Koefisien Determinasi Pengaruh Asimetri Informasi terhadap Budgetary Slack

Ward 1993 dalam Dewi dan Bawono 2008 mendefinisikan etika sebagai sebuah proses penentuan yang kompleks tentang apa yang harus dilakukan dalam situasi tertentu. Argumen ini didasarkan pada ketidaksetujuan terlalu sederhana pernyataan benar-salah atau baik- buruk. Proses itu sendiri meliputi penyeimbang pertimbangan sisi dalam inner dan sisi luar outer yang disifati oleh kombinasi unik dari pengalaman dan pembelajaran masing-masing individu. Dalam kaitannya dengan penganggaran partisipatif, etika tinggi yang dimiliki manajer bawah penyusun anggaran diharapkan mampu mengurangi tingkat budgetary slack melalui suatu self control yang mempengaruhi tindakan manajer bawah. Para manajer penyusun anggaran dengan etika yang tinggi diharapkan mampu untuk mengurangi atau bahkan menghindari slack pada anggaran karena mereka memandang bahwa menciptakan slack pada anggaran merupakan suatu tindakan tidak etis yang tidak seharusnya dilakukan. Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai etis, manajer bawah penyusun anggaran akan selalu mempertimbangkan hal-hal apa saja yang sewajarnya dilakukan dan tidak sewajarnya untuk dilakukan. Dalam hal ini mereka dipengaruhi oleh suatu konflik internal dalam diri mereka bahwa menciptakan slack merupakan perbuatan yang tidak etis. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ernie Riswandari 2004 yang menyatakan bahwa budgetary slack berhubungan negatif dengan etika. Etika berhubungan positif dengan norma sosial untuk kejujuran dan tanggungjawab. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa etika berpengaruh dalam membuat slack pada penganggaran dan dapat digunakan sebagai pengendali untuk meminimalkan budgetary slack. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Etti Ernita Sembiring 2006 yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan kecenderungan melakukan budget slack yang signifikan antara etika tinggi dan etika rendah. Penelitian Steven 2002 juga mengungkap bahwa etika berpengaruh negatif terhadap budgetary slack.

3. Pengaruh Skema Kompensasi terhadap Budgetary Slack

Hipotesis ketiga menyatakan bahwa Manajer penyusun anggaran yang diberikan kompensasi dengan skema kompensasi slack inducing cenderung melakukan budgetary slack sementara manajer penyusun anggaran yang diberikan kompensasi dengan skema kompensasi truth inducing cenderung menghindari budgetary slack. Hasil pengujian H 3 menunjukkan adanya perbedaan nilai budgetary slack pada pemberian skema kompensasi slack inducing dan truth inducing dengan F hitung sebesar 8,883 lebih besar dari F tabel , yaitu 3,92. Hasil p-value sebesar 0,003 p-value 0,05 cukup signifikan. Berdasarkan nilai rata-rata mean budgetary slack berdasarkan jenis skema kompensasi, yaitu skema kompensasi slack inducing dan skema kompensasi truth inducing menunjukkan bahwa skema