Pelaksanaan Model Pembelajaran Discovery Learning

55 a. Peserta didik memiliki kesempatan untuk mengembangkan keterampilan proses sains, memunculkan ide, dan mengasah kreativitas. Hal tesebut dikarenakan peserta didik menyusun langkah-langkah praktikum dengan sendiri. Selain itu, peserta didik diminta untuk menggunakan alat yang diperlukan saja, sehingga peserta didik akan lebih bijak dalam menggunakan alat. b. Peserta didik tidak bergantung pada perintah guru maupun petunjuk praktikum, sehingga akan meningkatkan kesadaran peserta didik untuk aktif dan mandiri. c. Wawasan peserta didik menjadi lebih luas, karena peserta didik mencari referensi tidak hanya dari satu sumber, melainkan dari berbagai sumber. Sehingga, peserta didik terbiasa untuk membaca dan mengolah informasi dari berbagi referensi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ali Gunay Balim 2009 yang mengatakan bahwa model discovery learning mampu membentuk karakter peserta didik menjadi lebih aktif ketika berpendapat dan berdiskusi mengenai konsep yang sedang dipelajari, aktif bertanya, dan mencari informasi dengan sendiri. Dengan kata lain, model discovery learning merupakan salah satu model yang dapat meningkatkan keaktifan peserta didik. Model ini melatih peserta didik untuk mencari dan menemukan solusi dari suatu permasalahan. Oleh karena itu, peserta didik harus ikut berpartisipasi dengan aktif ketika proses pembelajaran berlangsung. Selama proses pembelajaran model discovery learning terjadi beberapa kendala yang menghambat pelaksanaan pembelajaran. Adapun Kendala tersebut yaitu: 56 a. Proses pembelajaran model discovery learning membutuhkan waktu yang lama. Sehingga pada pelaksanaan praktikum, tidak semua bahan dapat diuji oleh peserta didik. b. Pengetahuan peserta didik berbeda-beda, sehingga terlihat mendominasi ketika sedang melaksanakan praktikum maupun diskusi. Namun, kerjasama antar anggota kelompok masih terjalin dengan baik. c. Peserta didik masih terbiasa dengan teacher centered, sehingga ketika sedang kegiatan praktikum, sebagian peserta didik masih merasa bingung dengan apa yang akan mereka lakukan di laboraturium dan hasil apa yang akan mereka dapatkan. Hal tesebut sesuai dengan hasil observasi pada penelitian yang dilakukan oleh Hilal Aktamis dan Omer Ergin. Dari penelitian tersebut, guru masih terbiasa menjelaskan konsep terlebih dahulu dan selanjutnya melaksanakan praktikum agar peserta didik dapat lebih memahami konsep. Sehingga, peserta didik hanya terpaku pada konsep yang telah diberikan oleh guru sebelumya, dibandingkan menemukan konsep dengan sendiri.

2. Pelaksanaan Model Pembelajaran Non Discovery Learning

Model pembelajaran yang digunakan pada kelas kontrol yaitu model kooperatif. Model kooperatif merupakan kegiatan belajar peserta didik di dalam suatu tim untuk menyelesaikan tugas-tugas kelompok maupun memecahkan masalah. Langkah model kooperatif yaitu menyampaikan tujuan dan memotivasi peserta didik, 57 menyajikan informasi, mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok, membimbing kelompok belajar, evaluasi, dan memberikan penghargaan. Materi yang digunakan ialah larutan elektrolit dan nonelektrolit. Pelaksanaan penelitian membutuhkan 6x45 jam pertemuan, sehingga penelitian berlangsung selama 4 kali pertemuan dalam 2 minggu. a. Pertemuan pertama Alokasi waktu yang dibutuhkan pada pertemuan pertama sebanyak 2x45 menit. Pertemuan ini guru menjelaskan larutan elektrolit dan nonelekrtrolit yang berupa proses suatu larutan serta senyawa ion dan senyawa kovalen polar yang dapat menghantarkan listrik. Guru menjelaskan tayangan video, sehingga peserta didik terpusat pada guru. Kemudian, pada akhir pembelajaran, peserta diberi waktu untuk berdiskusi mengenai latihan soal yang diberikan oleh guru. Selama proses pembelajaran, observer mengamati beberapa kelompok untuk mengetahui keterampilan proses sains peserta didik. b. Pertemuan kedua Alokasi waktu yang dibutuhkan pada pertemuan kedua sebanyak 1x45 menit. Pertemuan ini guru menjelaskan derajat disosiasi. Pada pertemuan ini hampir sama dengan pertemuan pertama, peserta didik tetap terpusat pada guru selama proses pembelajaran berlangsung. Setelah menjelaskan video, peserta didik berdiskusi mengenai soal latihan yang diberikan oleh guru. Selama proses pembelajaran, observer mengamati beberapa kelompok untuk mengetahui keterampilan proses sains peserta didik. 58 c. Pertemuan ketiga Pada pertemuan ketiga peserta didik melaksanakan praktikum dengan alat dan bahan yang telah disediakan. Peserta didik juga diberikan LKPD sebagai acuan dalam pelaksanaan praktikum. Perbedaan LKPD kelas kontrol dengan kelas eksperimen adalah terteranya alat, bahan, prosedur percobaan, dan daftar bahan pada tabel. Sehingga, peserta didik dapat langsung melaksanakan praktikum dengan bantuan LKPD. Sebelum melaksanakan praktikum, peserta didik diberi arahan mengenai aturan pada praktikum yang akan berlangsung. Kemudian, peserta didik mulai melaksanakan praktikum. Setelah selesai menguji daya hantar listrik dari masing- masing larutan, peserta didik diberi kesempatan untuk berdiskusi, mengisi tabel yang masih kosong pada LKPD, dan menjawab pertanyaan. Selama proses praktikum, observer mengamati beberapa kelompok untuk mengetahui keterampilan proses sains peserta didik. d. Pertemuan keempat Pertemuan terakhir peserta didik mengerjakan soal essay sebanyak 8 soal. Soal ini diadopsi dari Thesis Sri Rejeki Dwi Astuti yang berjudul “Pengembangan Instrumen Penilaian Terintegrasi untuk Mengukur Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Proses Sains Kimia Siswa SMA Kelas X pada Materi Larutan Elektrolit”. Hasil tes digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains dari masing-masing peserta didik. Setelah mengerjakan soal, peserta didik mengisi angket keterampilan proses sains yang terdapat 12 pernyataan. 59

3. Keterampilan Proses Sains Peserta Didik pada setiap Indikator

a. Observasi Keterampilan observasi dapat diperoleh peserta didik dengan menggunakan semaksimal mungkin alat indra penglihatan, pendengaran, perasa, dan penciuman. Dengan demikian, peserta didik dapat menemukan fakta-fakta yang relevan dan mampu mencari kesamaan ataupun perbedaan pada objek yang diamati Wilis, 1986. Keterampilan observasi dapat diperoleh dalam setiap kegiatan yang dilakukan seperti mengamati gejala percobaan, mengamati video, dan membaca referensi. Berdasarkan sintaks pada model discovery learning, keterampilan observasi dapat ditunjukkan pada sintaks stimulasi dan pengumpulan data. Pada sintaks stimulasi, peserta didik dihadapkan pada kondisi yang menunjukkan masalah, sehingga pada kegiatan praktikum dan teori peserta didik akan terdorong untuk melakukan observasi. Pada sintaks pengumpulan data, peserta didik ditugaskan untuk melakukan kegiatan eksplorasi, pencarian, dan penelusuran dalam rangka mengumpulkan informasi yang relevan. Dengan demikian, secara tidak langsung peserta didik akan melakukan observasi untuk memperoleh informasi yang ia butuhkan. Hasil pengamatan keterampilan proses sains peserta didik yang berupa observasi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdasarkan lembar observasi disajikan pada Tabel 12.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

ANALISIS SISTEM TEBANG ANGKUT DAN RENDEMEN PADA PEMANENAN TEBU DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA X (Persero) PABRIK GULA DJOMBANG BARU

36 327 27

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

A DESCRIPTIVE STUDY ON THE TENTH YEAR STUDENTS’ RECOUNT TEXT WRITING ABILITY AT MAN 2 SITUBONDO IN THE 2012/2013 ACADEMIC YEAR

5 197 17

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Integrated Food Therapy Minuman Fungsional Nutrafosin Pada Penyandang Diabetes Mellitus (Dm) Tipe 2 Dan Dislipidemia

5 149 3