Strategi yang digunakan dalam memasarkan kerupuk puli rasa ayam kampung
100
kompor, panci, pisau, muntu, tampahtempat jemuran dan alat-alat lainnya. Kegiatan produksi dilaksanakan 7 kali dalam satu minggu dengan jumlah
waktu 8 jam kerja dalam sehari untuk karyawan. Pembelian bahan baku dilakukan dengan cara langsung, jumlah pembelian bahan baku disesuaikan
dengan perhitungan BEP agar pengeluaran terkontrol dan disesuaikan dengan kebutuhan.
Kerupuk puli rasa ayam kampung merupakan produk baru, sehingga perlu diperkenalkan terlebih dahulu kepada masyarakat umum. Untuk
memperkenalkan kerupuk puli rasa ayam kampung maka dilakukan pameran produk yang dilaksanakan di Benteng Vredeburg Yogyakarta
bersamaan dengan acara Festival Kesenian Yogyakarta. Pembukaan stand dimulai pukul 09.00-21.00 WIB.
Kegiatan pemasaran produk kerupuk puli rasa ayam kampung dilakukan dengan menggunakan strategi pemasaran, yaitu marketing mix
atau bauran pemasaran. Salah satu strategi yang ada dalam bauran pemasaran tersebut adalah kegiatan promosi. Kegiatan promosi yang
dilakukan untuk mempromosikan produk kerupuk puli rasa ayam kampung adalah dengan mengikuti pameran makanan, pembagian brosur
kerupuk puli rasa ayam kampung, pemberian sampel gratis kepada konsumen untuk dicoba atau personal selling.
Penetapan harga jual produk kerupuk puli rasa ayam kampung dengan menggunakan metode mark-up. Mark-up sendiri adalah jumlah harga yang
101
ditambahkan pada biaya dari suatu produk untuk menghasilkan harga. Mark-up
yang ditetapkan pada produk kerupuk puli rasa ayam kampung ini
adalah sebesar 50, sehingga setelah dihitung dengan biaya-biaya bahan
baku pembuatan kerupuk puli rasa ayam kampung menghasilkan harga
sebesar Rp4.800,- untuk satu kemasan kerupuk puli rasa ayam kampung
dengan berat bersih 50gr. Mark-up ditentukan sebesar 50 dengan tujuan agar dapat menutupi biaya-biaya produksi dan overhead untuk produk
kerupuk puli rasa ayam kampung, sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. BEP yang dihitung agar usaha ini mencapai
titik impas adalah 390 kemasan selama jangka waktu 1 bulan, jika usaha ini
mampu menjual lebih dari 209 kemasan maka usaha ini telah memperoleh keuntungan dari penjualan kerupuk puli rasa ayam kampung.
Untuk memperlancar kegiatan usaha kerupuk puli rasa ayam kampung ini diperlukan juga alternatif strategi pemasaran. Alternatif strategi
pemasaran yang akan digunakan dibuat dengan menganalisis kekuatan, peluang, kelemahan dan ancaman yang ada. Alat yang digunakan untuk hal
tersebut adalah analisis SWOT, analisis SWOT dibuat dengan menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal perlu dibuat untuk mengetahui faktor-
faktor apa saja yang dapat berpengaruh bagi kegiatan pemasaran kerupuk puli rasa ayam kampung baik positif maupun negatif, hal ini agar
perusahaan dapat menentukan kebijakan yang dapat membantu berjalannya perusahaan. Dari analisis kedua faktor tersebut kemudian dibuat matrik,
102
yaitu biasa disebut matrik SWOT. Dari matrik SWOT tersebut akan diperoleh alternatif strategi yang dapat diterapkan pada usaha kerupuk puli
rasa ayam kampung ini. Alternatif strategi yang dipilih untuk usaha kerupuk puli rasa ayam kampung ini adalah strategi SO yaitu strategi yang
memanfaatkan seluruh kekuatan yang dimiliki untuk merebut pasar dan memanfaatkan peluang yang ada agar target dapat terpenuhi.