada kelas eksperimen hampir sama dengan kelas kontrol.
c.
Klasifikasi
Klasifikasi merupakan keterampilan yang berupa mengelompokkan objek pengamatan berdasarkan sifat-sifatnya
Trianto, 2010 .
Klasifikasi dapat berupa mengidentifikasi suatu sifat secara umum dan mengelompokkan beberapa benda
berdasarkan karakteristiknya Sani, 2016 .
Keterampilan klasifikasi dapat diperoleh dalam kegiatan yang dilakukan seperti mengelompokkan data hasil pengamatan dan mengidentifikasi persamaan atau
perbedaan sifat dari semua objek. Berdasarkan sintaks pada model discovery learning, keterampilan klasifikasi dapat ditunjukkan pada sintaks pengolahan data.
Pada sintaks pengolahan data, peserta didik mengolah data dan informasi yang telah diperoleh berdasarkan hasil observasi, yang kemudian diklasifikasikan berdasarkan
sifatnya.
66 Hasil penilaian keterampilan proses sains peserta didik yang berupa klasifikasi
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan lembar observasi disajikan pada Tabel 14.
Tabel 14 Hasil Pengamatan Keterampilan Klasifikasi
No Keterampilan Klasifikasi
Kegiatan Rata-Rata
Kategori Praktikum
Teori 1
Kelas Eksperimen 90
81 86
Sangat Baik 2
Kelas Kontrol 81
77 79
Baik Berdasarkan Tabel 14, keterampilan klarifikasi di kelas eksperimen berada
pada kategori Sangat Baik, sedangkan di kelas kontrol berada pada kategori Baik. Sehingga, keterampilan klarifikasi peserta didik di kelas eksperimen lebih baik
dibandingkan kelas kontrol. Hal tersebut membuktikan bahwa penggunaan model discovery learning mampu meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik
yang berupa klasifikasi.
Selain lembar observasi, keterampilan proses sains peserta didik yang berupa klasifikasi dapat diukur dengan soal yang telah dikategorikan berdasarkan indikator
keterampilan proses sains. Pada soal essay nomor 4 dan 5 digunakan untuk mengukur keterampilan klasifikasi peserta didik. Soal nomor 4, dari 32 peserta didik di kelas
eksperimen terdapat 69 peserta didik yang menjawab benar dengan sempurna. Kemudian pada soal nomor 5, dari 32 peserta didik di kelas eksperimen terdapat 22
peserta didik yang menjawab benar dengan sempurna. Sedangkan soal nomor 4 , dari 30 peserta didik di kelas kontrol terdapat 50 peserta didik yang menjawab benar
dengan sempurna. Dan pada soal nomor 5, dari 30 peserta didik di kelas kontrol
67 terdapat 7 peserta didik yang menjawab benar dengan sempurna. Dengan demikian,
keterampilan proses sains peserta didik yang berupa klasifikasi pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Berdasarkan Gambar 6, terlihat
bahwa peserta didik kelas eksperimen mengklasifiikasi data secara detail. Sedangkan peserta didik di kelas kontrol mengklasifiikasi data terpaku pada informasi yang
terdapat di soal.
Kelas Eksperimen Model Discovery Learning
Kelas Kontrol Model Kooperatif
Gambar 6
Jawaban Keterampilan Klasifikasi
68 d.
Prediksi
Prediksi merupakan keterampilan yang berupa meramalkan hasil-hasil yang mungkin terjadi dari
suatu percobaan. Peramalan tersebut dapat diperoleh dari pengamatan dan inferensi sebelumnya Trianto, 2010. Sebelum melaksanakan
praktikum, peserta didik diminta untuk memprediksi hasil yang mungkin terjadi. Keterampilan prediksi dapat diperoleh dalam kegiatan yang dilakukan seperti
mengungkapkan apa yang mungkin terjadi dan mengidentifikasi masalah melalui pengamatan. Berdasarkan sintaks pada model discovery learning, keterampilan
prediksi dapat ditunjukkan pada sintaks identifikasi masalah. Pada sintaks identifikasi masalah, peserta didik diberikan kesempatan untuk mengidentifikasi masalah yang
relevan pada materi pembelajaran. Hasil penilaian keterampilan proses sains peserta didik yang berupa prediksi
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan lembar observasi disajikan pada Tabel 15.
Tabel 15 Hasil Pengamatan Keterampilan Prediksi
No Keterampilan Prediksi
Kegiatan Rata-Rata
Kategori Praktikum
Teori 1
Kelas Eksperimen 78
76 77
Baik 2
Kelas Kontrol 72
71 72
Baik Berdasarkan Tabel 15, keterampilan prediksi peserta didik di kelas
eksperimen dan kelas kontrol berada pada kategori baik. Namun, rata-rata presentase di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Sehingga, keterampilan
proses prediksi peserta didik di kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas
69 kontrol. Keterampilan prediksi dapat diperoleh melalui kegiatan praktikum maupun
teori. Guru meminta peserta didik untuk mengungkapkan apa yang mungkin terjadi pada percobaan maupun pada video yang ditampilkan oleh guru. Dengan demikian,
peserta didik akan memiliki keterampilan proses sains yang berupa prediksi. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rose Amnah Abd Rauf, dkk
2013 yang menyatakan bahwa guru harus memberikan kesempatan peserta didik agar keterampilan proses sains peserta didik yang berupa prediksi dapat tebentuk.
Selain lembar observasi, keterampilan proses sains peserta didik yang berupa prediksi dapat diukur dengan soal yang telah dikategorikan berdasarkan indikator
keterampilan proses sains. Pada soal essay nomor 5 digunakan untuk mengukur keterampilan prediksi peserta didik. Soal nomor 5, dari 32 peserta didik di kelas
eksperimen terdapat 22 peserta didik yang menjawab benar dengan sempurna. Sedangkan soal nomor 5, dari 30 peserta didik di kelas kontrol terdapat 7 peserta
didik yang menjawab benar dengan sempurna. Berdasarkan jawaban peserta didik, keterampilan proses sains peserta didik yang berupa prediksi pada kelas eksperimen
lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Dengan demikian, penggunaan model
discovery learning mampu meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik yang berupa prediksi.
e.
Inferensi
Inferensi merupakan kesimpulan sementara yang sering dilakukan oleh ilmuwan setiap melakukan penelitian. Contoh keterampilan inferensi meliputi
70 mengaitkan pengamatan dengan pengalaman atau pengetahuan sebelumnya dan
mengajukan penjelasan untuk melaksanakan pengamatan Trianto, 2010
. Keterampilan inferensi dapat diperoleh dalam kegiatan yang dilakukan seperti
menginterpretasikan data yang diperoleh, membuat kesimpulan sementara dan memisahkan informasi yang tidak essensial dengan tepat. Berdasarkan sintaks pada
model discovery learning, keterampilan inferensi dapat ditunjukkan pada sintaks verifikasi. Pada sintaks verifikasi, peserta didik melakukan pemeriksaan secara
cermat untuk membuktikan keseimpulan sementara yang telah ia peroleh. Hasil penilaian keterampilan proses sains peserta didik yang berupa inferensi
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan lembar observasi disajikan pada Tabel 16.
Tabel 16 Hasil Pengamatan Keterampilan Inferensi
No Keterampilan Inferensi
Kegiatan Rata-Rata
Kategori Praktikum
Teori 1
Kelas Eksperimen 86
83 85
Sangat Baik 2
Kelas Kontrol 67
78 73
Baik Berdasarkan Tabel 16, keterampilan inferensi peserta didik di kelas
eksperimen berada pada kategori sangat baik, sedangkan pada kelas kontrol berada pada kategori baik. Sehingga, keterampilan inferensi peserta didik di kelas
eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Selain itu, pada kegiatan praktikum, keterampilan inferensi lebih tinggi dibandingkan kegiatan teori. Hal
tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Abdullah Aydin 2013 yang menyatakan bahwa pada kegiatan praktikum keterampilan inferensi merupakan
71 keterampilan yang paling menonjol, karena keterampilan inferensi memiliki tingkat
penguasaan yang tinggi. Keterampilan ini merupakan keterampilan membuat kesimpulan yang diperoleh dari pengamatan sebelumnya.
Selain lembar observasi, keterampilan proses sains peserta didik yang berupa inferensi dapat diukur dengan soal yang telah dikategorikan berdasarkan indikator
keterampilan proses sains. Pada soal essay nomor 1, 2, 3, 5, 6, dan 7 digunakan untuk mengukur keterampilan prediksi peserta didik. Soal nomor 1, 2, 3, 5, 6, dan 7 dari 32
peserta didik di kelas eksperimen secara berturut-turut terdapat 59, 63, 16, 22, 9, dan 3 peserta didik yang menjawab benar dengan sempurna. Sedangkan
soal nomor 1, 2, 3, 5, 6, dan 7 dari 30 peserta didik di kelas kontrol secara berturut- turut terdapat 60, 43, 3,7, 7, dan 0 peserta didik yang menjawab benar
dengan sempurna. f.
Mengorganisasikan data dan tabel
Keterampilan ini menyajikan data ke dalam bentuk tabel dan m
engorganisasikan informasi yang diperoleh dari percobaan. Dengan demikian, data
yang diperoleh dapat dimaknai dengan mudah. Keterampilan mengorganisasikan data dan tabel dapat diperoleh dalam
kegiatan yang dilakukan seperti mengorganisasikan informasi dan menyajikan data hasil pengamatan kedalam bentuk tabel. Berdasarkan sintaks pada model discovery
learning, keterampilan mengorganisasikan data dan tabel dapat ditunjukkan pada sintaks pengolahan data. Pada sintaks pengolahan data, peserta didik diarahkan untuk
mengorganisasikan data hasil pengamatan ke dalam bentuk tabel.
72 Hasil penilaian keterampilan proses sains peserta didik yang berupa
mengorganisasikan data dan tabel pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan lembar observasi disajikan pada Tabel 17.
Tabel 17 Hasil Pegamatan Keterampilan Mengorganisasikan Data dalam Tabel
No Keterampilan
Mengorganisasikan Data dan Tabel
Kegiatan Rata-Rata
Kategori Praktikum
Teori 1
Kelas Eksperimen 92
79 86
Sangat Baik 2
Kelas Kontrol 85
73 79
Baik Berdasarkan Tabel 17, keterampilan mengorganisasikan data dan tabel peserta
didik di kelas eksperimen berada pada kategori Sangat Baik, sedangkan di kelas kontrol berada pada kategori Baik. Sehingga, keterampilan mengorganisasikan data
dan tabel peserta didik di kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Hal tersebut membuktikan bahwa penggunaan model discovery learning mampu
meningkatkan keterampilan
proses sains
peserta didik
yang berupa
mengorganisasikan data dan tabel.
Selain lembar observasi, keterampilan proses sains peserta didik yang berupa mengorganisasikan data dan tabel dapat diukur dengan soal yang telah dikategorikan
berdasarkan indikator keterampilan proses sains. Pada soal essay nomor 5 digunakan untuk mengukur keterampilan mengorganisasikan data dan tabel peserta didik. Soal
nomor 5, dari 32 peserta didik di kelas eksperimen terdapat 22 peserta didik yang menjawab benar dengan sempurna. Sedangkan soal nomor 5, dari 30 peserta didik di
kelas kontrol terdapat 7 peserta didik yang menjawab benar dengan sempurna. Hal tersebut membuktikan bahwa keterampilan proses sains peserta didik yang berupa
73 mengorganisasikan data dan tabel pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan
kelas kontrol. Berdasarkan Gambar 7, terlihat bahwa peserta didik kelas eksperimen mengorganisasikan data ke dalam tabel secara detail. Sedangkan peserta didik di
kelas kontrol mengorganisasikan data ke dalam tabel terpaku pada informasi yang terdapat di soal.
Kelas Eksperimen Model Discovery Learning
Kelas Kontrol Model Kooperatif
Gambar 7 Jawaban Keterampilan Mengorganisasikan Data dan Tabel
g.
Menganalisis data
Agar data hasil pengamatan mudah dipahami, peserta didik perlu mencatat setiap pengamatan secara terpisah. Kemudian, menghubungkan pengamatan terpisah
secara tepat agar dapat menemukan suatu pola dalam satu seri pengamatan, sehingga peserta didik dapat mengambil kesimpulan Dahar, 1986.
Keterampilan menganalisis data dapat diperoleh dalam kegiatan yang dilakukan seperti mengolah data hasil pengamatan dan mencatat setiap hasil
74 pengamatan secara terpisah. Berdasarkan sintaks pada model discovery learning,
keterampilan menganalisis data dapat ditunjukkan pada sintaks pengumpulan data dan pengolahan data. Pada sintaks pengumpulan data, peserta didik mengumpulkan
data hasil pegamatan. Sedangkan pada sintaks pengolahan data, peserta didik menganalisis data yang telah dikumpulkan.
Hasil penilaian keterampilan proses sains peserta didik yang berupa menganalisis data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan lembar
observasi disajikan pada Tabel 18.
Tabel 18 Hasil Pengamatan Keterampilan Menganalisis Data
No Keterampilan
Menganalisis Data Kegiatan
Rata-Rata Kategori
Praktikum Teori
1 Kelas Eksperimen
85 83
84 Sangat Baik
2 Kelas Kontrol
79 83
81 Sangat Baik
Berdasarkan Tabel 18, keterampilan menganalisis data peserta didik di kelas eksperimen dan kelas kontrol berada pada kategori Sangat Baik. Namun, rata-rata
presentase di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Sehingga, keterampilan menganalisis data peserta didik di kelas eksperimen lebih baik
dibandingkan kelas kontrol. Hal tersebut membuktikan bahwa penggunaan model discovery learning mampu meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik
yang berupa menganalisis data.
Selain lembar observasi, keterampilan proses sains peserta didik yang berupa menganalisis data dapat diukur dengan soal yang telah dikategorikan berdasarkan
indikator keterampilan proses sains. Pada soal essay nomor 4 dan 6 digunakan untuk
75 mengukur keterampilan klasifikasi peserta didik. Soal nomor 4, dari 32 peserta didik
di kelas eksperimen terdapat 69 peserta didik yang menjawab benar dengan sempurna. Kemudian pada soal nomor 6, dari 32 peserta didik di kelas eksperimen
terdapat 9 peserta didik yang menjawab benar dengan sempurna. Sedangkan soal nomor 4, dari 30 peserta didik di kelas kontrol terdapat 50 peserta didik yang
menjawab benar dengan sempurna. Dan pada soal nomor 6, dari 30 peserta didik di kelas kontrol terdapat 7 peserta didik yang menjawab benar dengan sempurna. Hal
tersebut membuktikan bahwa keterampilan proses sains peserta didik yang berupa
menganalisis data pada kelas eksperimen lebih baik dibandingkan kelas kontrol.
h.
Merancang eksperimen
Tugas peserta didik ialah merancang percobaan atau investigasi sesuai tujuan percobaan atau pertanyaan yang diajukan. Keterampilan yang termasuk dalam
indikator ini meliputi keterampilan menentukan alat dan bahan dan menyusun prosedur percobaan yang akan dilakukan secara mandiri Sani, 2016. Selain itu,
Keterampilan merancang eksperimen juga dapat diperoleh dalam kegiatan yang dilakukan seperti menentukan apa yang akan diamati, diukur, atau ditulis dan
menentukan variabel-variabel. Berdasarkan sintaks pada model discovery learning, keterampilan merancang
eksperimen dapat ditunjukkan pada sintaks pengumpulan data. Pada sintaks pengumpulan data, peserta didik mengumpulkan data pengamatan dengan melakukan
prosedur kerja agar peserta didik dapat melaksanakan kegiatan praktikum dengan sistematis.
76 Hasil penilaian keterampilan proses sains peserta didik yang berupa
merancang eksperimen pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan lembar observasi disajikan pada Tabel 19.
Tabel 19 Hasil Pengamatan Keterampilan Merancang Eksperimen
No Keterampilan
Merancang Eksperimen Kegiatan
Rata-Rata Kategori
Praktikum Teori
1 Kelas Eksperimen
83 81
82 Sangat Baik
2 Kelas Kontrol
83 85
84 Sangat Baik
Berdasarkan Tabel 19, keterampilan merancang eksperimen peserta didik di kelas kontrol dan kelas eksperimen berada pada kategori Sangat Baik. Namun, rata-
rata presentase di kelas kontrol terlihat lebih tinggi daripada kelas eksperimen. Hal tersebut menunjukkan bahwa peserta didik masih terbiasa dengan model
konvensional yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran, selain itu peserta didik masih terpaku oleh guru dalam pelaksanaan percobaan. Namun, selisih rata-rata
kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak terlalu jauh. Dengan demikian, penggunaan model discovery learning perlu diterapkan secara bertahap pada kegiatan praktikum,
agar keterampilan proses sains peserta indikator merancang eksperimen didik dapat terbentuk secara sempurna.
Selain lembar observasi, keterampilan proses sains peserta didik yang berupa merancang eksperimen dapat diukur dengan soal yang telah dikategorikan
berdasarkan indikator keterampilan proses sains. Pada soal essay nomor 8 digunakan untuk mengukur keterampilan merancang eksperimen peserta didik. Soal nomor 8,
dari 32 peserta didik di kelas eksperimen terdapat 3 peserta didik yang menjawab
77 benar dengan sempurna. Sedangkan soal nomor 8, dari 30 peserta didik di kelas
kontrol terdapat 7 peserta didik yang menjawab benar dengan sempurna. Hal tersebut membuktikan bahwa keterampilan proses sains peserta didik yang berupa
merancang eksperimen pada kelas kontrol lebih baik dibandingkan kelas eksperimen. Keterampilan proses sains yang berupa merancang eksperimen perlu
ditingkatkan untuk meningkatkan kemampuan proses berpikir peserta didik menjadi lebih sistematis dan kreatif. Berdasarkan Gambar 8, peserta didik menjadi lebih
kreatif dan tidak terpaku pada perintah guru dalam menyusun prosedur percobaan. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hilal Aktamis dan Omer
Ergin 2008 yang menyatakan bahwa lembar kerja peserta didik yang tidak diberikan prosedur percobaannya mampu meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik
yang berupa merancang eksperimen. Sehingga, keterampilan merancang eksperimen perlu ditekankan kepada peserta didik agar meningkatkan kreatifitas peserta didik.
Gambar 8 Langkah Kerja Kelas Eksperimen
78