16
5. Langkah-langkah Menulis Narasi
Suparno dan Mohamad Yunus 2010: 4.50-4.51 menjelaskan langkah-langkah praktis mengembangkan karangan narasi, sebagai
berikut. a.
Menentukan tema dan amanat yang akan disampaikan kepada pembaca.
b. Menentukan sasaran pembaca, bacaan ditujukan kepada orang
dewasa, remaja, atau anak-anak. c.
Membuat rancangan peristiwa-peristiwa utama kedalam skema alur. d.
Bagi peristiwa utama ke dalam bagian awal, perkembangan dan akhir cerita. Tentukan peristiwa yang cocok untuk setiap bagian cerita dan
susun secara logis. e.
Membuat rincian peristiwa utama kedalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita.
f. Menyusun tokoh dan penokohan, latar, dan sudut pandang.
6. Jenis-jenis Narasi
Menurut Keraf 2003: 136-138 narasi ada beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.
a. Narasi ekspositoris
Narasi ekspositoris bertujuan untuk menyampaikan informassi mengenai berlangsungnya suatu peristiwa. Narasi ekspositoris dapat
bersifat khas atau khusus, data pula bersifat generalisasi. Narasi ekspositoris
yang bersifat
generalisasi adalah
narasi yang
17
menyampaikan suatu proses yang umum, yang dapat dilakukan siapa saja dan dapat pula dilakukan secara berulang-ulang. Narasi yang
bersifat khusus adalah narasi yang berusaha menceritakan suatu peristiwa yang khas, yang mana terjadi satu kali.
b. Narasi sugestif
Narasi sugestif merupakan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan sedemikian rupa sehingga merangsang daya khayal para pembaca.
Pembaca menarik suatu makna baru diluar apa yang diungkapkan secara eksplisit. Makna yang baru akan jelas dipahami setelah narasi
selesai dibaca, karena ia tersirat dalam seluruh narasi tersebut. Dari teori di atas, dapat diketahui bahwa narasi ada dua jenis, yaitu
narasi ekspositoris dan narasi sugestif. Dalam penelitian ini ditekankan pada narasi sugestif yaitu narasi yang menyajikan serangkaian peristiwa
yang dapat merangsang daya khayal pembaca.
B. Intensitas Membaca
1. Pengertian Intensitas Membaca
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2001: 438 intensitas adalah keadaan tingkatan atau ukuran intensnya. Intens yaitu hebat atau
sangat kuat tentang kekuatan, efek, dan sebagainya; tinggi tentang mutu; bergelora, penuh semangat, berapi-api, berkobar-kobar tentang
perasaan; sangat emosional tentang orang. Nurkholif Aprianto Dwi Atmaji, 2014: 19 mengartikan intensitas sebagai kebulatan tenaga yang
dikerahkan untuk suatu usaha. Daryanto Aprianto Dwi Atmaji, 2014: 19
18
juga menyatakan bahwa intensitas mempunyai pengertian keadaan tingkatan atau ukuran intensnya hebat atau sangat kuat tentang
kekuatan, efek, dan sebagainya. Jadi dapat diartikan bahwa intensitas merupakan kuat tidaknya atau sering tidaknya seseorang dalam
melakukan kegiatan. Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang rumit. Seperti
yang dijelaskan Farida Rahim 2008: 2, membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak hal, tidak hanya sekedar
tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual, berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Tarigan 2008:
11 yang menjelaskan bahwa membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks, yang rumit, yang mencakup atau melibatkan serangkaian
keterampilan-keterampilan yang lebih kecil. Pendapat tersebut diperjelas oleh Settler Amitya Kumara, 2014: 4 membaca adalah suatu proses
yang kompleks, yang melibatkan berbagai macam fungsi kognitif, yaitu perhatian, konsentrasi, kemampuan membuat asosiasi terhadap informasi
yang diperoleh melalui berbagai modalitas, kemampuan melakukan decoding secara cepat, pemahaman verbal, dan intelegensi umum.
Menurut Tarigan 2008: 7 membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan,
yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Anderson Tarigan, 2008: 74 juga menjelaskan membaca
adalah suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat,