33
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Materi
Yamin 2007: 6-7 menjelaskan bahwa pemahaman berhubungan dengan kompetensi untuk menjelaskan pengetahuan yang telah diketahui dengan kata-
kata sendiri. Dalam hal ini diharapkan siswa dapat menterjemahkan atau menyebut kembali yang telah didengar dengan kata-kata sendiri. Indikator atau
kata kerja operasional dalam pemahaman antara lain adalah membedakan, menjelaskan, menyimpulkan, merangkum, dan memperkirakan.
Memahami sesuatu dengan baik sesuai dengan kata kerja operasional tidak dapat terjadi secara langsung secara tiba-tiba, tetapi juga melalui proses dan
tahapan pemahaman baik secara fisik maupun psikologis. Sardiman 2011: 45-46 mengemukakan ada delapan faktor psikologis yang mendukung proses
pemahaman siswa dalam belajar dan tidak dapat dipisahkan dalam proses pemahaman yaitu : 1 Perhatian, 2 Pengamatan, 3 Tanggapan, 4 Fantasi, 5
Ingatan, 6 Berfikir, 7 Bakat, dan 8 Motif. Melalui perhatian dan pengamatan, siswa dapat menanggapi informasi yang disampaikan, kemudian membayangkan
sesuatu dalam fantasi masing-masing sehingga melekat pada ingatan memori siswa. Ketika diberikan masalah atau kasus baru, siswa dapat memikirkannya
kembali melalui pemahaman yang telah tersimpan dalam pikiran. Pemahaman siswa juga dapat dipengaruhi oleh bakat yang telah dimiliki serta motivasi dalam
dirinya untuk mempelajari sesuatu.
c. Penilaian Pemahaman Materi
Penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik dan benar Arikunto, 2012: 3. Penilaian berfungsi sebagai pengukur
34
keberhasilan, artinya untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. Penilaian pemahaman dapat dilakukan dengan tes. Tes adalah
serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh
individu atau kelompok Webster’s Collegiate dalam Arikunto, 2012: 46. Penyusunan soal tes untuk mengukur kemampuan pemahaman siswa
menggunakan kata kerja operasional membedakan, mengubah, mempersiapkan, menyajikan, mengatur, menginterpretasikan, menjelaskan, mendemonstrasikan,
memberi contoh, memperkirakan, menentukan, mengambil keputusan Ngalim Purwanto, 2004: 44-45.
Untuk menjawab pertanyaan pemahaman, siswa dituntut hafal sesuatu pengertian kemudian menjelaskan dengan kalimat sendiri.Atau siswa memahami
dua pengertian atau lebih kemudian memahami dan menyebutkan hubungannya. Jadi dalam menjawab pertanyaan pemahaman siswa selain harus mengingat juga
berpikir. Oleh karena itu pertanyaan pemahaman lebih tinggi daripada ingatan Suharsimi Arikunto, 2012: 170.
5. Keterampilan Kerja Sama a. Pengertian Keterampilan Kerja Sama
Keterampilan kerja sama adalah hal yang sangat penting artinya dalam kehidupan. Lie 2010 : 28 menyatakan kerja sama sangat penting artinya bagi
kelangsungan hidup. Tanpa kerja sama, tidak akan ada individu, keluarga, organisasi, atau sekolah. Keterampilan kerja sama sangat penting dimiliki siswa
sebagai bagian dari lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan negara. Untuk menghadapi tantangan global masa depan, dengan masalah sosial yang
35
semakin kompleks, keterampilan kerja sama sangat berguna dalam menangani masalah-masalah itu.
Keterampilan kerja samapun sangat penting artinya dalam proses pembelajaran. Keterampilan kerja sama dalam pembelajaran akan menumbuhkan
rasa saling ketergantungan sosial yang positif antar siswa. Rasa saling ketergantungan sosial yang positif akan memiliki dampak dan cara siswa
berinteraksi saat belajar yang akan mempengaruhi hasil belajar. Keterampilan kerja sama menjadi semakin penting di dunia akademis, diungkapkan oleh Ovadia
Gentry, 2012: 4 “The skill of collaboration is becoming increasingly important in the academic world
”. Adanya kerja sama dalam kelompok pembelajaran kooperatif dapat menuntut siswa untuk mampu berkolaborasi yang akan
memunculkan ide-ide di antara siswa. Dari kolaborasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.
b. Hakikat Kerja Sama
Isjoni 2013: 64-66 menjelaskan bahwa dalam pembelajaran kooperatif, siswa tidak hanya mempelajari materi saja namun mempelajari keterampilan-
keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif terbagi atas keterampilan kooperatif tingkat awal, keterampilan
kooperatif tingkat menengah, dan keterampilan kooperatif tingkat mahir. Aspek-
aspek yang dibelajarkan dalam keterampilan kooperatif tingkat awal, yaitu :
1 Menggunakan kesepakatan, yaitu menyamakan pendapat untuk meningkatkan hubungan kerja dalam kelompok.
36
2 Menghargai kontribusi, yaitu harus selalu setuju dengan ide ataupun kritik anggota lain dalam kelompok.
3 Mengambil giliran dan berbagi tugas, yaitu setiap anggota kelompok bersedia menggantikan dan bersedia mengemban tugas atau tanggung
jawab tertentu dalam kelompok. 4 Berada dalam kelompok, yaitu setiap anggota tetap dalam kelompok
kerja selama kegiatan pembelajaran berlangsung. 5 Berada dalam tugas, yaitu meneruskan tugas yang menjadi tanggung
jawabnya. 6 Mendorong partisipasi, yaitu mendorong semua anggota kelompok
untuk memberikan kontribusi terhadap tugas kelompok. 7 Mengundang orang lain, yaitu meminta siswa lain untuk berbicara dan
berpartisipasi dalam tugas. 8 Menyelesaikan tugas dalam waktunya.
9 Menghormati perbedaan individu, yaitu bersikap menghormati terhadap budaya, suku, ras, atau pengalaman dari semua siswa.
Sedangkan menurut Nasution 2000: 152-153 indikator kerja sama yaitu: 1 Setiap anggota memberikan sumbangan masing-masing.
2 Setiap individu merasa bertanggung-jawab kepada kelompok. 3 Anak turut berpartisipasi dan bekerja sama dengan individu lain secara
efektif. 4 Dapat menciptakan suasana di mana setiap orang mau menyumbangkan
buah pikirannya dan bekerja sama secara kooperatif.
37
5 Mampu melihat tujuan, rencana, dan masalah yang jelas dan mengandung arti bagi mereka.
6 Digunakan prosedur demokratis dalam perencanaan, penyelesaian, dan membuat keputusan.
c. Manfaat Kerja Sama Kerja sama dalam kelompok memicu berbagai upaya individu agar dapat