Prosedur Penelitian METODE PENELITIAN

independent variable dalam penelitian ini adalah self esteem, etika, skema kompensasi slack inducing dan truth inducing, serta asimetri informasi. Definisi dari setiap variabel adalah sebagai berikut:

1. Variabel Terikat Dependent Variable

Budgetary slack adalah perbedaan antara jumlah anggaran yang diajukan dengan estimasi terbaik Anthony Govindarajan, 2005. Berdasarkan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Steven 2002 dan Nugrahani 2004 maka penelitian ini mengukur variabel senjangan anggaran dalam hal ini adalah anggaran produksi dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Budgetary Slack = individu yang berada pada pada tingkatan yang lebih tinggi akan mencari kepuasan, yaitu dari kebutuhan esteem, kebutuhan prestasi, kebebasan, reputasi dan status Brons dan Coster, 1969. Secara umum, subordinates dengan self esteem yang rendah akan bekerja kurang optimal dibandingkan dengan mereka yang mempunyai self esteem tinggi. Seseorang dengan self esteem rendah tidak dapat memilih pekerjaan yang terbaik sesuai dengan yang diinginkan, mereka merasa kurang mampu bekerja sesuai dengan yang diharapkan dan tidak memperoleh kepuasan jika bekerja dengan baik Batemen, 1996. Penelitian ini menggunakan instrumen self esteem yang disusun oleh Rosenberg 1965. Kuesioner terdiri dari 10 item. Pengukuran tiap item pertanyaan menggunakan empat alternatif jawaban yang terdiri dari: Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Pertanyaan-pertanyaan self esteem dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu pertanyaan dengan item favorable dan item unfavorable. Untuk item-item yang bernomor 1, 3, 4, 7, dan 10 adalah item-item yang favorable sehingga skoringnya adalah Sangat Setuju SS = 4, Setuju S = 3, Tidak Setuju TS = 2, dan Sangat Tidak Setuju STS = 1. Sementara untuk item-item yang bernomor 2, 5, 6, 8, 9 adalah item-item yang unfavorable sehingga skoringnya adalah Sangat Setuju SS = 1, Setuju S = 2, Tidak Setuju TS = 3, Sangat Tidak Setuju STS = 4. Validitas Self Esteem Scale SES dari Rosenberg ini yaitu 0,72. Sementara Fleming dan Courtesy melaporkan angka reliabilitas skala ini yaitu 0,82 yang dilakukan dengan metode test-retest Robinson et.al., 1991. Variabel etika diartikan sebagai pemikiran subordinates untuk melakukan hal yang benar dalam menentukan target anggaran Steven, 2002. Pernyataan etika menggunakan instrumen yang digunakan oleh Steven 2000. Pertanyaan etika terdiri dari 7 item pertanyaan yang dilengkapi dengan empat alternatif jawaban yang terdiri dari: Sangat Setuju SS, Setuju S, Tidak Setuju TS, dan Sangat Tidak Setuju STS. Seluruh indikator yang digunakan dalam instrumen variabel etika menggunakan pertanyaan etis sehingga pengukurannya adalah Sangat Setuju SS = 4, Setuju S = 3, Tidak Setuju TS = 2, dan Sangat Tidak Setuju STS = 1. Dalam penelitian ini terdapat dua skema kompensasi, yaitu slack inducing pay scheme dan truth inducing pay scheme. Slack inducing pay scheme adalah skema kompensasi dimana pembayaran kompensasi berupa gaji tetap ditambah bonus. Apabila perusahaan menggunakan skema pembayaran slack inducing pay scheme maka bawahan dalam penyusunan anggarannya cenderung membuat perkiraan mengenai kemampuan produktivitasnya serendah mungkin sebagai batasannya dengan tujuan untuk mempermudah mendapatkan bonus Ernie, 2004. Pengukuran variabel skema kompensasi slack inducing menggunakan rumus perhitungan skema kompenasi slack inducing atau fixed pay plus bonus berdasarkan penelitian Fisher dkk 2002 dan Steven 2002 seperti yang telah dilakukan oleh Nugrahani dan Sugiri 2004 serta Nugrahani 2005 dengan memodifikasi satuan moneter yang sesuai dengan keadaan di Yogyakarta, sebagai berikut: P = Rp. 10.000 + {Rp. 500 x A-B}, jika AB P = Rp. 10.000, jika A≤ B Keterangan: P = Total kompensasi yang diterima masing-masing bawahan; B = Anggaran atau target produksi yang diusulkan oleh bawahan; A = Jumlah produksi sesungguhnya yang dihasilkan oleh bawahan; Rp. 10.000 = Gaji tetap yang diterima oleh bawahan; Rp. 500 = Bonus tiap unit. Sedangkan skema pembayaran kompensasi perusahaan menggunakan truth inducing pay scheme adalah skema kompensasi dimana perusahaan hanya membayar kompensasi pada tingkatan yang sudah ditetapkan. Apabila perusahaan menggunakan bentuk skema pembayaran truth inducing pay scheme maka bawahan cenderung mengakui produktivitas yang sebenarnya dapat mereka capai karena perusahaan hanya akan membayar pada leveltingkatan yang telah ditetapkan saja. Apabila bawahan dapat menghasilkan lebih atau kurang dari tingkatan yang telah ditetapkan perusahaan, maka perusahaan tidak