Pengaruh Skema Kompensasi terhadap Budgetary Slack

informasi sedang, dan asimetri informasi tinggi menunjukkan bahwa asimetri informasi rendah memiliki mean sebesar 0,1538 sementara asimetri informasi sedang memiliki mean sebesar 0,1712 dan asimetri informasi tinggi memiliki mean sebesar 0,2727. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa manajer bawah dengan kondisi asimetri informasi rendah memiliki kecenderungan untuk menghindari budgetary slack, mengalami peningkatan pada kondisi asimetri informasi sedang, dan cenderung melakukan budgetary slack pada kondisi asimetri informasi tinggi H 4 diterima. Hasil uji Post Hoc menunjukkan bahwa selisih rata-rata nilai budgetary slack antara kelompok asimetri informasi rendah dengan asimetri informasi tinggi adalah yang paling tinggi daripada selisih rata- rata nilai budgetary slack antara kelompok asimetri informasi rendah dengan kelompok asimetri informasi sedang, yaitu 0,1189 0,0174. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada kondisi asimetri informasi tinggi, manajer bawah memiliki kecenderungan untuk melakukan budgetary slack yang tinggi. Adanya kondisi asimetri informasi antara manajer atas dengan manajer bawah memunculkan kebijakan untuk melakukan penganggaran secara partisipatif dimana manajer bawah ikut terlibat dalam proses penyusunan anggaran dan memiliki pengaruh dalam penentuan anggaran final. Penganggaran partisipatif dilakukan dengan tujuan agar manajer bawah dapat memberikan informasi yang dimiliki terkait dengan unit tanggungjawab yang dipimpinnya dimana informasi tersebut diperlukan untuk menyusun anggaran yang optimal. Disamping dari pelaksanaan parisipasi anggaran yang bertujuan untuk mendapatkan informasi dari manajer bawah, seringkali terjadi penyimpangan dimana manajer bawah justru memanfaatkan adanya kebijakan partisipasi anggaran untuk membuat slack dalam anggaran yang diusulkan agar lebih rendah dari kemampuan kinerja yang sesungguhnya dimiliki. Hal tersebut dilakukan manajer bawah dengan didorong oleh berbagai motivasi, salah satunya adalah untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Adanya kondisi asimetri informasi dimanfaatkan manajer bawah untuk melakukan budgetary slack menunjukkan adanya perbedaan tujuan dan kepentingan yang dimiliki antara manajer bawah dengan manajer atas. Hal ini selaras dengan teori agensi yang menyatakan bahwa manajer bawah dan manajer atas memiliki perbedaan kepentingan. Manajer atas berorientasi untuk terus meningkatkan profitabilitas dan kelangsungan hidup going concern perusahaan, sedangkan manajer bawah lebih berorientasi pada keuntungan pribadi yang bisa didapatkan, biasanya melalui insentif atau bonus. Hal ini terbukti pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa skema insentif yang dibentuk berdasarkan selisih antara anggaran dengan pencapaian yang sesungguhnya akan membuat manajer bawah melakukan budgetary slack ketika berada pada kondisi asimetri informasi. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Anthony Govindarajan 2005 yang menyatakan bahwa perbedaan tujuan antara manajer atas dan manajer bawah dapat menyebabkan manajer bawah salah menyajikan informasi kepada manajer atas. Kesalahan dalam pemberian informasi dari manajer bawah kepada manajer atas terjadi karena manajer bawah tidak memberikan informasi privat yang sebenarnya. Dalam hal penyusunan anggaran secara partisipatif, penyembunyian informasi privat tersebut dilakukan dengan tujuan agar anggaran yang ditetapkan lebih mudah untuk dicapai. Pada penganggaran partisipatif, semakin tinggi tingkat asimetri informasi maka akan semakin dimanfaatkan oleh manajer bawah dalam membuat slack dalam anggaran yang diusulkan. Hal ini terjadi karena semakin tinggi tingkatan asimetri informasi yang ada, maka akan semakin tinggi pula kesempatan yang dimiliki manajer bawah untuk melakukan budgetary slack karena informasi mengenai kemampuan kinerja sebenarnya hanya dimiliki oleh manajer bawah dan tidak diketahui oleh manajer atas. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Stevens 2002 yang dalam penelitiannya menemukan bahwa asimetri informasi memiliki pengaruh terhadap budgetary slack. Stevens 2002 menelti mengenai pengaruh etika dan reputasi terhadap budgetary slack dengan kondisi jika dihadapkan pada berbagai tingkatan asimetri informasi. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian Tri Siwi Nugrahani 2005 yang dalam penelitiannya menemukan bahwa manajer bawah dengan kondisi asimetri informasi tinggi cenderung menciptakan budgetary slack yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan kondisi asimetri informasi rendah dan sedang. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Etti Ernita Sembiring 2006 dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan budgetary slack yang signifikan antara kondisi asimetri informasi rendah, kondisi asimetri informasi sedang, dan kondisi asimetri informasi tinggi. Etti meneliti mengenai pengaruh asimetri informasi, alokasi sumber daya, etika, dan komitmen organisasi terhadap budget slack: suatu eksperimen.