Sintesis Nanopartikel Perak PROSEDUR PENELITIAN

38 2 Masukkan daun ketapang Terminalia catappa segar tersebut ke dalam gelas beker 500 mL kemudian tambahkan 100 mL akuades dan merebusnya. Angkat setelah mendidih dan diamkan sampai suhu kamar. 3 Menyaring air rebusan daun ketapang Terminalia catappa yang sudah dingin menggunakan kertas saring Whatman No. 42. d. Sintesis Nanopartikel Perak 1 Memasukkan 1 mL ekstrak daun ketapang Terminalia catappa ke dalam Erlenmeyer, tambahkan 40 mL larutan perak nitrat 1x10 -3 M. Larutan didiamkan selama 2 jam agar bereaksi. 2 Menambahkan 12 mL larutan PVA 1 ke dalam campuran ekstrak daun ketapang Terminalia catappa + larutan AgNO 3 1x10 -3 M, selanjutnya larutan diaduk selama 2 jam. 3 Mendiamkan larutan yang sudah diaduk selama 3 hari agar terbentuk koloid nanopartikel perak, setelah 3 hari koloid dikarakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis. 2. Deposit Nanopartikel Perak pada Kain Nylon 6,6 Memotong kain Nylon 6,6 dengan ukuran 5 cm x 5 cm, mencuci dan mensterilisasi kain tersebut dengan cara merendam dalam larutan aseton selama 1 jam dan dilanjutkan dengan merendam ke dalam akuades selama 1 jam, selanjutnya kain dibiarkan sampai kering pada suhu ruang. Deposit nanopartikel perak pada kain Nylon 6,6 dilakukan dengan metode pencelupan. Kain Nylon 6,6 yang sudah disterilisasi direndam dalam koloid nanopartikel perak dalam 39 Erlenmeyer 100 mL kemudian digoyang menggunakan shaker dengan kecepatan 155 rpm selama 24 jam, selanjutnya kain dikeringkan pada suhu ruang sehingga diperoleh kain N-Ag atau N1. 3. Hidrofobisasi atau Modifikasi Permukaan Kain Nylon 6,6 dengan HDTMS Membuat larutan etanol HDTMS 4 dengan cara memasukkan 10 mL larutan HDTMS dalam labu takar 250 mL kemudian menambahkan etanol hingga batas dan homogenkan, selanjutnya larutan diaduk selama 6 jam. Hidrofobisasi permukaan kain Nylon 6,6 dilakukan dengan cara merendam kain dalam larutan etanol HDTMS 4 dalam Erlenmeyer 100 mL kemudian digoyang menggunakan shaker dengan kecepatan 155 rpm selama 1 jam, selanjutnya kain dikeringkan pada suhu ruang. Secara keseluruhan terdapat lima variasi kain Nylon 6,6 pada penelitian ini yang disajikan pada Tabel 5. Tabel 5. Variasi Kain Nylon 6,6 Kain Nylon 6,6 Simbol N N0 N-Ag N1 N-HDTMS N2 N-Ag-HDTMS N3 N-HDTMS-Ag N4 4. Uji Sudut Kontak Karakterisasi sifat hidrofob dengan metode sessile drop. Sampel ditempatkan di atas meja atau papan yang datar kemudian cairan diteteskan dari ketinggian 1 cm dari sampel kain menggunakan pipet tetes. Setelah cairan diteteskan kemudian gambar tetesan air di atas permukaan kain difoto 40 menggunakan kamera dengan pengaturan kontras, cahaya dan fokus yang disesuaikan. Selanjutnya hasil foto diolah menggunakan Corel Draw versi X4 dengan Angular Dimension Tool dapat diketahui sudut kontaknya secara otomatis. 5. Uji Aktivitas Antibakteri a. Sterilkan semua alat yang akan digunakan. b. Pembuatan media padat Nutrient Agar NA 1 Menimbang 14 gram Nutrient Agar NA dan masukkan ke dalam gelas beker 1000 mL. 2 Masukkan 500 mL aquades ke dalam gelas beker yang berisi Nutrient Agar NA kemudian panaskan hingga mendidih dan larutan menjadi bening. 3 Memindahkan Nutrient Agar NA kedalam erlenmeyer, tutup menggunakan kapas dan kertas payung kemudian autoklaf media padat tersebut. c. Pembuatan media cair Nutrient Broth NB Menimbang 1,3 gram Nutrient Broth NB dan masukkan ke dalam Erlenmeyer 250 mL. Menambahkan 100 mL aquades ke dalam Erlenmeyer tersebut, tutup menggunakan kapas dan kertas payung kemudian sterilisasi dengan autoklaf. d. Membuat media padat Nutrient Agar NA miring Masukkan media padat Nutrient Agar NA yang sudah diautoklaf ke dalam tabung reaksi sebanyak 13 bagian tabung reaksi selanjutnya tutup 41 menggunakan kapas dan miringkan tabung reaksi tersebut. Biarkan 24 jam pada suhu ruang. e. Meremajakan bakteri Escherichia coli ATCC 35218 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923 pada media padat Nutrient Agar NA miring Mengambil satu ose kolong bakteri dari isolat induk kemudian dipindahkan ke media padat Nutrient Agar NA miring yang telah dibuat dengan cara menyayat tipis rapat secara zig zag dari bawah sampai atas pada media miring. Selanjutnya bakteri diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruang. Proses pengambilan bakteri dilakukan dalam LAF Laminar Air Flow untuk menghindari kontaminan. f. Menginokulasi bakteri Escherichia coli ATCC 35218 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923 pada media cair Nutrient Broth NB Mengambil bakteri Escherichia coli ATCC 35218 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923 yang telah diremajakan pada media padat Nutrient Agar NA miring menggunakan ose kolong. Sebanyak 3 ose penuh diinokulasi ke dalam media cair Nutrient Broth NB yang telah dibuat sebelumnya, proses ini dilakukan di dalam LAF Laminar Air Flow. Selanjutnya inkubasi pada suhu ruang sambil digoyang dengan shaker pada kecepatan ±130 rpm selama 24 jam. g. Membuat Media Padat Nutrient Agar NA dalam Cawan Petri Masukkan media padat Nutrient Agar NA yang sudah steril ke dalam cawan petri sebanyak ½ bagian petri, proses ini dilakukan di dalam LAF Laminar Air Flow. Selanjutnya biarkan selama 24 jam pada suhu kamar. 42 h. Menginokulasi Bakteri Escherichia coli ATCC 35218 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923 pada Media Padat Nutrient Agar NA Inokulasi mikroba dalam media padat NA menggunakan metode spread plate. Mengambil sebanyak 100 L biakan dalam media cair Nutrient Broth NB kemudian dipindahkan dalam cawan petri menggunakan tip pipet secara aseptik dan ratakan menggunakan drygalsky. i. Sampel kain Nylon, yaitu N, N-Ag, N-HDTMS, N-Ag-HDTMS, dan N- HDTMS-Ag dipotong bulat menggunakan pelubang kertas diameter ±0,6 cm dan diletakkan di atas biakan mikroba dalam cawan petri, selanjutnya diinkubasi pada suhu ruang selama 24 jam. Pengukuran zona bening dilakukan setelah 24 jam inkubasi menggunakan jangka sorong.

E. TEKNIK ANALISIS DATA

Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa hasil analisis menggunakan Spektroskopi UV-Vis, uji sudut kontak, dan uji antibakteri. 1. Spektrofotometri UV-Vis Spektofotometri UV-Vis digunakan untuk mengetahui keberhasilan pembentukan nanopartikel perak. Koloid nanopartikel perak yang terbentuk dik arakterisasi menggunakan spektrofotometer UV-Vis dilakukan pada rentang panjang gelombang 200-600 nm. Menurut literatur reduksi ion perak dengan menggunakan ekstrak daun ketapang terlihat secara fisik dari perubahan warna larutan yaitu dari tidak berwarna menjadi coklat sampai coklat kehitaman dan pada pengukuran menggunakan spektrofotometer UV-Vis koloid nanopartikel perak 43 memberikan puncak pada panjang gelombang di sekitar 400-500 nm yang merupakan puncak serapan khas nanopartikel perak. 2. Sudut Kontak Sudut kontak digunakan untuk penentuan sifat hidrofob suatu permukaan. Hasil uji sudut kontak menggunakan metode sesille drop diperoleh garis dasar tetesan air pada permukaan kain. Adapun besar sudut kontak ditentukan dengan perhitungan sudut kontak rata- rata menggunakan persamaan 1. sudut kontak = sudut kontak kiri + sudut kontak kanan … … … … . Suatu material dikatakan memiliki permukaan hidrofob bila sudut kontaknya lebih dari 90 o dan bila sudut kontaknya lebih dari 150 o maka permukaan material tersebut disebut superhidrofob. 3. Uji Antibakteri Proses pengujian aktivitas antibakteri S. aureus dan E. coli pada sampel kain N, N-Ag, N-HDTMS, N-Ag-HDTMS dan N-HDTMS-Ag dilakukan dengan mengukur diameter zona bening yang terlihat sekitar kain Nylon 6,6. Terbentuknya zona bening pada kain Nylon 6,6 diakibatkan karena adanya aktivitas antibakteri pada daerah tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa bakteri S. aureus dan E. coli tidak tumbuh pada daerah zona bening. Semakin efektif penghambatan bakteri pada sampel ditunjukkan dengan semakin lebarnya diameter zona bening yang terbentuk.