39
e. Pengukuran Penilaian Keterampilan Kerja Sama Keterampilan kerja sama merupakan salah satu sikap sosial dalam kegiatan
pembelajaran. Menurut Permendikbud No. 104 Tahun 2014 dalam proses pembelajaran guru dapat melakukan penilaian kompetensi sikap melalui
observasi, penilaian diri self assessment, penilaian “teman sejawat” peer
assessment oleh peserta didik, dan jurnal. Dalam penelitian ini mengunakan observasi. Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara
berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah
indikator perilaku yang diamati Yeti Eka Erawati, 2015. Menurut Sudjana 2013: 84-85 observasi adalah sebagai alat penilaian
yang digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun
dalam situasi buatan. Dengan kata lain, observasi dapat mengukur atau menilai hasil dan proses belajar misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah
laku guru pada waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam simulasi, dan penggunaan alat peraga pada waktu mengajar.
B. Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Tika Risti Mulawawati 2011 dengan judul “Peningkatan Keterampilan Diskusi Siswa Kelas X SMA N 1 Pleret, Bantul
melalui model Pembelajaran Two Stay Two Stray ”. Hasil penelitian yang
diperoleh yaitu : persentase ketercapaian indikator keterampilan diskusi mengalami peningkatan pada setiap siklus. Kemampuan rata-rata siswa
dalam berdiskusi sebelum adanya implementasi tindakan berkategori
40
kurang. Namun, setelah implementasi tindakan selama tiga siklus, kemampuan rata-rata siswa dalam berdiskusi menjadi berkategori baik
sekali. Hasil penelitian menunjukkan : 1 secara proses, pembelajaran diskusi mengalami peningkatan yang signifikan. Sebelum implementasi
tindakan, siswa masih belum aktif melakukan diskusi dan belum mampu bekerjasama dengan baik pada saat berdiskusi. Setelah implementasi
tindakan, siswa menjadi aktif dan mampu bekerjasama dengan baik pada saat berdiskusi; 2 secara produk, siswa dalam berdiskusi pada saat
pratindakan dengan skor rata-rata 7,31 dan pada akhir pelaksanaan tindakan yakni siklus III menjadi 20,90. Kemampuan siswa dalam berdiskusi
mengalami peningkatan sebesar 13,59. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Agung Hidayat 2015 dengan judul
“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray TS- TS untuk Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Akuntansi Siswa
Kelas XI Akuntansi 2 SMK Negeri 1 Tempel Tahun Ajaran 20132014 ”.
Hasil penelitian yang diperoleh yaitu : penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray TS-TS dapat meningkatkan motivasi dan
prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI akuntansi 2 SMK Negeri 1 Tempel Tahun Ajaran 20132014. Hal ini didukung dengan data penelitian yang
menunjukkan adanya peningkatan persentase skor motivasi belajar akuntansi yang didapat melalui observasi dengan pedoman observasi
diperoleh skor sebesar 78,17 pada siklus I kemudian meningkat menjadi 83,12 pada siklus II atau terjadi peningkatan skor motivasi sebesar 4,95.
41
Berdasarkan angket yang didistribusikan kepada siswa juga terjadi peningkatan skor motivasi belajar akuntansi siswa sebesar 4,83, dimana skor
pada siklus I sebesar 78,23 meningkat menjadi 83,06 pada siklus II. Dari data prestasi belajar akuntansi yang diperoleh, nilai rata-rata pre test
dan post test siswa pada siklus I mengalami peningkatan sebesar 11,93. Pada siklus II, nilai rata-rata pre test dan post test siswa mengalami
peningkatan sebesar 5,68. Selain itu terdapat peningkatan prestasi belajar akuntansi siswa dari siklus I ke siklus II yaitu dilihat dari peningkatan post
test sebesar 6,45 serta naiknya persentase siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM dari 58,06 pada siklus I meningkat pada
siklus II menjadi 100.
C. Kerangka Berfikir