52 masing-masing kelas diberi perlakuan yang berbeda. Pada kelas eksperimen
menggunakan model discovery learning. Sedangkan kelas kontrol tidak menggunakan model discovery learning, melainkan menggunakan model kooperatif.
1. Pelaksanaan Model Pembelajaran Discovery Learning
Proses pembelajaran di kelas eksperimen menggunakan model discovery learning. Model Discovery learning merupakan suatu rangkaian kegiatan
pembelajaran yang melibatkan kemampuan peserta didik secara maksimal untuk menyelidiki pengetahuan secara sistematis, kritis, dan logis. Sehingga, peserta didik
dapat menemukan pengetahuan sendiri, menumbuhkan sikap ilmiah peserta didik, dan menghasilkan keterampilan sebagai wujud adanya perubahan perilaku peserta
didik Hanafiah Suhana, 2012. Model ini terdiri dari enam langkah, yaitu stimulasipemberian rangsangan, pernyataanidentifikasi masalah, pengumpulan data,
pengolahan data, verifikasi, dan generalisasi Ratumanan, 2015. Materi yang digunakan ialah larutan elektrolit dan nonelektrolit. Pelaksanaan
penelitian membutuhkan 6x45 jam pertemuan, sehingga penelitian berlangsung selama 4 kali pertemuan dalam 2 minggu.
a. Pertemuan pertama
Pada pertemuan pertama di kelas eksperimen melaksanakan praktikum dengan alat dan bahan yang telah disediakan. Peserta didik juga diberikan LKPD sebagai
acuan dalam pelaksanaan praktikum. Namun pada LKPD kelas eksperimen tidak tercantum rumusan masalah, nama alat, bahan, prosedur percobaan, daftar bahan pada
53 tabel. Sehingga peserta didik dituntut untuk mandiri dalam menemukan sebuah
konsep. Sebelum melaksanakan praktikum, peserta didik diberi arahan mengenai
aturan pada praktikum yang akan berlangsung. Kemudian, perwakilan dari masing- masing kelompok mengambil alat dan bahan yang tersedia di meja khusus. Setelah
itu, peserta didik mulai melaksanakan praktikum. Setelah selesai menguji daya hantar listrik dari masing-masing larutan, peserta didik, mengisi bagian-bagian yang masih
kosong pada LKPD rumusan masalah, alat, bahan, prosedur percobaan, tabel, kesimpulan, dan menjawab pertanyaan. Selama proses praktikum, observer
mengamati beberapa kelompok untuk mengetahui keterampilan proses sains peserta didik.
b. Pertemuan kedua
Pertemuan kedua sangat berbeda dengan pertemuan pertama. Alokasi waktu yang dibutuhkan pada pertemuan ini 1x45 menit. Pada pertemuan ini, peserta didik
diberikan video yang dapat memperkuat konsep pada saat mereka melaksanakan praktikum sebelumnya. Guru memberikan beberapa video yang berupa proses suatu
larutan dapat menghantarkan arus listrik. Peran guru pada hari kedua hanya sebagai fasilitator, sehingga peserta didik
dapat menemukan suatu konsep secara mandiri. Namun, guru tetap memperbaiki jika peserta didik salah konsep dan memberikan penguatan pada kegiatan penutup.
Selama proses pembelajaran, observer mengamati beberapa kelompok untuk mengetahui keterampilan proses sains peserta didik.
54 c.
Pertemuan ketiga Alokasi waktu yang dibutuhkan pada pertemuan ketiga sebanyak 2x45 menit.
Pertemuan ketiga hampir sama dengan pertemuan kedua. Pada pertemuan ini, peserta didik diberikan video yang berupa senyawa ion dan senyawa kovalen polar yang
dapat menghantarkan listrik serta derajat disosiasi. Setelah penayangan video, peserta didik berdiskusi mengenai soal latihan yang diberikan oleh guru.
Peran guru pada hari ketiga sebagai fasilitator, sehingga peserta didik dapat menemukan suatu konsep secara mandiri. Namun, guru tetap memperbaiki jika
peserta didik salah konsep dan memberikan penguatan pada kegiatan penutup. Selama proses pembelajaran, observer mengamati beberapa kelompok untuk
mengetahui keterampilan proses sains peserta didik. d.
Pertemuan keempat Pertemuan terakhir peserta didik mengerjakan soal essay sebanyak 8 soal.
Soal ini diadopsi dari Thesis Sri Rejeki Dwi Astuti yang berjudul “Pengembangan
Instrumen Penilaian Terintegrasi untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Proses Sains Kimia Siswa SMA Kelas X pada Materi Larutan
Elektrolit”. Hasil tes digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains dari masing-masing peserta didik. Setelah mengerjakan soal, peserta didik mengisi angket
keterampilan proses yang terdapat 12 pernyataan. Pada penerapan model discovery learning di kelas eksperimen, terdapat
manfaat bagi masing-masing peserta didik, antara lain: