Penelitian yang Relevan KAJIAN PUSTAKA
29 SMA Negeri 11 Yogyakarta merupakan salah satu sekolah yang baru
menerapkan Kurikulum 2013 edisi revisi dalam proses pembelajarannya. Kurikulum 2013 edisi revisi baru diterapkan pada kelas X. Berdasarkan susunan materi pelajaran
kimia kelas X di silabus Kurikulum 2013 edisi revisi masih didominasi dengan teori yang abstrak. Sehingga, guru hanya dapat menggunakan metode ceramah, penugasan,
tanya jawab, dan diskusi. Model pembelajaran yang digunakan oleh guru juga masih kurang variatif. Contohnya, penggunaan model discovery learning belum pernah
diterapkan. Selain itu, kegiatan praktikum di kelas X juga belum banyak dilakukan oleh guru. Sehingga, peserta didik belum dilatih untuk menemukan konsep dengan
sendirinya dan peserta didik tidak dapat mengembangkan keterampilan proses dan sikap ilmiahnya.
Model discovery learning merupakan model yang melibatkan peserta didik secara langsung dalam proses menemukan suatu konsep. Selain itu peserta didik juga
dilibatkan secara aktif dengan mendengarkan, berbicara, membaca, melihat, dan berfikir, sehingga akan tercipta student centered dibandingkan teacher centered
Suprihatiningrum, 2014. Model discovery learning juga akan mendorong peserta didik untuk berfikir dan merumuskan hipotesisnya sendiri Saefuddin Ika, 2015.
Diterapkannya model discovery learning pada proses pembelajaran akan menumbuhkan keterampilan proses sains peserta didik. Karena, keterampilan proses
sains dapat diperoleh melalui kegiatan praktikum. Salah satu tujuan pendidikan sains adalah membentuk keterampilan proses sains peserta didik. Dengan kata lain, peserta
didik dapat menentukan masalah di sekitar mereka, mengamati, menganalisis,
30 berhipotesis, bereksperimen, menyimpulkan, menggeneralisasi, dan menerapkan
informasi yang mereka miliki dengan keterampilan yang mereka perlukan Aktamis Ergin, 2008.
Keterampilan proses memungkinkan peserta didik untuk memperoleh keberhasilan belajar yang optimal. Dengan keterampilan proses yang dilatihkan,
peserta didik akan lebih mudah menguasai dan memahami materi pelajaran karena peserta didik belajar dengan berbuat learning by doing Suprihatiningrum, 2014.
Penelitian ini menggunakan dua kelas yang berupa kelas ekseperimen dan kelas kontrol. Untuk mengukur keterampilan proses sains peserta didik dari masing-
masing kelas perlu adanya penerapan model pembelajaran. Sehingga, pada kelas eksperimen menggunakan model discovery learning. Sedangkan kelas kontrol
menggunakan model kooperatif. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi, angket, dan soal yang dapat mengukur keterampilan proses
sains. Skala penilaian pada lembar observasi diterapkan pada setiap proses pembelajaran oleh observer. Kemudian, daftar pernyataan pada angket respon peserta
didik diterapkan pada akhir pertemuan. Lalu, pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan soal yang sama, agar peneliti dapat mengukur keterampilan proses peserta
didik di masing-masing kelas.