Uji Statistika Hasil Pengujian Aktivitas Antibakteri Kain Nylon 6,6

55 gram negatif dan Staphylococcus aureus gram positif. Uji statistika yang diperoleh disajikan pada Tabel 9, 10, dan 11. Tabel 9. Hasil Uji Anova terhadap Diameter Zona Bening a Escherichia coli ATCC 35218 dan b Staphylococcus aureus ATCC 25923 Sumber Informasi Jumlah Df Rata-rata F Sig. Waktu 1,069 7 0,153 36,355 0,000 Sampel 0,028 4 0,007 1,647 0,171 Waktu Sampel 0,042 28 0,002 0,359 0,998 a Sumber Informasi Jumlah Df Rata-rata F Sig. Waktu 0,823 7 0,118 31,391 0,000 Sampel 0,054 4 0,014 3,616 0,009 Waktu Sampel 0,138 28 0,005 1,312 0,174 b Berdasarkan hasil uji Anova yang disajikan pada Tabel 9 terdapat tiga uji, yaitu uji interaksi antara waktu dan jenis sampel, uji efek waktu inkubasi, dan uji faktor jenis sampel terhadap aktivitas antibakteri. Tabel 9a merupakan hasil uji Anova terhadap bakteri E. coli. Nilai signifikansi dari uji interaksi antara waktu inkubasi dan jenis sampel adalah 0,998 p 0,05, interpretasi nilai p 0,05 adalah tidak ada pengaruh interaksi antara waktu inkubasi dan jenis sampel terhadap aktivitas antibakteri. Nilai signifikansi dari uji efek waktu inkubasi terhadap aktivitas antibakteri adalah 0,000 p 0,05 interpretasi nilai p 0,05 adalah ada pengaruh waktu inkubasi terhadap aktvitas antibakteri. Adapun nilai signifikansi dari uji efek jenis sampel terhadap aktivitas antibakteri adalah 0,171 p 0,05 56 interpretasi nilai p 0,05 adalah tidak ada pengaruh jenis sampel terhadap aktvitas antibakteri. Hasil uji Anova terhadap bakteri S. aureus disajikan pada Tabel 9b. Nilai signifikansi dari uji interaksi antara waktu inkubasi dan jenis sampel adalah 0,174 p 0,05, interpretasi nilai p 0,05 adalah tidak ada pengaruh interaksi antara waktu inkubasi dan jenis sampel terhadap aktivitas antibakteri. Nilai signifikansi dari uji efek waktu inkubasi terhadap aktivitas antibakteri adalah 0,000 p 0,05 interpretasi nilai p 0,05 adalah ada pengaruh waktu inkubasi terhadap aktvitas antibakteri. Sedangkan nilai signifikansi dari uji efek jenis sampel terhadap aktivitas antibakteri adalah 0,009 p 0,05 interpretasi nilai p 0,05 adalah ada pengaruh jenis sampel terhadap aktvitas antibakteri. Tabel 10. Interpretasi Hasil Uji Lanjut LSD antara Jenis Sampel terhadap Diameter Zona Bening Bakteri Escherichia coli ATCC 35218 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923 Variabel Jenis Sampel Kesimpulan pada E.coli S.aureus N0 – N1 Tidak Signifikan Signifikan N0 – N2 Tidak Signifikan Signifikan N0 – N3 Signifikan Signifikan N0 – N4 Tidak Signifikan Tidak Signifikan N1 – N2 Tidak Signifikan Tidak Signifikan N1 – N3 Tidak Signifikan Tidak Signifikan N1 – N4 Tidak Signifikan Signifikan N2 – N3 Tidak Signifikan Tidak Signifikan N2 – N4 Tidak Signifikan Tidak Signifikan N3 – N4 Signifikan Tidak Signifikan 57 Berdasarkan hasil uji lanjut LSD pada Tabel 10 menunjukkan bahwa sampel yang memberikan pengaruh signifikan antara dua sampel terhadap aktivitas antibakteri zona bening untuk bakteri Escherichia coli ATCC 35218 adalah N0- N3 dan N3-N4. Adapun terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25923 sampel yang memberikan pengaruh signifikan antara dua sampel adalah N0-N1, N0-N1, N0-N3 dan N1-N4. Tabel 11. Interpretasi Hasil Uji t-Independent Sampel terhadap Bakteri Escherichia coli ATCC 35218 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923 Sampel Uji t-Independent Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus N0 Tidak Ada Perbedaan N1 Tidak Ada Perbedaan N2 Tidak Ada Perbedaan N3 Tidak Ada Perbedaan N4 Tidak Ada Perbedaan Berdasarkan hasil uji t-Independent sampel kain Nylon 6,6 terhadap bakteri Escherichia coli ATCC 35218 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923 dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan aktivitas antibakteri setiap sampel terhadap dua bakteri yang berbeda, artinya kemampuan setiap sampel dalam menghambat bakteri Escherichia coli ATCC 35218 dan Staphylococcus aureus ATCC 25923 sama. 58

B. Pembahasan

1. Hasil Sintesis dan Karakterisasi Nanopartikel Perak

Nanopartikel perak pada penelitian ini diperoleh dari proses reduksi menggunakan prinsip green chemistry dengan ekstrak tanaman. Ekstrak daun ketapang Terminalia catappa merupakan tanaman yang digunakan sebagai agen pereduksi untuk mereduksi larutan perak nitrat AgNO 3 . Kandungan senyawa kimia yang terkandung di dalam daun ketapang Terminalia catappa yang berperan dalam proses reduksi Ag + menjadi Ag . Senyawa tanin merupakan senyawa yang diperkirakan memegang peran penting sebagai agen pereduksi tersebut Zakir et al., 2014. Mekanisme reaksi yang terjadi diperkirakan seperti Gambar 19. Gambar 19. Struktur Molekul aTanin, b Struktur Sederhana dari Tanin, c Mekanisme Reaksi Kemungkinan Pembentukan AgNP Zakir et al., 2014 59 Pembentukan koloid nanopartikel perak pada penelitian ini juga ditambahkan larutan polivinilalkohol PVA. Larutan PVA digunakan sebagai penstabil ukuran nanopartikel perak yang terbentuk. Menurut Haryono et al. 2008 nanopartikel yang terbentuk dari suatu sintesis nanopartikel seringkali mengalami agregasi membentuk ukuran yang besar sehingga larutan penstabil diperlukan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Warna larutan ekstrak daun ketapang Terminalia catappa yang telah dicampur larutan AgNO 3 awalnya tidak berwarna setelah didiamkan selama tiga hari larutan berubah manjadi berwarna coklat kehitaman, ditunjukkan pada Gambar 11d. Perubahan warna ini menjadi indikasi bahwa telah terjadi proses reduksi Ag + menjadi Ag oleh ekstrak daun ketapang Terminalia catappa dan nanopartikel perak telah terbentuk. Namun, hal ini tidak dapat dijadikan indikasi utama bahwa nanopartikel perak telah terbentuk. Analisis menggunakan spektrofotometer UV- Vis merupakan salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk mengetahui keberhasilan dari sintesis nanopartikel perak yang dilakukan. Uji spektrofotometer UV-Vis pada penelitian ini dilakukan pada rentang panjang gelombang 200-600 nm. Berdasarkan Gambar 12 larutan perak nitrat muncul pada panjang gelombang 218,50 nm dengan absorbansi 2,712 sedangkan koloid nanopartikel perak muncul dengan nilai absorbansi 1,456 pada panjang gelombang 448,50 nm, munculnya puncak pada panjang gelombang 448,50 nm menandakan bahwa nanopartikel perak telah terbentuk. Hal ini dikarenakan puncak tersebut muncul pada panjang gelombang khas dari nanopartikel perak, menurut