57
pada pelaksanaan pembelajaran. Dalam tahap ini, peneliti juga menilai dan menganalisis hasil tes uraian yang telah dikerjakan siswa untuk
mengetahui jumlah siswa yang telah memahami materi dan yang belum memahami materi pembelajaran.
2. Siklus II Langkah-langkah dalam siklus II sama dengan langkah-langkah
pada siklus I yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Namun dalam siklus II dilakukan perbaikan atas kekurangan-
kekurangan yang timbul pada siklus I. Pada tahap refleksi siklus II digunakan untuk menganalisis tingkat pemahaman materi dan
keterampilan kerja sama siswa. Apabila pemahaman materi dan keterampilan kerja sama siswa pada siklus II belum maksimal, maka
dilanjutkan ke siklus berikutnya.
J. Uji Kualitas Instrumen
1. Uji Validitas Instrumen Menurut Saifuddin Azwar 1997: 5 validitas adalah ukuran yang
menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya. Instrumen yang valid menurut Sugiyono
2013: 172 adalah ukuran yang digunakan untuk mendapatkan data mengukur itu valid atau dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya. Dalam penelitian ini, validitas instrumen diukur dengan
menggunakan validitas konstruk dan validitas isi. Instrumen memiliki
58
validitas konstruk apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan yang didefinisikan. Validitas isi adalah
instrumen yang disusun sesuai dengan cakupan substansi yang akan diukur Sugiyono, 2013: 176.
Instrumen yang telah disusun dikonsultasikan dengan dosen pembimbing, kemudian dipertimbangkan oleh para ahli judgement
experts untuk diperiksa dan dievaluasi secara sistematis. Setelah itu dapat diketahui apakah instrumen tersebut sudah mewakili apa yang akan
diukur. Ahli yang digunakan untuk mempertimbangkan instrumen adalah Ibu Barkah Lestari, M.Pd, selaku ahli evaluasi pendidikan dan Bapak Drs.
Tri Sakti, selaku guru mata pelajaran ekonomi di SMA Negeri 1 Seyegan. Setelah mendapat persetujuan dari expert judgment, instrumen
tersebut diuji cobakan pada kelas X IIS 1 di SMA Negeri 1 Seyegan sebelum digunakan untuk penelitian. Hasil uji coba kemudian diujikan
dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan rumus berikut:
∑ ∑ ∑ √{ ∑
∑ }{
} Keterangan:
r
xy
: korelasi product moment N : banyaknya sampel
X : butir soal Y : skor total
Suharsimi Arikunto, 2012: 69-76
59
Menurut Azwar 2001: 131, korelasi r
xy
yang dihasilkan dari perhitungan kasar dengan teknik Product Moment belum dapat
menunjukkan validitas yang sebenarnya karena ada kelebihan bobot yang diakibatkan oleh adanya skor item dalam skor total. Untuk menghilangkan
kelebihan bobot hasil korelasi dan lebih teliti dalam memperoleh validitas, dapat dikoreksi dengan teknik Part Whole, dengan rumus sebagai berikut:
√
Keterangan: r
bt
: koefisien korelasi part whole antara x dan y r
tp
: koefisien kolerasi product moment SD
t
: standart deviasi skor item SD
p
: standart deviasi skor total Azwar, 2001: 132
Hasil koefisien korelasi dibandingkan dengan nilai koefisien korelasi pada tabel. Apabila hasil r
hitung
lebih tinggi dari r
tabel
, maka soal tersebut valid, jika r
hitung
lebih rendah dari r
tabel
maka soal tersebut tidak valid.
2. Uji Reliabilitas Instrumen Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana instrumen dapat
memberikan hasil pengukuran yang konsisten apabila mengukuran dilakukan berulang-ulang. Pengukuran reliabilitas tersebut dilakukan
dengan menggunakan rumus alpha cronbach, dengan rumus :
60
r
11 =
[ ] [
∑
]
Keterangan :
r
11
: reliabilitas instrumen Σ
: skor tiap-tiap item n
: banyaknya butir soal
: varians total
Kriteria uji reliabilitas dengan rumus alpha apabila r
hitung
r
tabel
, maka alat ukur tersebut reliabel dan apabila r
hitung
r
tabel
maka alat ukur tidak reliabel. Dalam penelitian ini, dilakukan uji reliabilitas dengan
menggunakan Microsoft Excel. Instrumen tes diperoleh koefisien sebesar 1,294. Berdasarkan hasil tersebut, maka instrumen tes tersebut reliabel dan
siap untuk digunakan.
K. Indikator Keberhasilan