Rumusan Masalah Tujuan Penelitian

Berdasarkan tiga definisi mengenai anggaran yang dikemukakan oleh Anthony dan Govindarajan 2005, Mulyadi 2001 serta Hansen dan Mowen 2006: 356 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam anggaran ketiganya sama-sama berupa suatu rencana masa depan plans. Dengan demikian, anggaran merupakan suatu rencana kerja manajerial organisasi yang berfungsi sebagai alat perencanaan dan pengendalian yang dituangkan dalam satuan moneter. Meskipun anggaran memiliki kaitan yang sangat erat dengan suatu rencana dalam organisasi, akan tetapi tidak setiap rencana kerja organisasi dapat disebut sebagai anggaran. Menurut Rudianto 2009, anggaran memiliki beberapa ciri khusus yang membedakannya dengan sekadar rencana, antara lain: 1 dinyatakan dalam satuan moneter, 2 umumnya mencakup kurun waktu satu tahun, 3 mengandung komitmen manajemen, 4 usulan anggaran disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi dari pelaksana anggaran, 5 setelah disetujui anggaran hanya diubah jika ada keadaan khusus, dan yang terakhir 6 jika terjadi penyimpanganvarians didalam pelaksanaannya, harus dianalisis sebab terjadinya penyimpangan tersebut. Ada beberapa manfaat anggaran bagi organisasi yang menerapkannya. Hansen dan Mowen 2006 mengidentifikasi beberapa manfaat anggaran, antara lain: 1 memaksa manajer melakukan perencanaan, 2 menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki pembuatan keputusan, 3 mengevaluasi kinerja, serta 4 memperbaiki komunikasi dan koordinasi. Disamping memiliki banyak manfaat, anggaran juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan anggaran menurut M. Nafarin 2009 antara lain: 1 anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggapan, sehingga mengandung unsur ketidakpastian, 2 menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang, dan tenaga yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap komprehensif dan akurat, dan 3 bagi pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat mengakibatkan mereka menggerutu dan menentang, sehingga anggaran tidak akan efektif.

2. Penganggaran Partisipatif

Dalam proses penyusunan anggaran, manajemen dapat memilih bagaimana cara suatu anggaran akan disusun. Salah satu cara penyusunan anggaran yang dapat digunakan oleh manajemen adalah penyusunan anggaran secara partisipatif. Penyusunan anggaran secara partisipatif berarti melibatkan berbagai manajer divisi ataupun manajer bawah dalam proses penyusunan anggaran sehingga mereka dapat menginformasikan besarnya kapasitas kemampuan kinerja yang kemudian dituangkan dalam anggaran. Melalui partisipasi anggaran, atasan memberikan kepercayaan pada bawahan untuk menentukan target kinerja mereka di masa depan dengan keyakinan bahwa bawahan lebih mengetahui kemampuan kinerja