Biaya Produksi Proyeksi Arus Kas Dalam membuat perkiraan pendapatan akan diperolah dimasa
48
Menurut Irawan, dkk 2001:110 bahwa harga adalah pencerminan dari nilai. Ditegaskan pula bahwa harga adalah suatu nilai
tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam satuan moneter. Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam
pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari emapat bauran pemasaran.
Menurut Basu Swastha dan Irawan 2005:256, mark-up merupakan jumlah rupiah yang ditambahkan pada suatu produk untuk
menghasikan harga jual. Jadi mark-up dipakia untuk menutupi biaya overhead
dan laba rugi perusahaan. Menurut Basu Swastha dan Irawan 2005:257, rumus mark-up
adalah: 1. Biaya produk
2. Harga jual
Dari dua metode diatas dapat terlihat perbedaan penetapan harga berdasar dengan metode harga jual lebih besar dibanding dengan metode
biaya produksi. Hal ini dikarenakan harga jual biasa oleh pedagang besar Harga jual = biaya produk + mark-up
Harga jual = biaya produk + x biaya produk
Harga jual =
49
dan pengecer, sementara metode produksi digunakan oleh produsen sehingga harga barangnya lebih murah.
Menurut Basu Swastha dan Irawan 2005:25 pada suatu industri makanan biasanya mark-up yang ditetapkan berkisar 25-40 dari total
biaya produksi. Penentuan mark-up ini sebagian didasarkan pada biaya – biaya yang harus ditutup oleh perusahaan agar dapat mengembalikan
modal yang digunakan dan memperoleh keuntungan seperti biaya produksi dan biaya overhead.
Dalam break-even pricing dapat diketahui bagaimana satu – satuan produk dijual pada harga tertentu untuk mengembalikan dana yang
tertanam dalam produk tersebut. Untuk memperoleh tingkat atau titik break event
TBE dirumuskan sebagai berikut:
Dan
Keterangan: TBE = Titik break-even
BTT = Biaya tetap total BV = Biaya variable
TBE Rp =
TBE u it =
50
P = Penjualan H = Harga jual per unit
BVR = Biaya variable rata – rata