81 penggunaan model discovery learning mampu meningkatkan keterampilan proses
sains peserta didik. Berdasarkan uji statistik tidak ada perbedaan keterampilan proses sains
peserta didik pada kelas yang menggunakan model pembelajaran discovery learning dengan kelas yang tidak menggunakan model disocvery learning. Namun,
berdasarkan hasil lembar observasi dan angket menunjukkan bahwa keterampilan proses sains peserta didik lebih baik dibandingkan kelas kontrol. Dengan demikian,
penggunaan model discovery learning mampu meningkatkan keterampilan proses sains peserta didik dengan baik meskipun tidak secara signifikan.
D. Keterbatasan Penelitian
Penelitian eksperimen yang dilakukan memiliki beberapa keterbatasan, yaitu: 1.
Ada beberapa peserta didik yang tidak hadir ketika proses pembelajaran, sehingga menghambat peserta didik memperoleh informasi maupun menemukan
konsep tentang larutan elektrolit dan non elektrolit. 2.
Sebelum mata pelajaran kimia adalah mata pelajaran olahraga. Sehingga konsentrasi peserta didik di kelas ekseperimen menjadi berkurang.
82
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan keterampilan proses sains peserta didik pada
kelas yang menggunakan model pembelajaran discovery learning dengan kelas yang tidak menggunakan model disocvery learning jika nilai UAS dikendalikan secara
statistik. Namun, berdasarkan hasil lembar observasi dan angket menunjukkan bahwa keterampilan proses sains peserta didik lebih baik dibandingkan kelas kontrol.
B. Implikasi
Implikasi dari hasil penelitian ini memberikan dampak positif bagi guru maupun peserta didik. Bagi guru, hasil penelitian ini bermanfaat untuk memberikan
gambaran mengenai model yang disarankan oleh pemerintah dalam Kurikulum 2013 edisi revisi, salah satunya model discovery learning. Sedangkan dampak positif bagi
peserta didik ialah meningkatkan keterampilan proses sains meskipun tidak secara signifikan dan meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Sehingga, kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik menjadi lebih baik dari sebelumnya.
83
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahsan yang diperoleh, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Pengukuran keterampilan proses sains peserta didik dengan model discovery
learning sebaiknya dilakukan pada materi yang memiliki tingkat kesulitan lebih tinggi dari larutan elektrolit dan larutan non elektrolit. Sehingga, keterampilan
proses sains peserta didik akan lebih terlihat. 2.
Observer yang digunakan untuk mengamati keterampilan proses sains peserta didik sebaiknya menggunakan orang yang sama, hal ini bertujuan untuk
mengetahui perkembangan keterampilan proses sains peserta didik dari pengamatan pertama hingga pengamatan selanjutnya.
3. Apabila dilakukan penelitian yang serupa, sebaiknya tipe penelitian yang
digunakan yaitu penelitian tindakan kelas PTK, dimana dalam penelitian tersebut menggunakan beberapa siklus, sehingga hasil yang diperoleh akan lebih
terlihat perbedaannya.
84 DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Y. 2014. Desain Sistem Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: Refika Aditama.
Aktamis, H., Ergin, O. 2008. The effect of scientific process skills education on students’ scientific creativity, science attitudes and academic achievements.
Asia-Pacific Forum on Science Learning and Teaching, 4, 1-21. Astuti, S.R. 2016. Pengembangan Instrumen Penilaian Terintegrasi untuk
Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Proses Sains Kimia SMA Kelas X pada Materi Larutan Elektrolit. Tesis magister, tidak diterbitkan,
Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta
Alex, A.M., Olobusuyi, F.M. 2013. Guided-discovery Learning Strategy and Senior School Students Performance in Mathematics in Ejigbo, Nigeria. Journal
of Education and Practice, 4, 82-89.
Arifin, Z. 2012. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Aydin, A. 2013. Representation of science process skills in the chemistry curricula for grades 10, 11 and 12 turkey. International Journal of Education
and Practice, 5, 51-63.
Bailer, J., Ramig, J.E., Ramsey, J.M. 2006. Teaching Science Process Skills. Michigan: Milestone.
Balim, A.G. 2009. The effects of discovery learning on students’ succes and
inquiry learning skills. Eurasian Journal of Educational Research, 35, 1-20. Bird, T. 1987. Kimia Fisika untuk Universitas. Jakarta: Gramedia.
Carin, A.A., Sund, R.B. 1989. Teaching Science Through Discovery. United States of America: Merrill.
Dahar, R.W., Liliasari. 1986. Buku Materi Pokok Pengelolaan Pengajaran Kimia. Jakarta: Depdikbud.
Dewi, R., Supriyanti, F.M.T., Dwiyanti, G. 2016. Analisis penguasaan konsep larutan elektrolit-nonelektrolit siswa menggunakan siklus belajar hipotesis
deduktif. EduChemia, 2, 98-109.