Biosintesis Nanopartikel Perak Deskripsi Teori
16 mengembangkan suatu metode sintesis yang lebih aman dan ramah lingkungan,
dikenal dengan green synthesis.
Green synthesis atau biosintesis memanfaatkan mikroorganisme dan ekstrak tanaman untuk sintesis, prinsip ini sejenis dengan metode bottom-up dan akan
terjadi reaksi reduksi. Fitokimia tanaman dengan antioksidan merupakan senyawa yang bertanggung jawab sebagai pereduksi logam menjadi nanopartikel. Adapun
pada mikroba, enzim dalam mikroba tertentu yang dapat menjadi agen pereduksi
Prathna et al., 2010.
Salah satu tanaman yang dapat digunakan untuk preparasi nanopartikel perak adalah daun ketapang Terminalia catappa Lembang et al., 2013. Sintesis
nanopartikel perak yang dilakukan dengan metode reduksi menggunakan daun ketapang Terminalia catappa yang berfungsi sebagai agen pereduksi adalah daun
ketapang Terminalia catappa dan prekursor yang biasanya digunakan adalah AgNO
3
.
Daun ketapang banyak mengandung senyawa bersifat antioksidan. Berbagai ekstrak dari daun ketapang telah dilakukan uji fitokimianya. Senyawa-senyawa
yang terkandung dalam ekstrak daun ketapang tersebut yang akan dimanfaatkan dalam proses sintesis nanopartikel perak. Fenolik merupakan senyawa paling
dominan yang ditunjukkan pada uji fitokimia ekstrak daun ketapang. Senyawa kelompok fenolik yang dihasilkan diperkirakan jenis tanin, seperti yang diketahui
bahwa ketapang kaya tanin. Oleh karena itu, tanin merupakan senyawa yang berperan peran penting dalam proses reduksi Ag
+
menjadi Ag Zakir et al., 2014.
17 Proses yang mungkin terjadi pada pembentukan nanopartikel perak adalah
terbentuknya polimer Ag kemudian terhidrolisis sehingga terbentuk inti Ag seperti
pada skema berikut:
Ag
+
Ag-Ag Inti Ag AgNP Koloid
Pembentukan koloid berhubungan dengan munculnya inti dalam kondisi yang jenuh. Setelah itu terbentuk nanopartikel Ag yang akan tumbuh menjadi koloid
Zakir et al., 2005. Kemampuan suatu tanaman dalam mereduksi ion logam
mempunyai ketebatasan, efisiensi dari sintesis nanopartikel logam tergantung pada potensial elektrokimia dari ion yang direduksi. Ekstrak tanaman secara efektif
mereduksi ion logam lebih signifikan pada ion yang mempunyai potensial elektrokimia positif yang tinggi seperti Ag
+
Haverkamp Marshall dalam Makarov et al., 2014.
Menurut Lembang et al. 2013 nanopartikel perak yang disintesis dengan metode reduksi menggunakan ekstrak daun ketapang Terminalia catappa
menunjukkan semakin lama waktu kontak semakin bertambah ukuran nanopartikel perak yang terbentuk. Rata-rata ukuran nanopartikel perak yang dihasilkan
menggunakan ekstrak daun ketapang Terminalia catappa tanpa pengadukan adalah 62,61 nm, dengan pengadukan 71,56 nm, dan dengan penambahan PAA 1
adalah 55,77 nm, pengukuran dilakukan setelah penyimpanan selama 7 hari. Hasil nanopartikel perak yang dimodifikasi dengan PAA 1 dianalisis menggunakan
SEM, hasilnya adalah seperti pada Gambar 4.
18 Gambar 4. Analisis Morfologi Nanopartikel Perak Menggunakan SEM
dengan Pembesaran 2000 Kali Skala 20 µm Morfologi nanopartikel perak dianalisis dengan SEM berwarna putih yang berada
di antara serat kertas. Nanopartikel perak seringkali mengalami agregasi dan membentuk ukuran
yang besar. Ketika akan dikarakterisasi dan diaplikasikan ke dalam sebuah sampel stabilitas nanopartikel perak merupakan hal yang sangat penting. Pencegahan yang
dapat dilakukan agar tidak terjadi agregasi adalah dengan penambahan stabilizer Haryono et al., 2008. Polimer merupakan stabilizer yang paling efektif, hal
tersebut dikarenakan
polimer dapat
mencegah terjadinya
aglomerasi. Polivinilalkohol PVA merupakan salah satu senyawa polimer yang dapat
menstabilkan nanopartikel perak Bakir, 2011.