diusulkan dengan estimasi kinerja terbaik yang sesungguhnya dengan tujuan agar para manajer bawah tersebut dapat mencapai target anggaran
dengan mudah. Hal tersebut didukung oleh motif kepentingan pribadi agar manajer bawah bisa mendapatkan penilaian kinerja yang baik dari
manajer atas. Seiring dengan peningkatan penilaian kinerja mereka, maka insentif yang diterima juga semakin meningkat sehingga akan semakin
menguntungkan. Steven 2002, Komalasari 2003 dan Nugrahani 2004, menguji
pengaruh asimetri informasi terhadap kesenjangan anggaran dengan membedakan 3 kondisi asimetri informasi, yaitu asimetri informasi
rendah, sedang, dan tinggi. Beberapa hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa manajer bawah dalam kondisi asimetri informasi
tinggi cenderung lebih tinggi dalam melakukan senjangan. Penelitian ini juga membedakan perlakuan treatment pada 3 kondisi asimetri
informasi yang dihadapi oleh manajer bawah sebagai partisipan dalam proses penyusunan anggaran, yaitu kondisi asimetri informasi rendah,
sedang, dan tinggi. Karena manajer bawah memiliki motivasi untuk mencapai anggaran yang diusulkan, maka mereka akan cenderung
menyembunyikan informasi privat yang mereka miliki mengenai kapasitas aktual yang sesungguhnya dari unit maupun pusat
pertanggungjawaban yang mereka pimpin, sehingga manajer bawah dalam kondisi asimetri tinggi akan cenderung melakukan senjangan
anggaran yang lebih tinggi dibandingkan dengan manajer yang berada pada kondisi asimetri informasi rendah dan sedang.
D. Paradigma Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dibuat sebuah gambar mengenai paradigma dalam penelitian ini, yaitu
sebagai berikut:
Gambar 1. Paradigma Penelitian
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan penjelasan mengenai kerangka pemikiran dan paradigma penelitian sebelumnya, maka hipotesis penelitian yang diajukan sebagai
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
Self Esteem
Etika
Skema Kompensasi Slack Inducing dan
Truth Inducing
Asimetri Informasi
Budgetary Slack
H
1
H
2
H
3
H
4
H
1
: Pada manajer penyusun anggaran dengan self esteem tinggi kecenderungan untuk melakukan budgetary slack lebih rendah daripada
manajer dengan self esteem rendah. H
2
: Pada manajer penyusun anggaran dengan etika tinggi kecenderungan untuk melakukan budgetary slack lebih rendah daripada manajer dengan
etika rendah. H
3
: Manajer penyusun anggaran yang diberikan kompensasi dengan skema kompensasi slack inducing cenderung melakukan budgetary slack
sementara manajer penyusun anggaran yang diberikan kompensasi dengan skema kompensasi truth inducing cenderung menghindari
budgetary slack. H
4
: Terdapat perbedaan rata-rata nilai budgetary slack pada berbagai tingkatan asimetri informasi.
56
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian eksperimen ini dilaksanakan di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta UNY pada bulan Oktober 2015. Adapun subjek dalam
penelitian eksperimen ini menggunakan mahasiswa S1 undergraduate Program Studi Akuntansi dan Pendidikan Akuntansi angkatan 2013.
B. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimen faktorial lengkap seimbang balanced complete factorial experiment dengan rancangan
eksperimen menggunakan rancangan acak lengkap eksperimen complete randomized experimental design. Definisi dari eksperimen lengkap seimbang
adalah suatu eksperimen dimana ukuran sampel yang diterapkan untuk semua perlakuan adalah sama, sedangkan definisi dari rancangan eksperimen acak
lengkap adalah suatu rancangan eksperimen yang menggunakan sampel secara acak bebas dari unit eksperimen dikaitkan pada perlakuan treatment
Toto Sugiharto, 2009. Desain penelitian ini menggunakan eksperimen faktorial 3X2 dan between
subject untuk melihat pengaruh skema kompensasi slack inducing dan truth inducing terhadap budgetary slack antara kelompok subjek yang diberi
perlakuan berbeda. Peneliti memanipulasi asimetri informasi menjadi tiga kondisi tingkatan asimetri informasi. Adapun kondisi tersebut yaitu asimetri